Indahnya Bamboo Dome KTT G20 Bali, Ada Peran Pakar Bambu UGM Juga Lho!

Indahnya Bamboo Dome KTT G20 Bali, Ada Peran Pakar Bambu UGM Juga Lho!

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 17 Nov 2022 13:56 WIB
Bamboo Dome
Bamboo Dome KTT G20 Bali. Foto: dok. Kominfo
Solo -

Bamboo Dome di Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali menjadi perbincangan di tengah acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Presidensi G20 Indonesia. Bangunan indah di tepi pantai itu merupakan karya kolaborasi, salah satunya pakar bambu dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ashar Saputra.

Dalam keterangan tertulis dari Humas UGM, Kamis (17/11/2022), disebutkan Bamboo Dome itu sebagai lokasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menikmati santap siang makanan khas Indonesia bersama para pemimpin dan delegasi G20.

Bamboo Dome itu merupakan mahakarya kolaborasi Elwin Mok (visual creative consultant KTT G20), Rubi Roesli (desainer Bamboo Dome), dan Ashar Saputra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ashar mengatakan, kolaborasi itu berawal dari kontak teman penggiat bambu dari Bali yang menawarkan kerja sama dengan panitia nasional G20. Tawarannya ialah membuat lokasi jamuan makan para pemimpin dan delegasi G20.

"Para pegiat, perajin bambu disediakan tiga minggu untuk menyelesaikan Bamboo Dome. Ini menuntut kerja sama yang intens antara arsitek, perajin bambu, dan saya untuk memastikan keamanannya," kata Ashar Saputra.

ADVERTISEMENT

Dosen Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM itu mengatakan, ide pembuatan bangunan dengan bahan utama bambu itu mencari sesuatu yang unik. Bambu dipilih karena mudah dibentuk melengkung karena sifatnya yang lentur dan elastis. Bambu juga dikenal kuat atau tahan terhadap guncangan gempa.

"Idenya dari para desainer itu adalah di mana di saat dunia itu senang memilih yang artifisial, justru Bali masih memiliki yang original. Bambu jadi pilihan karena sudah menjadi keseharian masyarakat Bali," terangnya.

Ashar menjelaskan, Bamboo Dome dibangun menggunakan bambu apus. Sementara penyangganya memakai bambu petung dari Tabanan yang dibawa ke Gianyar untuk digarap oleh perajin.

Pengerjaan Bamboo Dome dimulai dari menentukan pondasi, menyusun lengkung-lengkung utama, sampai keseluruhan dapat diuji karena strukturnya lengkung. Pembuatan bangunan ini memiliki tantangan tersendiri yaitu dalam membentuk lengkungan yang estetik, namun segi keamanan tetap bisa tercapai.

Berbeda dengan bangunan yang dibuat dari beton atau baja, membangun bambu memiliki ketidaktentuannya yang cukup tinggi, baik dari dimensi, kematangan, maupun kinerja sambungannya.

Ashar mengungkapkan ada satu momen yang ia sebut sebagai Moment of Truth dalam proses pengerjaan Bamboo Dome. Sehari sebelum Presiden Joko Widodo melakukan cek lokasi, saat itu di Nusa Dua terjadi hujan lebat dan angin kencang selama dua jam.

Kisah Ashar selanjutnya di halaman berikutnya...

"Di titik ini saya menjadi yakin dengan keamanan struktur bangunan Bamboo Dome yang hampir 100% pengerjaannya, ketika saya tidak dapat menguji secara langsung tetapi bangunan langsung diuji oleh alam," kenangnya.

Ashar pun mengapresiasi dan berterima kasih kepada para perajin bambu yang yang telah membantu dalam pengerjaan Bamboo Dome.

"Sangat luar biasa, betapa para perajin bambu dari Desa Gianyar ini sangat serius, sungguh-sungguh, berkomitmen. Saya merasa bersyukur, beruntung, dan bangga dapat menjadi bagian dari kerja besar ini dan berharap dapat menyampaikan kepada masyarakat global bahwa di saat dunia cenderung memilih hal-hal yang artifisial tetapi kita masih punya yang masih orisinal," urainya.

Melalui momen ini ia berharap, bambu dapat dimanfaatkan dan diperkenalkan lebih baik kepada masyarakat. Ia juga berharap di masa depan UGM bisa membuat bangunan yang bagus, lekat dengan Indonesia, dan dapat menjadi nilai tambah bagi masyarakat.

Ashar dikenal sebagai peneliti yang giat mengkaji bambu. Awal keseriusannya meneliti bambu terjadi pada 2008. Kala itu ia bekerja sama dalam pembangunan sekolah alam internasional yang seluruh bangunannya menggunakan bambu di Bali. Dari awal kerja sama tersebut ia kenal dengan para penggiat bambu.

Sampai saat ini Ashar telah bekerja sama dengan penggiat bambu untuk membuat bangunan bambu, tak hanya di Indonesia, namun juga di beberapa negara seperti Belgia, Cina, dan India.

(dil/ams)


Hide Ads