Fadli Zon Resmikan Panggung Sanggabuwono Keraton Solo, PB XIV Purbaya Absen

Fadli Zon Resmikan Panggung Sanggabuwono Keraton Solo, PB XIV Purbaya Absen

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 16 Des 2025 20:15 WIB
Fadli Zon Resmikan Panggung Sanggabuwono Keraton Solo, PB XIV Purbaya Absen
Momen Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon meresmikan Panggung Sanggabuwono dan Museum Keraton Solo, Selasa (16/12/2025). Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Solo -

Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, meresmikan Panggung Sanggabuwono dan Museum Keraton Solo pascarevitalisasi. Peresmian dilakukan di Bangsal Semorokoto, Keraton Solo.

Pantauan detikJateng, Fadli Zon tiba di Keraton Solo sekira pukul 18.10 WIB. Fadli Zon didampingi Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan, Wali Kota Solo Respati Ardi.

Dari pihak Keraton Solo hadir Mahementeri KGPA Tedjowulan, Paku Buwono XIV Mangkubumi, GRay Kloes Moertiyah Wandansari, serta Tim Lima revitalisasi Sanggabuwono dan Museum Keraton Solo. Sedangkan Paku Buwono XIV Purbaya tidak hadir dalam peresmian Sanggabuwono maupun Museum Keraton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan itu, Fadli Zon menyapa satu per satu tamu undangan yang hadir. Fadli Zon juga menyebut Paku Buwono XIV sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi. Peresmian ini, kata Fadli Zon, bukan hanya meresmikan bangunan fisik.

ADVERTISEMENT

"Kita berkumpul di hari ini di jantung Kota Surakarta, di tengah pusaran sejarah dan keagungan budaya yang tak lekang oleh waktu, dalam rangka untuk meresmikan sebuah bangunan fisik tapi ini mempunyai satu perjalanan sejarah yang sangat panjang. Ingatan kolektif bangsa melalui Panggung Songgobuwono ini," katanya dalam sambutan di Keraton Solo, Selasa (16/12/2025).

Fadli Zon menyebut bahwa Panggung Sangabuwono yang dibangun era Paku Buwono III medio 1780-an silam pernah menjadi menara tertinggi di Jawa Tengah. Ia menyebut, Panggung Sanggabuwono menjadi cagar budaya sejak 2017.

"Kalau tidak salah, Panggung Sanggabuwono ini adalah panggung atau menara atau bangunan yang pernah menjadi tertinggi di Pulau Jawa dan ini adalah bangunan, termasuk kompleks Keraton Surakarta adalah bagian dari warisan budaya bangsa, sudah masuk dalam cagar budaya nasional sejak tahun 2017," ungkapnya.

Momen Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon meresmikan Panggung Sanggabuwono dan Museum Keraton Solo, Selasa (16/12/2025).Momen Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon meresmikan Panggung Sanggabuwono dan Museum Keraton Solo, Selasa (16/12/2025). Foto: Tara Wahyu/detikJateng

Selain Sanggabuwono, ia juga meresmikan revitalisasi tata pamer Museum Keraton Solo. Fadli Zon mengatakan tata pamer keraton ini merekonstruksi, dan juga membuat display artefak hingga benda-benda budaya.

"Kita melakukan revitalisasi untuk tata pamer Museum Keraton dan tata pamer Museum Keraton ini dikerjakan. Jadi, tata pamer keraton ini merekonstruksi dan juga me membuat display dari benda-benda budaya, artefak, dan koleksi yang berada di dalam Museum Keraton Bisa memenuhi standar," bebernya.

"Jadi kita berharap dengan adanya tata pamer baru ini, masyarakat yang hadir datang untuk melihat museum di keraton itu bisa mendapatkan informasi yang cukup. Tentang narasi dan ditampilkan secara tentu dengan standar museum. Dari sisi lighting, dari sisi temperatur, dari sisi pewarnaan dan semuanya dilakukan termasuk di dalam rehabilitasi Panggung Songgobuwono ini dengan standar pemugaran, tata pamer," sambungnya.

Di kesempatan yang sama, Mahamenteri KGPA Tedjowulan menyebut sebelum revitalisasi di awal tahun ini sesuai dengan arahan Menteri Kebudayaan agar pihak keraton menyusun tim internal untuk lancarnya proses revitalisasi.

"Saat itu kami sampaikan bahwa kami membentuk tim kecil bernama Tim Lima, di antaranya berisi KGPA Tedjowulan, (mendiang) Sri Susuhunan Paku Buwono XIII, dan GRAy Wandansari Koes Moertiyah," ujarnya.

Tedjowulan menyebut masih banyak tempat di dalam keraton yang masih perlu penanganan khusus, seperti Ndalem Ageng, Keraton Kilen, Bandengan, dan Keputren.

"Kami mengharapkan bapak menteri berkenan meninjau lokasi. Masih banyak tempat yang perlu penanganan khusus, seperti Ndalem Ageng, Keraton Kilen, Bandengan, Keputren," pungkasnya.




(apu/dil)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads