Nelayan Gunungkidul Mulai Tangkapi Benur Lagi, Ini Alasannya

Nelayan Gunungkidul Mulai Tangkapi Benur Lagi, Ini Alasannya

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Jumat, 19 Mei 2023 13:26 WIB
Benur
Nelayan Gunungkidul mulai menangkap benur lagi. Foto: Benur/Dok BKPIM
Gunungkidul -

Sebagian nelayan di Kabupaten Gunungkidul saat ini mulai beralih mencari lobster kecil atau benur. Hal itu menyusul banyaknya nelayan dari luar Gunungkidul yang masuk dan menangkapi benur.

"Sejak awal bulan puasa kira-kira 40 persen nelayan di Gunungkidul mulai ikut menangkap benur," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Gunungkidul Rujimanto saat dihubungi wartawan, Jumat (19/5/2023).

Semua itu, kata Rujimanto, menyusul banyaknya nelayan luar Gunungkidul yang masuk dan mencari benur di perairan selatan Gunungkidul. Menurutnya, nelayan-nelayan dari luar Gunungkidul tidak mengindahkan peringatan nelayan Gunungkidul soal kesepakatan untuk tidak menangkap benur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita emosi karena setiap malam benur-benur itu dicuri nelayan dari luar. Ya sudah akhirnya kita sepakat mencabut kesepakatan daripada kita tidak dapat apa-apa," ucapnya.

Rujimanto mengungkapkan, kesepakatan itu adalah seluruh nelayan Gunungkidul untuk tidak menangkap benur. Kesepakatan itu tercetus sejak tahun 2022.

ADVERTISEMENT

"Dan sebenarnya nelayan Gunungkidul sudah lama nelayan tidak menangkap benur, terus ditegaskan dengan kesepakatan tahun 2022 itu. Tapi karena itu tadi (banyak nelayan luar masuk perairan Gunungkidul mencuri benur) terus kita sepakati lagi untuk boleh menangkap benur," ujarnya.

Meski telah mendapat lampu hijau, Rujimanto menegaskan, penangkapan benur di Gunungkidul tergolong ramah lingkungan. Pasalnya para nelayan menggunakan cara tradisional yakni menggunakan penerangan dari atas kapal dan menempatkan karung goni di bawah air, sehingga benur akan menempel dan mudah ditangkap.

"Sehingga tidak terlalu banyak yang didapatkan para nelayan," katanya.

Selain itu, Rujimanto menilai penangkapan benur sangat membantu perekonomian nelayan Gunungkidul. Mengingatnelayan mengalami paceklik ikan sejak Januari hingga Mei .

"Tahun ini terbilang sulit untuk hasil tangkapan, kadang sehari dapat dan besoknya tidak. Jadi dengan bisa menangkap benur secara tidak langsung membantu perekonomian nelayan, apalagi seekor benur sekarang harganya Rp 10 ribu," katanya.

Mengenai berapa hasil tangkapan benur para nelayan Gunungkidul dalam sehari, Rujimanto mengaku tidak menentu. Meski demikian nelayan mensyukurinya karena bisa mendapatkan pemasukan di tengah paceklik ikan.

"Sekali melaut tidak pasti, tergantung rezekinya. Biasanya kalau rata-rata 50 sampai 100 ekor dapat lah. Tapi pernah ada dapat 1.000 (ekor benur) lho. Terus yang sama sekali tidak dapat juga ada. Jadi itu tadi kembali lagi tergantung rezeki masing-masing yang penting disyukuri," ucapnya.




(apl/dil)


Hide Ads