Tradisi Saparan Warga Lereng Andong Magelang, Lebih Meriah dari Lebaran

Tradisi Saparan Warga Lereng Andong Magelang, Lebih Meriah dari Lebaran

Eko Susanto - detikJateng
Rabu, 13 Sep 2023 10:20 WIB
Prosesi saparan di Dusun Mantran Wetan tepatnya di lereng Gunung Andong, Ngablak Magelang.
Prosesi saparan di Dusun Mantran Wetan tepatnya di lereng Gunung Andong, Ngablak Magelang. Foto: Eko Susanto/detikJateng.
Magelang -

Warga Mantran Wetan, Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang menggelar saparan. Saparan ini dilangsungkan tiap Rabu Pahing pada bulan Safar.

Dalam prosesi saparan ini, masing-masing Kepala Keluarga (KK) membawa ingkung dan tumpeng.

Tradisi ini dimulai sekira pukul 08.00 WIB. Warga membawa ingkung dan tumpeng dari rumah masing-masing berjalan menuju rumah kepala dusun setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi warga yang tinggal di lereng Gunung Andong ini melangsungkan saparan sudah menjadi tradisi yang sudah ada secara turun temurun.

Persis di rumah kepala dusun, ingkung maupun tumpeng didoakan yang dipimpin tokoh agama setempat Mohammad Tohir. Usai didoakan, ingkung kembali dibawa pulang ke rumah masing-masing untuk disantap. Saparan ini sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

ADVERTISEMENT
Prosesi saparan di Dusun Mantran Wetan tepatnya di lereng Gunung Andong, Ngablak Magelang.Prosesi saparan di Dusun Mantran Wetan tepatnya di lereng Gunung Andong, Ngablak Magelang. Foto: Eko Susanto/detikJateng

Kepala Dusun Mantran Wetan Handoko mengatakan, sebagai rasa syukur dan dilaksanakan setiap Rabu Pahing di bulan Safar.

"Dilakukan tiap satu tahun sekali, Rabu Pahing di bulan Safar. Kalau tidak ada, di bulan setelahnya (Maulud)," katanya kepada wartawan, Rabu (13/9/2023).

Menurutnya, pemilihan waktu Rabu Pahing sudah menjadi kepercayaan warga Mantran Wetan. Tradisi ini juga terus dijaga sampai saat ini.

"Orang tua kita sudah berpesan, kalau melaksanakan syukuran, berpedoman pada Rabu Pahing. Dulu pernah di lain hari, ada kendala. Nasinya pada basi semua. Makanya para sesepuh wanti-wanti agar penerus melaksanakan di Rabu Pahing," katanya.

Handoko menyebutkan, jumlah total ingkung yang dibawa hampir 160-an. Ini karena setiap KK membawa satu ingkung.

"Yang lain masing-masing rumah berbeda. Paling tidak ribuan. Untuk kenduri sendiri, jamuan tamu sendiri. Ada 4-10 ingkung," ujarnya.

Prosesi saparan di Dusun Mantran Wetan tepatnya di lereng Gunung Andong, Ngablak Magelang.Prosesi saparan di Dusun Mantran Wetan tepatnya di lereng Gunung Andong, Ngablak Magelang. Foto: Eko Susanto/detikJateng

Lebih Meriah dari Lebaran

Handoko juga mengungkapkan, jika tradisi saparan ini lebih meriah atau ramai dibandingkan saat Lebaran. Ini karena, saat tradisi warga tidak hanya meminta keluarga untuk hadir. Tetapi juga mengundang para tamu untuk ikut menikmati hidangan yang disediakan.

"(Saparan) melebihi Lebaran, sanak saudara pulang. Kita mengundang tamu lain. Kita selain bersyukur karena nikmat Tuhan, istilahnya nyambung silaturahmi," kata Handoko.

Baca selengkapnya di halaman berikutnya....

Hal senada juga disampaikan tokoh masyarakat, Supadi Haryanto. Saparan sekarang lebih semarak setelah dua tahun pandemi.

"Antusiasme warga menyambut saparan. Seperti burung dalam sangkar dilepas. Undangan sanak kadang yang ada di tetangga desa semua akan hadir," kata Supadi.

Salah satu warga, Siyem (50) mengatakan, harga ayam kampung hari biasa Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu sudah dapat.

"Kalau saparan ayam kampung sampai Rp 200 ribu, tetap beli. Terus masih beli daging sapi 3 kg, yang disayur 4 kg dan balungan 5 kg," ujarnya.

"Meriah saparan kalau dengan Lebaran. Ngundang saudara-saudara dan wajib makan. Mau habis berapa (pengeluaran), tetap senang. Ya ini sekitar Rp 5 juta," pungkasnya.

Prosesi saparan di Dusun Mantran Wetan tepatnya di lereng Gunung Andong, Ngablak Magelang.Prosesi saparan di Dusun Mantran Wetan tepatnya di lereng Gunung Andong, Ngablak Magelang. Foto: Eko Susanto/detikJateng
Halaman 2 dari 2
(apl/aku)


Hide Ads