Polemik UMK Jogja

Curhatan Pekerja di DIY soal UMK Saat Ini: Susah-Tak Bisa Nabung

Jalu Rahman Dewantara, Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 31 Okt 2022 12:40 WIB
Tugu Pal Putih Jogja (Foto: Agus Septiawan)
Jogja -

Serikat buruh di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menuntut upah minimum kabupaten/kota (UMK) DIY 2023 naik menjadi hingga Rp 4 juta. UMK di DIY saat ini berkisar Rp 1,9 juta-Rp 2,1 juta per bulan. Bagaimana tanggapan pekerja soal UMK di DIY saat ini?

Chris (29), salah satu pekerja swasta di Kota Jogja, mengaku UMK di Jogja saat ini terbilang mepet untuk biaya hidup.

"Ya cukup dan tidak cukup, di Kota Jogja sekarang UMK Rp 2 jutaan ya," kata Chris saat dimintai tanggapannya soal UMK di DIY, Senin (31/10/2022).

Menurutnya, gaji yang dia peroleh relatif cukup untuk makan sebulan. Namun terasa kurang ketika untuk menunjang kerja, di antaranya biaya transportasi. Apalagi dampak harga BBM naik.

"Kalau untuk biaya lain misalnya transportasi, pulsa, ya perlu juga misalnya butuh pakaian baru untuk kerja karena tidak ada seragam harian sepekan. Ya kalau dihitung-hitung pas dan tidak bisa ditabung," tuturnya.

"Harga BBM naik juga berdampak harga lainnya. Susah juga kondisi saat ini," lanjutnya.

Ia pun mendukung jika ada kenaikan UMK di DIY tahun 2023. Harapannya dengan kenaikan upah ia bisa menyisihkan uang untuk ditabung.

"Pasti pengin punya rumah misalnya, ya sedikit-sedikit bisa menabung kalau upah naik," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang pekerja di Kabupaten Kulon Progo, Aji (25), merasa bahwa UMK Kulon Progo sebesar Rp 1,9 juta masih jauh dari kata layak. Minimnya UMK ini juga menyebabkannya sulit untuk menabung.

"Sebagian besar uang itu habis untuk keperluan makan dan transportasi, paling tidak Rp 700 ribu per bulan. Sisanya buat bayar kuliah dan angsuran. Belum nanti kalau dapat undangan nikah. Jadi kadang saya nggak bisa nabung," ujar tenaga honorer di Pemkab Kulon Progo tersebut.

"Padahal saya masih bujang. Gimana nanti kalau udah nikah, berkeluarga. Kayaknya susah dengan UMK segitu," imbuhnya.

Menurutnya UMK ideal bagi pekerja Kulon Progo adalah sekitar Rp 3 juta. Dengan nominal tersebut, setidaknya pekerja bisa menyisihkan uang untuk tabungan.

"Cocoknya ya kisaran Rp 2,5 sampai Rp 3 juta atau rata-rata Rp 2,7 juta. Itu sudah lumayan sih," ucapnya.

Terpisah, Agus (41), salah satu pekerja bengkel di Gunungkidul, mengaku besaran UMK saat ini terbilang kurang layak. Terlebih dirinya yang menerima upah dengan sistem per pekan.

"Seminggu gaji habis buat makan, sebisa mungkin disisihkan buat biaya sekolah anak. Belum lagi kebutuhan rumah tangga," kata Agus.

Kondisi itu membuatnya tidak bisa menabung. "Jadi ya tidak bisa menabung," imbuhnya.

Meski demikian, dia bersyukur masih memiliki sumber pendapatan. Akan tetapi, dia berharap tetap ada perhatian dari pemerintah dengan menaikkan besaran UMK.

"Ya harapannya upah dinaikkan, yang penting adil untuk semua, untuk pengusaha, pekerja," ujarnya.

Halaman selanjutnya, tuntutan kenaikan UMK DIY...




(rih/aku)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork