Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini memiliki fasilitas riset dan inovasi produk halal baru di Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Fasilitas riset itu untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi halal dan merealisasikan pencanangan Indonesia sebagai pusat halal dunia pada 2024.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, BRIN telah mengembangkan infrastruktur riset untuk mendukung riset dan inovasi produk halal. BRIN kini menyediakan tiga laboratorium yang dilengkapi instrumen penelitian canggih guna mendukung riset pangan halal di Indonesia.
"Ketiga laboratorium berada di Cibinong, Serpong, serta Playen, Gunungkidul," kata Handoko dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/4/2022). Riset dan inovasi produk halal itu meliputi bidang pangan, kesehatan, bioteknologi, dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu fasilitas riset pangan itu di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) di bawah Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN. Fasilitas tersebut dibangun melalui pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Selain itu, BRIN juga terus memperkuat kapasitas SDM periset di tanah air. Kolaborasi antara periset di BRIN dengan berbagai pemangku kepentingan ekonomi syariah menjadi keniscayaan.
"Kolaborasi ini melibatkan BRIN, BPJKPH, KNEKS, BPOM, perguruan tinggi dalam hal ini Pusat Kajian Sains Halal IPB dan Institute for Halal Industry and System (IHIS) UGM, serta pihak-pihak lainnya," ucapnya.
Kepala PRTPP Satriyo Krido Wahono menjelaskan, fasilitas riset pangan itu bagian dari open platform laboratory yang disediakan BRIN, khususnya terkait riset pangan dan halal. Laboratorium ini dapat dimanfaatkan masyarakat melalui berbagai skema.
"Fasilitas ini memuat instrumen analisis dan beberapa peralatan produksi skala kecil yang dapat berfungsi sebagai fasilitas factory sharing bagi pegiat usaha start up dan UMKM," ujar Satriyo.
Secara rinci, dia menjelaskan, total ada empat gedung yang akan diresmikan, yaitu gedung co-working space, gedung laboratorium terpadu, gedung pengujian in-vivo, dan gedung proses cGMP. Sedangkan laboratoriumnya ada laboratorium biomolekuler dan mikrobiologi pangan.
Gedung proses cGMP itu dilengkapi line cGMP pengemasan, line proses produksi dan pengolahan kakao/kopi, proses penepungan, line proses produksi mi, laboratorium pengembangan produk (kering, fermentasi, daging, minuman), dan laboratorium sensoris.
Sedangkan gedung laboratorium sebagai laboratorium material kemasan, stabilitas pangan, keamanan pangan, kimia pangan, fisika pangan, dan rekayasa pangan. Adapun gedung pengujian in-vivo untuk pengujian produk yang dihasilkan, khususnya pada hewan coba berupa mencit, ayam, dan sapi.
(dil/aku)