Melihat Tradisi Muludan di Wonogiri, Tiap Keluarga Bikin Ingkung Ayam Jago

Melihat Tradisi Muludan di Wonogiri, Tiap Keluarga Bikin Ingkung Ayam Jago

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Rabu, 27 Sep 2023 19:28 WIB
Warga di Nguntoronadi, Wonogiri, menggelar tradisi muludan, Rabu (27/9/2023) sore.
Warga di Nguntoronadi, Wonogiri, menggelar tradisi muludan, Rabu (27/9/2023) sore. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng
Wonogiri -

Sebagian masyarakat perdesaan di Wonogiri hingga kini masih melestarikan tradisi untuk menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setiap keluarga menyembelih ayam jawa jago dan membuat nasi uduk.

Dalam tradisi Jawa, hari kelahiran Nabi Muhammad dikenal dengan istilah muludan. Salah satu daerah yang masih melestarikan tradisi muludan adalah Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi.

"Kalau sebenarnya (tradisi muludan) satu desa merayakan. Tapi pelaksanaannya tiap dusun. Muludan untuk memperingati Kanjeng Nabi Muhammad," kata warga Desa Kulurejo, Dwi Sunanto, saat dihubungi detikJateng, Rabu (27/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan muludan merupakan tradisi yang sudah dilakukan masyarakat Kulurejo sejak dulu. Bahkan sejak Dwi kecil sudah ada sehingga tradisi nenek moyang itu tetap dilestarikan meski zaman sudah semakin maju.

"Muludan ini memperingati Nabi kita. Wujud bahagia gembira dan mensyukuri Rasulullah dengan mendengarkan meneladani sebagai sarana meningkatkan iman dan takwa," ungkap dia.

ADVERTISEMENT

Dwi menjelaskan, dalam tradisi Muludan, setiap keluarga menyembelih ayam jawa jago. Ayam itu dimasak dan dibuat ingkung (ayam utuh).

"Nasinya nasi uduk (gurih). Ya hanya itu nasi sama ingkung, tidak ada yang lain," ujarnya.

Warga di Nguntoronadi, Wonogiri, menggelar tradisi muludan, Rabu (27/9/2023) sore.Warga di Nguntoronadi, Wonogiri, menggelar tradisi muludan, Rabu (27/9/2023) sore. Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng

Setelah masakan matang, kata dia, pada pukul 16.30 WIB makanan dibawa ke rumah ketua RW oleh salah satu perwakilan anggota keluarga. Saat dibawa, ingkung dan nasi ditaruh di baskom. Kemudian baskom diikat menggunakan kain.

Ia menuturkan, di rumah ketua RW itu makanan ditaruh di tengah-tengah. Warga lantas duduk mengelilinginya. Kemudian modin atau sesepuh desa memimpin doa. Tujuannya agar bisa membawa berkah kepada semuanya.

"Makanannya seragam semua. Setelah selesai didoakan dibawa kembali ke rumah. Ada juga yang dibagikan kepada warga yang tidak membuat ingkung. Karena ada kondisi khusus," kata Dwi.

Sementara itu, di Desa Sumberejo, Kecamatan Batuwarno, tradisi muludan dilaksanakan Kamis (28/9) siang. Namun ada salah satu dusun di desa tersebut yang sudah melaksanakan muludan sore ini.

"Ya tradisinya warga bikin ingkung dan nasi uduk. Tempat kumpul jadi satu. Ada yang satu dusun dan ada yang hanya setiap RT," kata Kepala Desa Sumberejo, Tri Haryanto.




(ahr/rih)


Hide Ads