7 Fakta Terkini Tewasnya Dila Bocah Kartasura, 3 Bulan Dianiaya

Round-Up

7 Fakta Terkini Tewasnya Dila Bocah Kartasura, 3 Bulan Dianiaya

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 14 Apr 2022 03:30 WIB
Pemakaman bocah Dila di Kartasura, Sukoharjo, Rabu (13/4/2022).
Pemakaman bocah Dila di Kartasura, Sukoharjo, Rabu (13/4/2022). Foto: Ari Purnomo/detikJateng
Solo - Dua tersangka penganiaya UF atau Dila (7), bocah asal Dukuh Blateran RT 1 RW 2, Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo, yang tewas pada Selasa (12/4) lalu, telah ditahan Polres Sukoharjo, Rabu (13/4/2022). Tersangka, Fajar (18) dan Galih (24), adalah kakak beradik, sepupu korban.

Berikut 7 fakta terkini di balik kasus penganiayaan yang menewaskan Dila, dirangkum dari liputan jurnalis detikJateng.

1. Anak Asuh Ibu Kedua Tersangka

Ketua RT 1 Dukuh Blateran Desa Ngabeyan, Suraji MS mengatakan Dila anak dari adik perempuan Kartini (ibu 2 tersangka). Ayahnya meninggal sejak Dila masih di kandungan. Karena ibunya tidak mampu merawat, Dila diangkat anak oleh Kartini sejak umur 35 hari.

Dila kemudian diasuh Kartini. Sedangkan ibu Dila pergi. "Disebut anak angkat atau anak kandung (Kartini) tidak apa-apa, itu (Dila) sudah masuk KK keluarganya (Kartini)," kata Suraji, Rabu (13/4).

Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan menambahkan, suami Kartini sudah lama meninggalkan keluarganya. "Ibunya (Kartini) sudah tiga bulan merantau (ke Jakarta) untuk mencukupi kebutuhan," kata Wahyu saat jumpa pers di Mapolres Sukoharjo, Rabu (13/4).

Selama Kartini merantau, Dila tinggal bersama Fajar dan Galih beserta istrinya. "G (Galih) anak pertama, sudah menikah. F (Fajar) adik kandungnya," ujar Wahyu. Galih berstatus wiraswasta, sedangkan Fajar masih pelajar.

Tersangka pengaiaya bocah Dila Kartasura hingga tewas. Polisi mengungkap ada dua tersangka dalam kasus tewasnya bocah Dila. Kedua tersangka merupakan kakak beradik.Tersangka pengaiaya bocah Dila Kartasura hingga tewas. Polisi mengungkap ada dua tersangka dalam kasus tewasnya bocah Dila. Kedua tersangka merupakan kakak beradik. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng

2. Disiksa Sejak Kartini Merantau

AKBP Wahyu mengungkapkan, Fajar dan Galih menganiaya Dila sejak 3 bulan lalu. Galih pernah memukul kepala Dila dengan tangan lebih dari sekali pada Februari lalu. "Alasannya korban tidak mau belajar hafalan Al-Qur'an, tapi malah bermain," kata Wahyu, Rabu (13/4).

Galih juga menganiaya Dila menggunakan gagang pel lantai. Dila juga pernah diikat dengan rafia. "Tapi korban bisa kabur. Kemudian korban diajak pulang dan dipukul dengan seblak kasur dari rotan dan diikat lagi dengan rafia," imbuh Wahyu.

Sedangkan Fajar pernah memukul Dila dengan tangan kosong maupun dengan potongan bambu. Selasa (12/4) lalu, Fajar menendang Dila hingga terjatuh dan kepala belakangnya terbentur lantai. Siksaan terakhir itu menyebabkan Dila meninggal.

3. Alasan Tersangka Galih

Galih mengaku menganiaya Dila dengan alasan bandel. "Sudah diberi uang jajan tapi masih ambil uang di warung saya," dalih dia saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Sukoharjo, Rabu (13/4). "Dulu saya sempat digitukan (dianiaya) sama orang tua," ujar Galih.

Dari pemeriksaan sementara, AKBP Wahyu mengungkapkan, tersangka punya pengalaman buruk pada masa kecilnya.

"Tersangka pernah mendapatkan hal serupa oleh orang tuanya, sehingga mungkin berpikir inilah yang harus dilakukan untuk memberi hukuman kepada korban. Tapi ini masih kita dalami," terang Wahyu.

Kedua tersangka dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia. "Pelaku juga dijerat dengan Undang-Undang tentang Perlindungan Anak. Nanti akan kita rilis," kata Wahyu.

4. Awal Terungkapnya Penganiayaan

Selasa (12/4) sore lalu, Fajar ke rumah Ketua RT 1 Blateran Suraji. Dia hendak meminjam keranda untuk memandikan jenazah. Karena curiga, Suraji dan istrinya mendatangi rumah Fajar. Kepada Suraji, Fajar berdalih Dila meninggal karena terjatuh dari lantai dua.

"Kalau terjatuh pasti warga tahu, wong di samping rumahnya itu ada pekerja yang merenovasi rumah," kata Suraji. Setelah didesak, Fajar mengakui perbuatannya. "Warga sempat emosi, ada yang mau membakar (rumah), tetapi bisa dicegah," imbuh Suraji.

Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan saat rilis kasus tewasnya bocah Dila, Rabu (13/4/2022)Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan saat rilis kasus tewasnya bocah Dila, Rabu (13/4/2022) Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng

5. Kondisi Terakhir Dila

Menurut Suraji, banyak lebam di sekujur jenazah Dila. "Saat saya lihat itu sekujur tubuhnya ada lebam-lebam, di kaki, di tangan, di punggung. Saya tidak tega melihatnya," ungkap Suraji saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (13/4).

Suraji menambahkan, dokter yang mengautopsi jenazah Dila bahkan ikut syok. "Ada 10 dokter yang keluar dari ruangan usai melakukan autopsi. Ada (dokter) yang pingsan karena tidak tega mengetahui kerusakan organ dalam jenazah," urainya.

6. Kesaksian Istri Suraji

Istri Suraji, Suwarti, sempat bertanya kepada Galih dan Fajar terkait kondisi Dila. "Galih mengaku dua hari sebelumnya sempat memukul korban, tetapi kemudian adiknya yang melakukan pemukulan," kata Suwarti.

Mulanya, Fajar dan Galih tak mengakui perbuatannya. "Mengakunya hanya ditendang, tetapi masa cuma ditendang bisa meninggal," ujar Suwarti.

7. Kartini Bopong Jenazah Dila

Mendapat kabar Dila meninggal, Kartini langsung pulang dari Jakarta dengan mobil travel. Kartini terus menangis saat mengetahui anak angkatnya akan dimakamkan di Astana Laya Tegalan, sekitar 200 meter dari rumahnya, Rabu (13/4) sekitar pukul 10.00 WIB.

Kartini juga sempat membopong jenazah Dila sebelum dimasukkan ke liang lahat. Begitu prosesi pemakaman berlangsung, Kartini pun pingsan.

Polisi membawa jenazah bocah yang tewas dianiaya di Kartasura, Selasa (12/4/2022).Polisi membawa jenazah bocah yang tewas dianiaya di Kartasura, Selasa (12/4/2022). Foto: Ari Purnomo/detikJateng




(dil/dil)


Hide Ads