Sampah menjadi salah satu persoalan serius di Kota Jogja selama beberapa tahun terakhir. Pakar Universitas Gadjah Mada (UGM) belum melihat adanya strategi mengatasi sampah dari para calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja.
Peneliti pengelolaan sampah terintegrasi dari Fakultas Teknik UGM, Ir. Wiratni mengatakan, banyak aspek yang harus dipahami terkait sampah yang masih jadi permasalahan Kota Jogja.
"Menurut saya yang paling penting dari wali kota itu itu leadership. Rakyat harus tahu apa yang jadi programnya. Wali kota punya peran strategis dalam pengelolaan sampah," ucap Wiratni saat dihubungi detikJogja, Senin (7/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan seperti teknik (teknologi) serta sosioekonominya," jelas dia.
Dari aspek teknologi, Wiratni menjelaskan, cawalkot harus paham soal teknologi yang harus digunakan untuk mengatasi persoalan sampah.
"Aspek teknis itu teknologinya. Itu perlu pertimbangan banyak pihak. Dan didukung pengetahuan dan data yang baik," kata dia.
"Pimpinan daerah perlu diskusi dengan swasta dan kampus untuk teknologi apa yang tepat untuk Jogja. Ini saya belum lihat dari berita yang saya baca, strateginya seperti apa untuk Jogja," tegas Wiratni.
Kemudian dari aspek sosioekonomi, Wiratni berharap cawalkot bisa melakukan pendekatan berupa edukasi kepada masyarakat.
"Pemimpin harus mengedukasi rakyat terkait sampah, kalau tidak bisa mengolah maka bagaimana harus dikurangi. Nanti programnya seperti apa. Jadi rakyat juga ingin tahu pengaruhnya apa kebijakan itu soal sampah," ungkap dia.
Lebih lanjut, Wiratni juga berharap, kebijakan-kebijakan yang diterapkan nantinya juga tidak berdampak buruk bagi orang-orang yang menggantungkan hidup dengan sampah.
"Lalu ada orang-orang yang hidup dari sampah misal penggerobak itu kalau di Jogja kita bayar ke penggerobak ini. Nanti mereka dampaknya gimana soal kebijakan ini. Istilahnya PSM (Pengumpul Sampah Mandiri)," kata dia.
"Orang-orang ini profesi yang kadang dipandang sebelah mata. Tapi mereka ini ujung tombak membenahi sistem persampahan di Jogja. Ini perlu dipikirkan aspek ekonominya," pungkas Wiratni.
(ahr/apl)