Kasus COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kian ngegas. Satgas COVID setempat mencatat ada 4.920 kasus dengan 34 di antaranya meninggal dunia hanya dalam kurun waktu 3 bulan terhitung sejak Januari hingga awal Maret 2022.
"Peningkatan kasus masih cukup tinggi. Hari ini 329 kasus baik yang antigen maupun SWAB PCR, sehingga total kasus kita selama 2022 ini ada 4.920 kasus dengan 34 meninggal dunia," ujar Juru Bicara Satgas COVID-19 Kulon Progo, Baning Rahayujati, dalam jumpa pers via daring Sabtu (5/3/2022).
"Dari total kasus itu (4.920), kasus aktif kita setidaknya sampai dengan kemarin mencapai 2.502. Kebanyakan menjalani isolasi mandiri di rumah karena tanpa gejala," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baning menerangkan dari total kasus aktif di tahun ini, mayoritas berdasarkan kontak erat kasus sebelumnya. Setelah itu disusul hasil pemeriksaan terhadap orang yang suspek atau menunjukkan gejala COVID yakni sebanyak 34,5 persen.
"Kemudian ada 12,5 persen lagi itu dari skrining baik yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan maupun masyarakat yang hendak berpergian," ucapnya.
Baning mengatakan untuk kasus meninggal dunia yang berjumlah 34 orang pada 2022 ini didominasi oleh masyarakat yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Baning juga menyebut bahwa rata-rata kasus meninggal adalah kalangan yang belum mendapat vaksin karena pelbagai alasan.
"Khusus 2022 mayoritas meninggal dengan komorbid dan belum diberikan vaksin, yang kebanyakan karena tidak diizinkan oleh keluarga. Nah untuk komorbid yang meninggal dari catatan kamu mulai dari sakit DM (Diabetes Melitus), jantung, hipertensi hingga stroke," ucapnya.
Baning memerinci untuk kasus meninggal dalam kondisi belum divaksin sebanyak 14 orang. Kemudian kasus meninggal sudah divaksin 7 orang, dan yang belum diketahui pihaknya sebanyak 13 orang.
"Dari 34 kasus meninggal ini, yang sudah divaksin ada 7, lalu ada 13 belum ada data sisanya belum divaksin ada 14," ujarnya.
Gencarkan Vaksinasi
Baning menyebut capaian vaksinasi di Kulon Progo dinilai sudah baik. Ini dilihat dari capaian dosis pertama yang menyentuh 90 persen dan dosis kedua di atas 80 persen. Namun diakuinya ada beberapa kalangan yang capaian vaksin masih rendah, salah satunya adalah lansia.
"Yang masih rendah itu lansia karena baru 78,9 persen dosis pertama dan 67 persen di dosis kedua. Lansia ini belum vaksin karena biasanya ada komprbid, sehingga harus ditunda dulu," ucapnya.
Untuk mengejar capaian vaksin tersebut, Satgas COVID Kulon Progo berupaya menggencarkan vaksinasi secara door to door kepada para lansia dengan menggandeng TNI dan Polri. Bagi calon penerima vaksin yang memiliki komorbid nantinya akan diarahkan untuk ikut vaksin di rumah sakit agar mendapat pengawasan langsung dari dokter.
"Karena itu (capaian vaksin rendah) kita ada kegiatan bersama TNI dan Polri lakukan vaksin door to door. Nah bila kondisi pasien tidak memungkinkan kita bawa mereka ke rumah sakit untuk dapat vaksin di bawah pengawasan langsung dokter spesialis," jelas Baning.
Di samping itu, Satgas setempat kini juga menunggu turunnya bantuan tenaga dari lembaga nonpemerintah. Sebelumnya pihak-pihak swasta selalu membantu percepatan vaksinasi di Kulon Progo hanya belakangan kegiatan itu mulai jarang dilakukan.
"Sementara ini enggak bisa gerak cepat (percepatan vaksinasi) akrena nakes kita banyak terpapar lalu kegiatan dari pihak non pemerintah belum banyak kembali aktiv membantu pelaksanaan di lapangan. Sebelumnya kita sering dibantu pihak-pihak non pemerintah. Nah harapan kami minggu ke tiga (Maret) ada beberapa lembaga pemerintah bantu percrpatan vaksinasi ini," ujarnya.
(ams/mbr)