Langgar di Kompleks Petilasan Ki Ageng Mangir Bantul, Konon Berusia 2 Abad

Langgar di Kompleks Petilasan Ki Ageng Mangir Bantul, Konon Berusia 2 Abad

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Rabu, 29 Mar 2023 03:04 WIB
Langgar yang berada di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pedukuhan Mangir Tengah RT.3 Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kamis (9/3/2023).
Langgar yang berada di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pedukuhan Mangir Tengah RT.3 Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Bantul, Kamis (9/3/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Sebuah langgar di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Kabupaten Bantul, konon berusia sekitar 2 abad. Hingga saat ini langgar tersebut masih berfungsi untuk tempat ibadah dan bentuk aslinya tetap dipertahankan.

detikJateng berkunjung ke langgar yang berada di Pedukuhan Mangir Tengah RT 3, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, itu.

Tampak langgar berdinding anyaman bambu. Langgar tersebut masih menggunakan umpak atau alas tiang rumah. Konstruksi utama pakai kayu tanpa dipaku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara lantainya terlihat dilapisi karpet karena dipakai untuk salat berjamaah.

Juru kunci petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Subakri (74) menjelaskan langgar berukuran 4x5 meter ini bukan peninggalan Ki Ageng Mangir Wanabaya, namun kebetulan lokasinya berada di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya.

ADVERTISEMENT

"Ini tinggalan simbah saya, bukan Mangir. Ini sebutnya bukan musala tapi langgar, ini namanya langgar Gilang Arum dan sudah dua abad (usianya)," kata Subakri saat ditemui di lokasi, Kamis (9/3/2023).

Langgar yang berada di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pedukuhan Mangir Tengah RT.3 Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kamis (9/3/2023).Langgar yang berada di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pedukuhan Mangir Tengah RT.3 Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kamis (9/3/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Subakri mengungkapkan, nama kakeknya adalah Kromonadi. Menurutnya, sang kakek membuat langgar tersebut karena dulu keberadaan masjid masih jarang di Mangir Tengah.

"Jadi simbah dulu buat langgar pribadi ini karena kan masjid masih jarang di sini," ungkapnya.

Subakri menyebut bahwa dahulu di Mangir Tengah terdapat Keraton Mangir. Sementara sosok Ki Ageng Mangir pertama saat itu lebih condong ke agama Hindu.

"Ini di sini dulu Keraton Mangir. Nah, yang pertama itu (Ki Ageng Mangir I) nyuwun sewu Hindu. Kalau yang Islam itu yang ketiga Ki Ageng Mangir Wonoboyo atau Ki Ageng Mangir yang ketiga," jelasnya.

Juru kunci petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pajangan, Bantul, Subakri (74), Kamis (9/3/2023).Juru kunci petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pajangan, Bantul, Subakri (74), Kamis (9/3/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Meski telah berusia dua abad, Subakri menyebut langgar ini masih kerap digunakan masyarakat untuk salat berjemaah khususnya pengunjung petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya.

"Ini masih digunakan untuk salat berjemaah, tapi biasanya hanya saat subuh dan magrib. Selain itu untuk mengaji juga," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Terkait bentuk langgar tersebut, pria yang kerap disapa Mbah Bakri ini menyebut tidak ada perubahan sejak awal pembangunannya.

"Memang dari pendahulu bilang bentuk bangunan seperti ini saja. Paling kayu-kayu yang rusak diganti," ucapnya.

Langgar yang berada di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pedukuhan Mangir Tengah RT.3 Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kamis (9/3/2023).Jalan menuju langgar yang berada di kompleks petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya, Pedukuhan Mangir Tengah RT.3 Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Kamis (9/3/2023). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Mbah Bakri melanjutkan, adik tiri Presiden ke-2 Soeharto yang bernama Noto Suwito pernah datang dan ingin membangun ulang langgar tersebut. Akan tetapi, Bakri mengaku tetap memegang amanah pendahulunya agar tidak mengubah bentuk langgar tersebut.

"Dulu pernah Mbah Wito Kemusuk, adiknya Pak Harto mau membangun ini, dibuat jadi panjang 9 dan lebar 9. Tapi karena tidak boleh reko-reko (aneh-aneh) akhirnya tidak jadi," ujarnya.

Mbah Bakri menambahkan, meski langgarnya berdinding anyaman bambu, tidak sedikit pengunjung petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya yang menyempatkan untuk mampir beribadah. Sedangkan untuk pengunjung petilasan tersebut, Mbah Bakri menyebut beberapa tokoh nasional pernah datang.

"Dari Jogja, Magelang, Sleman, dan Muntilan biasanya yang ke sini (petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya). Terus Gus Dur, Pak Wiranto juga pernah ke sini (petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya)," ucapnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/apl)


Hide Ads