Rapat darurat para pemimpin G7 plus di Bali berimbas pada mundurnya agenda delegasi Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 ke Taman Hutan Raya Bali (Tahura). Jubir Kemenlu (Kemlu) Teuku Faizasyah menyebut hal ini bagian dari dinamika dalam konferensi internasional.
"Sejauh pengaturan program ada beberapa penyesuaian waktu saja, kita mengikuti memang ada emergency meeting yang dilakukan oleh pihak G7 plus karena itu bagian dinamika yang terjadi pada saat satu konferensi internasional," kata Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemlu) , Teuku Faizasyah, kepada wartawan di Media Center KTT G20, Bali, demikian dilansir detikNews, Rabu (16/11/2022).
Untuk diketahui, Joe Biden menggelar rapat darurat di Bali usai rudal Rusia jatuh di Polandia yang merupakan sekutu AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faizasyah mengatakan Indonesia tetap menjalankan ketentuan sebagai presidensi G20 Bali. Dia mengatakan rapat darurat para pemimpin G7 plus itu bagian dari dinamika internasional.
"Kita tetap menjalankan ketentuan kita untuk kurun waktu hari ini ya," ujarnya.
Informasi mengenai mundurnya agenda delegasi G20 ke Bali sebelumnya disampaikan Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin. Sambil menunggu kedatangan para delegasi, Jokowi mengajak para official media untuk berkeliling meninjau Tahura.
"Ini menunggu delegasi negara, waktunya mundur 1 sampai 1,5 jam. Jadi media official setiap negara ini diajak menunggu di ruang holding," Bey kepada wartawan.
"Jadi sebetulnya bukan mengundang media asing, tapi mereka media official yang mengambil foto delegasi setiap negara," sambung Bey.
Bey mengatakan official media diajak untuk berkeliling sebab agenda kunjungan para delegasi G20 mundur sekitar 1 jam. Hal itu, kata Bey, merupakan permintaan langsung Jokowi.
"Karena masih ada waktu 1 sampai 1,5 jam, Presiden ngobrol dan terakhir Presiden sendiri yang minta. 'Kita ajak jalan-jalan aja, kasihan nunggu masih lama'," kata Bey.
(sip/sip)