Dulu Gagal SNMPTN, Kini Orlando Lulus S1 UGM dengan IPK 4-Juara Olimpiade Internasional

ADVERTISEMENT

Dulu Gagal SNMPTN, Kini Orlando Lulus S1 UGM dengan IPK 4-Juara Olimpiade Internasional

Devita Savitri - detikEdu
Kamis, 27 Feb 2025 14:30 WIB
Orlando Ferrari lulus S1 UGM dengan IPK 4.00 dan waktu 3,5 tahun.
Orlando Ferrari lulus S1 UGM dengan IPK 4.00 dan waktu 3,5 tahun. Foto: dok. Universitas Gadjah Mada
Jakarta -

Namanya unik dengan prestasi yang menyilaukan mata, perkenalkan ini Orlando Ferrari. Orlando panggilan akrabnya menjadi salah satu wisudawan terbaik Universitas Gadjah Mada (UGM) 2025.

Bagaimana tidak, ia menyelesaikan program S1 di program studi (prodi) Matematika UGM dalam waktu 3,5 tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.00. Angka ini menjadi yang tertinggi karena IPK rata-rata pada lulusan S1 periode Februari 2025 adalah 3,54. Keren!

Aktif di Olimpiade Matematika Nasional-Internasional

Lulus S1 dengan IPK sempurna menambah daftar prestasi yang diraih Orlando selama kuliah. Jalan meraih prestasi tentu tak selalu mulus, hal ini juga dirasakan sosok yang berasal dari Kalimantan Tengah itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia bercerita, menempuh pendidikan di UGM adalah keinginan sang ayah. Tetapi ketika mendaftar, ia tidak berhasil lolos pada jalur prestasi atau SNMPTN (kini SNBP).

"Malah ditolak saat itu. Dapatnya waktu itu SBMPTN dan alhamdulillah dapat di prodi matematika," cerita anak pertama dari dua bersaudara itu dikutip dari laman UGM, Kamis (27/2/2025).

ADVERTISEMENT

Berhasil masuk ke perguruan tinggi yang punya julukkan Kampus Biru, ia kembali terpukul pada semester pertama. Kala itu tepatnya pada 2021, sang Ayah meninggal dunia. Kejadian ini membuatnya menyimpan duka dan rasa sedih yang mendalam.

"Sebenarnya Ayah saya yang paling pengen saya kuliah di UGM. Bahkan bisa S2 di sini," kenang Orlando.

Kendati demikian, ia sadar sang Ayah tak mau melihatnya berlarut dalam kesedihan. Bangkit dari rasa duka, Orlando menyibukkan diri mengikuti organisasi di kampus.

Masuk ke semester dua ia menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) dan perlahan mengenal olimpiade matematika. Hingga pada 2022 ia coba ikut seleksi Olimpiade Nasional Matematika dan IPA Perguruan Tinggi (ON MIPA-PT).

Ditegah waktu kuliahnya, Orlando mengaku modal nekat ikut ON MIPA-PT. Siapa sangka kenekatan itu membuatnya terpilih jadi salah satu dari 5 perwakilan kampus ikut kompetisi bidang Matematika, Biologi, Fisika, Kimia dan keluar sebagai juara ketiga ON MIPA-PT 2022.

"Saya nekat waktu itu. Sambil kuliah saya bagi waktu ikut Olimpiade. Akhirnya dapat medali perunggu di ONMIPA-PT 2022," terangnya.

Tetapi, medali perunggu nampaknya belum memenuhi target Orlando. Setahun kemudian, ia kembali mengikuti ON MIPA-PT 2023 di Bandung.

Dengan persiapan matang dan pengalaman tahun sebelumnya, ia berhasil mendapatkan medali emas dan berhak mewakili Indonesia di olimpiade matematika internasional.

Ajang International Mathematic Championship (IMC) 2023 dilaksanakan di Bulgaria. Di sana Orlando berhasil mengibarkan bendera merah putih dan meraih medali perunggu sebagai juara kedua.

"Terakhir mendapatkan Second Prize (perak) di IMC 2023, Bulgaria," tambah dia.

Gagal Satu Jalur Masuk Kampus Bukan Akhir Segalanya

Usai lulus, Orlando berencana akan melanjutkan studi ke jenjang S2. Memang olimpiade tidak bisa lepas dari kehidupannya.

Untuk itu sembari menunggu proses pendaftaran, ia menjalani pekerjaan sebagai pengajar peserta olimpiade. Pekerjaan ini ternyata juga telah dilalui sejak kuliah.

"Saya sekarang freelance seperti mengajar olimpiade. Mengisi waktu aja sih. Tapi mesti buat persiapan studi lanjut," paparnya.

Berkaca dari pengalamannya, Orlando memiliki pesan untuk calon mahasiswa 2025/2026. Menurutnya jangan pernah minder dan patah semangat bila tidak lolos di salah satu jalur tes masuk perguruan tinggi.

Karena masih ada seribu jalan untuk ke Roma, begitupun masuk perguruan tinggi. Alih-alih sedih, lebih baik berusaha keras untuk mengikuti proses seleksi di jalur yang lain.

Orlando juga berpesan untuk para junior dan mahasiswa yang masih menjalani kuliah. Perasaan tertekan berlebihan akan membuat seseorang melepas tanggung jawab.

Mahasiswa harus sadar, setiap orang punya bebannya masing-masing. Lebih baik fokus pada diri sendiri namun jangan ragu untuk meminta bantuan jika sudah kesulitan.

"Apabila kesulitan jangan sungkan meminta bantuan kepada orang lain juga, karena sejatinya kita manusia yang saling membutuhkan," tandas Orlando Ferrari.




(det/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads