Tingalan Jumenengan Dalem HB X, Pakaian-Kuku Sultan Dilarung di Parangkusumo

Tingalan Jumenengan Dalem HB X, Pakaian-Kuku Sultan Dilarung di Parangkusumo

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Selasa, 21 Feb 2023 13:20 WIB
Labuhan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Selasa (21/2/2023).
Labuhan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Selasa (21/2/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Keraton Jogja melaksanakan Labuhan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Prosesi labuhan peringatan 35 tahun bertakhtanya Sultan HB X digelar Pantai Parangkusumo, Bantul, DIY.

Pantauan detikJateng, tampak para abdi dalem memanggul uba rampe menuju Cepuri Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Bantul. Sesampainya di Cepuri mereka berdoa kepada Tuhan.

Selesai dari Cepuri, para abdi dalem kembali membawa uba rampe dengan cara dipanggul ke pinggir Pantai Parangkusumo. Selanjutnya, mulailah prosesi doa dan melabuh atau melarung uba rampe tersebut ke laut selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Panitia Mangayubagyo Hajad Dalem sekaligus Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta yang bertugas di Parangkusumo, Mas Beko Surakso Trirejo menjelaskan labuhan ini merupakan pengetan tingalan jumenengan dalem peringatan Sri Sultan HB X bertakhta. Sesuai dengan tradisi diadakan hajad dalem labuhan, di mana berbagai uba rampe seperti pangajeng dan pendherek bakal dilarung.

"Pangajeng terdiri dari beberapa pakaian yang terdiri dari 12 jenis. Kemudian untuk pendherek yakni beberapa ageman yang pernah dipakai Ngarsa Dalem beserta ada rambut, kuku, dan sebagainya. Itu dilaksanakan setiap tanggal 30 Rajab setiap tahunnya," kata Mas Beko kepada wartawan di Parangkusumo, Selasa (21/2/2023).

ADVERTISEMENT

Labuhan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Selasa (21/2/2023).Labuhan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Selasa (21/2/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Terkait rangkaian prosesi, pria bernama asli Tri Waldiyono ini mengatakan acara dimulai pukul 08.00 WIB dari Bangsal Sri Manganti Keraton Jogja menuju Kantor Kapanewon Kretek. Sesampainya di Kapanewon Kretek dilakukan serah terima dari utusan Ngarsa Dalem kepada Pemkab Bantul.

Labuhan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Selasa (21/2/2023).Labuhan Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X di Pantai Parangkusumo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Selasa (21/2/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

"Setelah itu, nanti dibawa ke Pantai Parangkusumo oleh para abdi dalem Keraton, selanjutnya di Parangkusumo dilakukan persiapan uba rampe tadi yang dibawa dari Kapanewon Kretek. Kemudian kita masuk ke Cepuri Parangkusumo melakukan doa dan dibawa ke Pantai Parangkusumo untuk dilabuh," jelasnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Menurutnya, labuhan tersebut sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan agar Sultan panjang umur. Selain itu, agar semua masyarakat Jogja diberi kemakmuran.

"Memohon kepada Tuhan Yang Mahakuasa, semoga dengan adanya upacara adat hajad labuhan jumenengan dalem ini semoga Kanjeng Sinuhun diberikan panjang yuswo (umur) dengan penuh keberkahan, diberikan kesehatan," ucapnya.

"Dan juga baik Keraton maupun abdi dalem juga diberikan kemakmuran dan juga sedaya kerabat dalem, juga masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat semoga tetap ayem, toto, titi, tentrem kerta raharja (keadaan yang tentram)," lanjut Tri.

Tri menambahkan, labuhan Keraton Jogja tahun ini tidak ada pembatasan seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal itu karena saat ini pandemi COVID-19 mulai melandai.

"Semenjak Keraton berdiri sampai sekarang belum pernah berhenti, perbedaannya hanya kemarin pandemi dilakukan secara terbatas, dalam artian tidak mengundang berbagai pihak dan hanya para abdi dalem. Tahun ini yang tanpa batasan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Nugroho Eko Setyanto mengatakan antusiasme masyarakat dalam menyambut ritual Labuhan Jumenengan ke-35 HB X ini sangat luar biasa. Menurutnya hal ini menunjukkan bahwa orang Jogja memiliki keinginan kuat untuk melestarikan kebudayaannya.

"Harapan kita dengan labuhan ini akan senantiasa mengingatkan kita semua tentang jati diri kita sebagai orang Jogja yang harus selalu melestarikan kebudayaan yang ada di tanah air khususnya di Yogyakarta," ujar Nugroho.



Hide Ads