Di bagian ruang main generator terlihat banyak generator besar hingga suku cadang bearing yang banyak. Ukuran bearing tersebut cukup besar sekitar 40 cm. Selain itu terdapat juga area tes trek di bagian depan Balai Yasa sepanjang 700 meter.
"Ini los produksi rangka atas dan timur rangka bawah. Jadi lokomotif ada rangka bawahnya itu roda sama bodinya. Ketika nanti akan perawatan antara roda dan bodi dipisahkan, dilepas, nanti diposisikan di-jagrak. Jadi bodinya ditaruh atas, nanti bagian roda kita kirimkan ke rangka bawah. Nanti rangka atas mulai dari engine, main generator, kompresor dan lainnya itu tupoksi dari rangka atas untuk melepas itu semua untuk dikirimkan ke masing-masing golongan lain," urai Farih saat menjelaskan sistem kerja di ruang perawatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bagian tersebut terlihat satu lokomotif yang sedang menunggu kedatangan suku cadang untuk perbaikan bagian generatornya. Farih lalu menunjukkan sistem monitoring digital. Di sana terlihat jelas berbagai progres pengerjaan tiap lokomotif.
Menurut Farih sistem itu adalah transformasi baru. Pekerjaan yang semula dikerjakan 28 hari kini cukup 15 hari saja.
"Di sini ada p24 lokomatif ada p48 dan p72 jadi 24 sendiri rata-ratanya setelah ada transformasi digital tadi bisa melakukan P 24 selama 15 hari. P 24 itu perawatan dua tahunan jadi tiga bulan kemarin dari fasilitas pendukung, SDM dan alat semula 28 hari bisa sekarang menjadi 15 hari," kata Farih.
Farih mengatakan aktivitas perawatan rutin yang terjadwal dalam waktu dekat yaitu pada 8 Januari 2023.
"Season kita perawatan setelah posko, posko sampai 8 Januari. Setelah itu satu per satu mungkin loko dimasukkan ke Balai Yasa, mungkin minggu kedua setelah Nataru" ujar Farih.
![]() |
Farih menjelaskan setiap kereta yang sudah selesai diservis akan menjalani tes trek. Tes ini dilakukan untuk menilai kelaikan kereta sebelum kembali melaju.
"Kita lakukan di depan tes trek sepanjang 700 meter timur ke barat setelah quality control, sebelum dinyatakan siap operasi kembali kita lakukan tes dinamis di depan. Setelah oke kita tes lagi di lintas, kita ikutkan seperti Bengawan jadi untuk dinamis yang lebih panjang," ujar Farih.
(ams/dil)