Keraton Jogja menolak untuk melepaskan hak kepemilikan atas Sultan Ground (SG) yang terdampak proyek tol di DIY. Keraton menawarkan sistem pinjam pakai untuk tanah SG yang digunakan untuk tol.
Penghageng Tepas Panitikismo atau Kepala Pertanahan Keraton Jogja GKR Mangkubumi menjelaskan, pihaknya telah menyampaikan konsep pinjam pakai itu ke Kementerian Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kami sudah sampaikan itu, kami tidak mau tanah kami hilang," kata Mangkubumi di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Kamis (14/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, sikap Keraton Jogja terhadap tanah kesultanan itu sampai saat ini belum berubah.
"Yang pasti kita nggak mau ada pelepasan (Sultan Ground)," katanya.
![]() |
Meski tak akan melepas SG untuk jalan tol, kata Mangkubumi, Kementerian PUPR masih bisa memanfaatkan SG untuk tol dengan sistem hak pakai tanpa sewa atau tanpa kompensasi sepeser pun.
"Ya pakai saja, yang penting tanah kami tidak hilang. Ya monggo saja kalau mau sistem itu monggo. Kalau nggak kita nggak perlu jalan tol," tegasnya.
Putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X ini menjelaskan, pihaknya sejauh ini belum mendapat angka pasti berapa hektare atau bidang tanah Sultan Ground yang terkena proyek tol Jogja-Bawen maupun Solo-Jogja-Yogyakarta International Airport (YIA).
"Belum tahu seberapa luas, banyak totalnya. Karena masih ada yang tahap pembebasan (lahan)," katanya.
Untuk diketahui, proyek tol di DIY yang sudah memasuki tahap groundbreaking adalah Tol Jogja-Bawen seksi 1.
Groundbreaking dilakukan di Padukuhan Sanggrahan, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Rabu (30/3). Total panjang seksi 1 yang meliputi wilayah Tirtoadi hingga Banyurejo sepanjang 8,25 kilometer itu ditargetkan selesai tahun 2024.
Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Triono Junoasmono mengatakan jalan Tol Jogja-Bawen itu terdapat 6 seksi. Seksi 1 meliputi Ruas Jogjakarta-Banyurejo (8,25 km); Seksi 2 Ruas Banyurejo-Borobudur (15,26 km); Seksi 3 Ruas Borobudur-Magelang (8,08 km); Seksi 4 Ruas Magelang-Temanggung (16,26 km); Seksi 5 Ruas Temanggung-Ambarawa (22,56 km); dan Seksi 6 Ruas Ambarawa-Bawen (5,21 km).
"Jalan Tol Jogja-Bawen rencananya memiliki 4 buah simpang susun, 1 junction, dan akan dibangun menggunakan desain struktur at grade atau di atas tanah dan elevated atau melayang," jelasnya, Rabu (30/3).
"Dengan nilai investasi sebesar Rp 14,62 triliun, dengan masa konsesi 40 tahun yang akan dilaksanakan oleh PT Jasamarga Jogja-Bawen selaku Badan Usaha Jalan Tol," imbuh Triono.
Adapun tahap pembebasan lahan untuk Seksi 1 proyek ini, kata Triono, telah mencapai 92,28 persen. Target selesai konstruksi yakni pada kuarter IV 2023.
(rih/sip)