Nggak Sembarangan! Begini Tata Cara Penyajian Dhahar Sultan Jogja

Nggak Sembarangan! Begini Tata Cara Penyajian Dhahar Sultan Jogja

Anggah - detikJateng
Rabu, 01 Feb 2023 06:45 WIB
Pawon Ageng Keraton Jogja ini menyajikan menu Dhahar Dalem atau sajian khusus untuk Sultan dan keluarga. Lokasinya berada di barat Pelataran Kemagangan. Foto diambil Jumat (20/1/2023).
Konco Abang bersiap membawa Ladosan Dhahar Dalem ke dalam jodhang (Foto: Anggah/detikJateng)
Yogyakarta -

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Jogja masih melestarikan tradisi. Penyajian Dhahar Dalem atau makanan Sultan pun tak boleh sembarangan, ada aturan khususnya. Seperti apa?

Untuk diketahui, makanan untuk Sultan khusus dibuat di Pawon Ageng. Pawon ini berada di Kompleks Ndalem Prabeya. Semua makanan yang disajikan untuk Sultan yang disebut Ladosan Dhahar Dalem dimasak oleh dua juru masak dari Pawon Ageng.

Setelah semua masakan untuk Ladosan Dhahar Dalem matang, juru masak akan menyajikannya ke dalam piring saji. Nantinya makanan yang sudah tersaji di piring akan diambil oleh Konco Abang untuk dimasukkan ke dalam jodhang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jodhang ini berupa peti kayu yang bercat warna putih dan hijau serta tertera lambang Keraton Jogja. Kotak ini digunakan untuk membawa makanan yang akan disajikan untuk Raja Keraton Jogja.

Pawon Ageng Keraton Jogja ini menyajikan menu Dhahar Dalem atau sajian khusus untuk Sultan dan keluarga. Lokasinya berada di barat Pelataran Kemagangan. Foto diambil Jumat (20/1/2023).Ladosan Dhahar Dalem di dalam jodhang. Siap diantar ke Keraton Kilen. Foto diambil Jumat (20/1/2023). Foto: Anggah/detikJateng

Ada tiga Konco Abang yang bertugas, dua di antaranya mengangkat jodhang. Sedangkan seorang lagi bertugas memayungi Dhahar Dalem dengan songsong (payung) yang berwarna kuning keemasan.

ADVERTISEMENT

Menyajikan makanan ini pun tak bisa sembarangan. Ada Abdi Dalem khusus atau Konco Keparak yang menyajikan makanan untuk Sultan Jogja.

Ladosan Dhahar Dalem ini pun rutin disajikan setiap pukul 11.00 WIB. Setiap harinya pada jam yang sama, Ladosan Dhahar Dalem ini sudah siap diantar untuk Sultan.

Mengutip dari kratonjogja.id, penggunaan jodhang bertujuan agar Dhahar Dalem atau makanan Sultan terlindung dari debu maupun hal-hal lain yang tidak diinginkan. Penggunaan payung atau songsong pun juga memiliki makna khusus.

Songsong yang digunakan memayungi jodhang selalu berwarna kuning keemasan yang melambangkan kekuasaan. Selain sebagai tanda kehormatan, songsong kuning ini juga menjadi tanda agar siapa saja yang berpapasan segera memberi jalan kepada para pembawa Dhahar Dalem.

Carik Keparak Nyi KRT Hamong Sastra Indraswari menyebut proses memasak di Pawon Ageng dimulai sejak pagi hari. Kemudian proses memasak biasa dimulai pukul 09.00 WIB.

"Pawon Ageng khusus untuk masakan hari-hari, pawon masak pada pukul 09.00 WIB nanti sekitar jam 11.00 WIB terus nanti sekitar 11.30 WIB mulai dijemput oleh Konco Kakung untuk dimasukkan ke jodhang dan diangkat hingga diantarkan ke keraton kilen rumah tinggal Ngarso Dalem," ujar Indraswari diwawancara di Pawon Ageng, Jogja, Jumat (20/1/2023).




(ams/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads