Stok bahan bakar minyak (BBM) di kepulauan Karimunjawa masuk dead stock atau sudah tidak bisa dijual untuk kebutuhan sehari-hari. Guna mencukupi kebutuhan BBM di Karimunjawa, dikerahkan kapal perang KRI Makassar-590. Kapal itu mengangkut 20 mobil tanki BBM.
KRI Makassar-590 merapat di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sejak Selasa (3/1) malam. Kapal tersebut akan memuat angkutan siang ini dan berangkat ke Karimunjawa pada Kamis (5/1) pagi.
Area Manager Comm, Rel dan CSR Patraniaga Jawa Bagian Tengah Brasto Galih Nugroho mengatakan stok Biosolar dan Pertalite di Karimunjawa tinggal sekitar 800 liter. Stok itu sudah tidak bisa lagi dijual ke konsumen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada SPBU di Karimunjawa. Stok Biosolar dan Pertalite menipis. Ada tapi tidak bisa lagi dijual, dead stock, 800-900 liter. Dexlite masih sisa sedikit. Data terakhir 400 liter," kata Brasto di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (4/1/2023).
Maka itu Pertamina berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo lalu menghubungi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali dan kemudian dibantu dengan KRI Makassar-590.
"Ini kita kirim pakai 20 mobil tangki masing-masing kapasitas 5 KL. Total 100 KL akan kita kirimkan dengan rincian 65 KL Biosolar, 30 KL Pertalite, dan 5 KL Dexlite," ujar Brasto.
Ia menjelaskan stok BBM itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan di Karimunjawa selama dua pekan. Jika gelombang laut sudah membaik, pengiriman stok BBM akan bisa dilakukan rutin seperti biasanya.
"Pengiriman rata-rata dari Semarang ke Karimunjawa bisa untuk 10 hari hingga dua minggu, itu 90 KL. Pertalite biasanya ketahanan konsumsi harian 1.900 L, Biosolar normalnya 3.700 liter, Dexlite 73 liter. jadi yang ini berkisar 10 hari sampai dua minggu," terang Brasto.
Ganjar juga sempat meninjau KRI Makassar di Pelabuhan Tanjung Emas, didampingi Komandan KRI Makassar-590 Mayor Laut (P) Hadi Subandi. Ganjar menyebut bantuan yang akan dikirim berasal dari banyak sektor. Mulai dari Pertamina, PLN, BPBD, dan Pemprov Jateng.
"Dari PLN mengirimkan 5 unit Genset Statis dan 2 unit Genset Crane. Lalu ada beras 7 ton dari Pemprov serta paket sembako sebanyak 400 dari BPBD," kata Ganjar.
Ganjar menjelaskan bantuan kapal perang tersebut sangat membantu pengiriman pasokan di daerah terpencil yang terkendala cuaca dan gelombang tinggi. Sebab, armada Pertamina tidak bisa berlayar karena gelombang tinggi. Dengan bantuan kapal perang, pasokan bantuan bisa segera dikirim.
"Angkatan Laut kemarin menyampaikan ada KRI yang bisa membantu dan bisa loading dengan cara yang tidak biasa. Jadi ini bagian dari cara kita menyelesaikan di remote area dengan kondisi cuaca yang seperti ini," ujar Ganjar.
(dil/aku)