Polresta Magelang menangkap pelaku pembacokan tiga pelajar SMP di Grabag, Magelang. Pelaku pembacokan berjumlah tiga anak di bawah umur dan motifnya saling tantang via medsos.
Kapolresta Magelang Kombes Ruruh Wicaksono mengatakan tantangan tersebut diawali melalui direct message (DM) di akun Instagram.
"Sebelum kejadian, pada hari Rabu korban menantang pelaku melalui akun dengan kata-kata kalau berani ayo, kita siap. Kemudian malam Minggu (Sabtu malam), ketiga anak berkonflik dengan hukum tidak ada niat untuk mendatangi yang bersangkutan hanya keluar jalan-jalan," kata Ruruh dalam konferensi pers di ruang media center Polresta Magelang, Rabu (8/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga pelaku masing-masing inisial HS (16), JN (16), dan ANP (16). Dalam konferensi pers tersebut mereka tidak dihadirkan.
"Setelah itu, ternyata begitu membaca DM di akun IG-nya ada tantangan, akhirnya ketiga anak ini sepakat untuk menyanggupi tantangan tadi. Kemudian, disampaikan kalau berani datang dengan menunjuk salah satu tempat. Kurang lebih pukul 2, kalau sampai pukul 2 lewat dianggap, para pelaku (tiga orang ini) dianggap kalah. Akhirnya pukul 01.30, Minggu dini hari ketiga pelaku mendatangi lokasi, kemudian begitu sampai disana sudah bertemu tiga korban tanpa berpikir panjang dan menduga mereka kelompok yang menantang langsung dikejar," lanjut Ruruh.
Setelah dikejar, kata Ruruh, mereka masuk gang dan terjatuh di selokan. Saat berada di selokan tersebut, posisi korban yang jatuh sempat ditanya pelaku dan menunjukkan sajam.
"Akhirnya korban oleh pelaku dianiaya dengan menggunakan senjata tajam dan menimbulkan beberapa luka. Salah satunya luka di punggung, kemudian luka di jari serta pinggang," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Nanda Cahyadi Pribadi mengaku prihatin dengan kejadian ini. Pihaknya meminta sekolah melakukan komunikasi yang aktif dengan stakeholder terkait.
"Kami sebetulnya begitu mendapat arahan dari Bapak Kapolresta langsung menindaklanjuti untuk mengonsolidasikan dengan kepala sekolah di SMP negeri/swasta, tetapi juga melibatkan dari Kemenag yang menaungi sekolah madrasah, MTs baik negeri maupun swasta," kata Nanda.
"Kami sudah memberikan pengarahan dan pembinaan agar sekolah juga melakukan komunikasi yang aktif dengan stakeholder yang ada, termasuk dengan komite sekolah. Juga yang paling utama dengan orang tua siswa agar pengawasan tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah, juga pengawasan untuk aktivitas anak sendiri. Karena salah satu pemicu media sosial nanti akan kami lakukan langkah-langkah yang konkret dan lebih inten agar sekolah juga mengawasi aktivitas penggunaan media sosial," imbuhnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.