Potensi Gelombang Tinggi Pantai Selatan, Nelayan Gunungkidul Parkir Kapal

Potensi Gelombang Tinggi Pantai Selatan, Nelayan Gunungkidul Parkir Kapal

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Selasa, 26 Jul 2022 11:14 WIB
Ilustrasi. Nelayan di Pantai Baron, Gunungkidul, sedang memperbaiki peralatan melaut.
Ilustrasi. Nelayan di Pantai Baron, Gunungkidul, sedang memperbaiki peralatan melaut. Foto diambil beberapa waktu lalu. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom)
Gunungkidul -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan tanggal 26-27 Juli 2022 akan terjadi peningkatan gelombang air laut di pantai selatan Jawa. Nelayan di Pantai Baron, Kabupaten Gunungkidul, DIY, terpaksa memarkirkan kapalnya ke tempat yang lebih aman.

"Puncaknya diprediksi pagi hari ini, tapi sampai saat ini memang sudah ada kenaikan gelombang," kata Koordinator SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul, Marjono, saat dihubungi wartawan, Selasa (26/7/2022).

Sejak Senin (25/7) kemarin pihaknya telah meminta para nelayan untuk mengamankan kapalnya ke tempat yang lebih aman. Selain itu warga di pesisir pantai selatan telah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kapal-kapal nelayan sudah dinaikkan sejak kemarin, Senin (25/7). Untuk warga di pesisir pantai juga sudah diimbau agar waspada terkait peningkatan gelombang hari ini," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul, Sunu Handoko Bayu Sagara, menyebut kondisi di pantai selatan yang mencakup Kapanewon Tepus hingga Kapanewon Girisubo relatif aman. Namun Sunu mengakui sudah ada perubahan tinggi gelombang air laut.

ADVERTISEMENT

"Relatif mandali (aman terkendali) sampai saat ini, belum ada laporan masuk soal kejadian akibat gelombang pasang. Tapi memang ada perubahan gelombang, ya ada peningkatan tapi masih mandali sejauh ini," ucapnya hari ini.

Menurutnya, pada umumnya ada patokan yang bisa dilihat secara kasat mata dalam menentukan gelombang pasang atau tidak di pantai selatan Gunungkidul.

"Untuk gelombang tinggi juga melihat pasang surut air laut. Jadi ketika (gelombang) pasang akan sampai pinggir. Nah, ketika surut ya otomatis tidak seperti kemarin-kemarin hanya tengahnya saja yang tinggi," katanya.

Sunu mengaku hingga saat ini belum ada nelayan yang mengamankan kapal-kapal ke tempat yang lebih aman menyusul adanya peringatan gelombang tinggi dari BMKG.

"Belum ada kapal-kapal nelayan yang dinaikkan (diamankan ke tempat yang lebih aman)," ujarnya.

Sebelumnya, BMKG memberikan peringatan tentang potensi banjir pesisir (rob) di pesisir selatan Jawa, 26-27 Juli 2022. Tinggi gelombang laut bisa mencapai 4 hingga 6 meter. Warga diminta menyiapkan langkah mitigasi.

"Adanya fenomena fase bulan baru dan peningkatan kecepatan angin yang konsisten hingga 46 km/jam di pesisir selatan Jawa mengakibatkan gelombang tinggi mencapai 4,0-6,0 m (meter)," demikian rilis tertulis BMKG yang diterima detikJateng, Selasa (26/7).

BMKG menyebut bahwa berdasar analisis dan prediksi pasang surut serta adanya potensi angin kencang dan gelombang tinggi, kondisi banjir pesisir dapat berlangsung tanggal 26-27 Juli 2022 di pesisir selatan Jawa Barat, Jawa Tegah, dan Jawa Timur.

"Ketinggian banjir pesisir berbeda di tiap wilayah. Namun demikian, kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garap dan perikanan darat," demikian tertulis dalam rilis.




(rih/sip)


Hide Ads