Cerita Arca yang Menyelimuti Misteri Gumuk Reco Klaten

Cerita Arca yang Menyelimuti Misteri Gumuk Reco Klaten

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 12 Agu 2024 07:01 WIB
Gumuk Reco di Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Klaten yang konon ada arcanya.
Gumuk Reco di Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Klaten yang konon ada arcanya. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Solo -

Terdapat gundukan tanah yang disebut Gumuk Reco di Desa Puluhan, Kecamatan Trucuk, Klaten. Konon di atas gundukan tanah tersebut terdapat arca.

Kisah itulah yang disebut mendasari penamaan Gumuk Reco. Namun saat ini arca tersebut tidak diketahui keberadaannya. Begini cerita turun-temurun warga setempat.

Gumuk Reco berada di pojok sawah kas desa yang berada di tepi jalan raya. Dari kota Kecamatan Trucuk jaraknya sekitar empat kilometer. Tanah kas desa lokasi gumuk itu setiap tahun ditanami padi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ukuran gumuk tersebut hanya sekitar 4x3 meter dengan ketinggian tanah gundukan sekitar satu1 meter dari sawah. Di atasnya berupa semak dan pohon kendal.

Saat detikJateng melihat dari dekat, tidak ada arca atau patung apa pun. Di lokasi hanya ditemukan pecahan batu bata merah kuno dengan ketebalan sekitar 8-10 sentimeter.

ADVERTISEMENT

"Ya namanya Gumuk Reco atau Ngreco. Dulu ceritanya ada arcanya tapi sudah hilang jadi disebut Ngreco," ungkap Kasi Kesra Desa Puluhan, Sihono, Minggu (10/8/2024).


Dari cerita yang ada, lanjutnya, arca berbentuk orang dan sapi.

"Bentuknya orang atau sapi tidak tahu pasti, itu sudah lama. Di sekitar situ juga ditemukan batu Yoni Ngasem (di bawah pohon asem)," jelasnya.

Terpisah, Kadus 2 Desa Puluhan, Wardi juga mengonfirmasi hal itu. Ia mengatakan lokasi disebut Ngreco atau Gumuk Reco karena zaman dulu ada arcanya.

"Ada arcanya sudah diambil, jauh dulu sudah lama. Jadi namanya Gumuk Reco, hanya itu yang diketahui warga," ujarnya.

Sementara itu, petani sekitar, Narto (60) mengatakan arca itu dulu memang ada. Tapi arca diambil sebelum Indonesia merdeka.

"Enten boto ageng, gumuk niku. Mboten wantun diduduk, yen recone pun dipundut ten Solo (ada batu bata besar gumuk itu. Warga tidak berani menggali tapi arca dibawa ke Solo)," kata Narto.

Menurut Narto, meskipun tidak berani mengusik Gumuk Reco tetapi tidak ada hal yang aneh-aneh di lokasi. Di zaman dulu saat panen padi disediakan makanan khusus.

"Disediakan lintingan katul, juga motong ayam untuk syukuran. Tidak ada yang aneh-aneh," imbuhnya.

Pemilik lahan yang ada batu Yoni, Ratno Wijoyo (60) mengatakan Gumuk Reco dulunya ada arca berbentuk sapi.

"Sebutannya ya sawah Ngreco tapi tidak ada arcanya lagi, sudah zaman dulu diambil. Arca ada yang bentuknya sapi," kata dia.

Diwawancarai terpisah, Analis Cagar Budaya dan Koleksi Museum Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata Pemkab Klaten, Wiyan Ari Tanjung menyebut pihaknya belum pernah mendata Gumuk Reco itu.

"Belum pernah kita cek. Belum masuk data," ujarnya.




(rih/rih)


Hide Ads