Saksi korban dalam kasus penganiayaan bayi oleh Brigadir Ade Kurniawan, Dina (24), akhirnya buka suara di persidangan. Dina menceritakan awal mula perkenalan hingga tragedi yang merenggut nyawa anaknya.
Ibu dari bayi NA yang tewas diduga dianiaya ayah kandungnya yakni Brigadir Ade Kurniawan, mengaku pertama kali bertemu Ade pada sebuah acara Halloween di Kota Lama, Semarang, pada 2023. Kala itu, ia dikenalkan oleh teman.
"Kenal akhir Oktober 2023 di Club Malam di Golden Tiger, di Kota Lama. Waktu itu ada acara Halloween. Dikenalin teman," kata Dina di Pengadilan Negeri Semarang, Kecamatan Semarang Barat, Rabu (13/8/2025).
"Dia minta nomor WhatsApp, kenalan, ngajakin pulang bareng, waktu itu Dina tinggal di Apartemen Louis Kienne di Simpang Lima. Sebelum pulang kita makan dulu, terus dia bilang 'kamu mau nggak kalo kenalan?'," lanjutnya.
Ia mengatakan, saat itu Ade yang diketahui merupakan anggota Ditintelkam Polda Jateng itu tak mengaku dirinya polisi. Bahkan, ia memperkenalkan dirinya dengan nama samaran.
"Bilang namanya Zaki, padahal aslinya Ade Kurniawan. Dia katanya kerja di Telkom. Saya menjelaskan yang sebenarnya, mahasiswa, saat itu masih kuliah di UIN, fakultas dakwah," ungkapnya.
Malam itu, Dina dan Ade makan bersama kedua temannya, sampai akhirnya pulang ke apartemen milik Dina yang ditinggali dirinya dan teman laki-lakinya.
"Numpang tidur karena katanya mau njemput temen di stasiun," ujarnya.
Dina lantas membolehkan Ade tidur di apartemennya bersama dia dan temannya dalam satu kasur. Dina mengaku sempat terjadi hubungan badan. Usainya, hubungan mereka berdua langsung berlanjut hingga keduanya tinggal bersama.
"Kita berhubungan intens. tinggal bareng di apart, yang bayar ibu. Dia (Ade) nggak pernah keluarin uang. Setiap hari ketemu dan hubungan, tinggal bareng, layaknya suami istri," ungkap Dina.
Sekitar dua bulan setelah kenal, Dina mengaku baru tahu Ade merupakan polisi setelah melihat grup WhatsApp di ponselnya. Mereka bahkan sempat pindah ke asrama polisi.
"Kita pindah ke asrama karena udah nggak ada uang buat bayar apart, kan yang bayar Dina. Waktu itu sebulan Rp 5 juta," ungkapnya.
Karena selama tinggal di asrama polisi itu Dina harus sembunyi-sembunyi dan tak pernah keluar rumah, akhirnya mereka pindah ke kos-kosan yang juga dibiayai Dina.
"Karena Dina harus di rumah terus, akhirnya kita ngekos di Pamularsih, yang bayar Dina. Di sana kos bebas," jelasnya.
Akhirnya setelah enam bulan bersama, Mei 2024 Dina pun hamil dan mereka memutuskan pindah ke kontrakan. Saat tahu hamil, Dina berharap Ade menikahinya. Namun Ade justru menyarankan Dina menggugurkan kandungannya.
"Kita berdua sama-sama bingung, Dina tanya 'mau gimana dia?' dia bilang mau menyendiri dulu. Waktu di kantor dia bilang 'aku kepikiran anaknya digugurin saja'. Tapi Dina nggak mau, (bilang) 'aku maunya nikah, kamu kapan mau nikahin aku?' Malu lah kalau hamil duluan," jelasnya.
Saat kandungan dua bulan, Ade disebut sempat kabur ke kampungnya di Purbalingga. Dina yang hanya bermodalkan alamat Ade yang tertera di KTP pun menyusul hingga akhirnya bisa bertemu keluarga Ade. Usai bertemu keluarga pacarnya itu, Dina justru dimaki-maki.
"Dina sampaikan kalau Dina dalam keadaan hamil. Tanggapan mereka langsung maki-maki, kok kamu mau hamil sama laki-laki ini, kamu harusnya jaga diri, jangan jadi perempuan murahan," ujarnya.
Akhirnya Dina pun pulang dan bertemu Ade di Kota Semarang. Hubungan keduanya kembali membaik, bahkan Ade dan Dina sempat berkunjung ke rumah pamannya. Ade juga meminta maaf atas perlakuan keluarganya.
Namun, bulan keempat hamil, Ade kembali kabur ke Purbalingga. Dina pun langsung mendatangi rumahnya dan menanyakan maksud perbuatan Ade yang kabur di saat dirinya hamil besar.
"Dari situ ibunya bilang kalau terdakwa punya istri dan punya anak. Dia kan statusnya sudah duda, Januari atau Februari akta cerainya sudah keluar. Ternyata itu istri sirinya," kata Dina.
Ia menerangkan, Ade sudah cerai dengan istri pertamanya, tetapi Ade juga memiliki istri siri dan anak yang lahir saat Dina hamil. Dina lantas meminta ibu Ade untuk menyampaikan hal itu kepada keluarganya.
"Di situ ibunya bilang bisa nikah, cuma hanya sebagai istri kedua. Dina nggak mau, nggak mau nikah sama suami orang," ujarnya.
Dina pun akhirnya pulang ke Kota Semarang bersama Ade. Di dalam mobil, Dina mengaku Ade terus meyakinkan dirinya bahwa Ade lebih mencintai Dina daripada istri sirinya.
Dina pun terbuai hingga akhirnya anak mereka, NA, lahir pada 7 Januari 2025 lewat operasi caesar. Ia menyebut, sebelumnya Ade sempat mencurigai anak Dina bukanlah anak kandungnya. Usai lahir, dilakukanlah tes DNA.
"Hasil DNA-nya dibacain sudah 99 persen anak dia. Setelah itu dia makin nunjukin kalau dia ketakutan, panik," tuturnya.
Keluarga besar keduanya disebut sempat bertemu usai NA lahir. Dina pun masih meminta Ade untuk menikahinya demi memperjelas status dirinya dan bayinya. Tapi Ade memilih untuk pikir-pikir dan tak kunjung menikahinya.
Selengkapnya di halaman berikutnya:
(apu/ahr)