Sebuah langgar di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Kabupaten Bantul, konon berusia sekitar 2 abad. Hingga saat ini langgar tersebut masih berfungsi untuk tempat ibadah dan bentuk aslinya tetap dipertahankan.
detikJateng berkunjung ke langgar yang berada di Pedukuhan Mangir Tengah RT 3, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, itu.
Tampak langgar berdinding anyaman bambu. Langgar tersebut masih menggunakan umpak atau alas tiang rumah. Konstruksi utama pakai kayu tanpa dipaku.
Sementara lantainya terlihat dilapisi karpet karena dipakai untuk salat berjamaah.
Juru kunci petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Subakri (74) menjelaskan langgar berukuran 4x5 meter ini bukan peninggalan Ki Ageng Mangir Wanabaya, namun kebetulan lokasinya berada di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya.
"Ini tinggalan simbah saya, bukan Mangir. Ini sebutnya bukan musala tapi langgar, ini namanya langgar Gilang Arum dan sudah dua abad (usianya)," kata Subakri saat ditemui di lokasi, Kamis (9/3/2023).
Subakri mengungkapkan, nama kakeknya adalah Kromonadi. Menurutnya, sang kakek membuat langgar tersebut karena dulu keberadaan masjid masih jarang di Mangir Tengah.
"Jadi simbah dulu buat langgar pribadi ini karena kan masjid masih jarang di sini," ungkapnya.
Subakri menyebut bahwa dahulu di Mangir Tengah terdapat Keraton Mangir. Sementara sosok Ki Ageng Mangir pertama saat itu lebih condong ke agama Hindu.
"Ini di sini dulu Keraton Mangir. Nah, yang pertama itu (Ki Ageng Mangir I) nyuwun sewu Hindu. Kalau yang Islam itu yang ketiga Ki Ageng Mangir Wonoboyo atau Ki Ageng Mangir yang ketiga," jelasnya.
Meski telah berusia dua abad, Subakri menyebut langgar ini masih kerap digunakan masyarakat untuk salat berjemaah khususnya pengunjung petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya.
"Ini masih digunakan untuk salat berjemaah, tapi biasanya hanya saat subuh dan magrib. Selain itu untuk mengaji juga," ujarnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(rih/apl)