Arti Klithih di Jogja Menurut Pakar UGM, Dulu Nongkrong Kini Kriminal

Arti Klithih di Jogja Menurut Pakar UGM, Dulu Nongkrong Kini Kriminal

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 06 Apr 2022 15:12 WIB
Suasana pameran The Museum of Lost Space di Galeri Lorong, Jalan Nitiprayan, Pedukuhan Jeblok, Kalurahan Tirtonirmolo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul.
Menguak Perspektif Klithih Lewat Pameran The Museum of Lost Space. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Solo - Klithih kembali memakan korban di Jogja. Seorang pelajar. Daffa Adziin Albasith (18), tewas akibat kejahatan jalanan alias klithih di Gedongkuning, Jogja, Minggu (3/4) dini hari. Belakangan diketahui korban ternyata putra anggota DPRD Kebumen, Madkhan Anis.

Apa sebenarnya arti kata klithih itu?

Dosen Sastra Nusantara Fakultas Ilmu Budaya UGM Sri Ratna Saktimulya mengatakan, klithih merupakan kata dari Bahasa Jawa. Klithih awalnya tidak punya makna negatif. Klithih, menurut Saktimulya, berarti sekadar jalan-jalan untuk sekadar membuang penat.

"Menurut kamus Bahasa Jawa, arti kata 'klithih-klithih atau klithihan' adalah 'tansah mlaku wira-wiri semu nggegoleki' (berjalan mondar-mandir mencari sesuatu tanpa arah)," kata Saktimulya saat dihubungi wartawan, beberapa waktu lalu.

Senada diutarakan dosen Sastra Nusantara FIB UGM lainnya, Djarot Heru Santosa. Menurut Djarot, klithih memiliki arti yang hampir sama dengan penjelasan Saktimulya. Namun, Djarot menyebut klithih itu lebih spesifik dilakukan saat malam hari.

"Biasanya dilakukan waktu malam. Arti kata itu bisa ditemukan dalam Kamus Baoesastra Djawa karya Poerwadarminta tahun 1939," kata Djarot.

Klithih sempat bermakna jalan-jalan malam

Djarot menjelaskan, keluyuran dalam arti klithih pada zaman dulu masih dalam arti positif. Klithih pada zaman dulu hanya sekadar nongkrong, jajan di warung, atau sekadar jalan-jalan menikmati suasana malam.

"Satu keunikan lain, istilah klithih ini populernya dalam bahasa Jawa khususnya ragam Yogyakartan," jelasnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, kata klithih mengalami pergeseran makna. Kini, klithih yang dilakukan oleh remaja, pada umumnya, bukan hanya sekadar jalan-jalan saat malam. Tapi menjurus ke hal-hal kriminal.

"Sebabnya, ketika keluyuran itu dilakukan oleh para remaja yang sedang masa senang-senangnya menarik perhatian orang lain, dilakukan dengan cara-cara negatif, seperti membacok atau mencelakai orang tanpa sebab. Jadi bergeser makna keluyuran (klithih) itu," tutupnya.




(dil/sip)


Hide Ads