Masjid Ki Ageng Chasan Besari Banjarnegara yang Punya Sederet Keunikan

Masjid Ki Ageng Chasan Besari Banjarnegara yang Punya Sederet Keunikan

Uje Hartono - detikJateng
Selasa, 28 Mar 2023 03:35 WIB
Masjid Ki Ageng Chasan Besari di Kecamatan Susukan, Banjarnegara. Foto diunggah Senin (27/3/2023).
Masjid Ki Ageng Chasan Besari di Kecamatan Susukan, Banjarnegara. Foto diunggah Senin (27/3/2023). Foto: Uje Hartono/detikJateng
Banjarnegara -

Sekilas tidak ada yang berbeda pada bangunan Masjid Ki Ageng Chasan Besari di ujung barat Banjarnegara. Namun masjid kuno yang dibangun pada tahun 1559 ini terbilang cukup unik.

Bagaimana tidak, di masjid ini umat muslim bisa melaksanakan ibadah salat dalam satu waktu namun berada di dua tempat. Hal ini karena Masjid Ki Ageng Chasan Besari berada di dua wilayah administrasi. Yakni berada di wilayah Desa Gumelem Kulon dan Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.

Bahkan, tepat di bagian imam terdapat lubang dengan diameter 20 sentimeter sebagai batas wilayah dari dua desa tersebut. Melalui lubang ini terlihat permukiman warga dari Desa Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lubang ini berada di tengah-tengah masjid dan sebagai batas wilayah antara dua desa, yakni Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan. Ini sebelah kanan masuk Desa Gumelem Kulon dan sebelah kiri masuk wilayah Gumelem Wetan," kata tokoh agama sekaligus Kepala Desa Gumelem Kulon, Arif Machbub saat ditemui detikJateng di Masjid Ki Ageng Chasan Besari, Senin (27/3/2023).

Salah satu sudut di Masjid Ki Ageng Chasan Besari, Banjarnegara. Foto diunggah Senin (27/3/2023).Salah satu sudut di Masjid Ki Ageng Chasan Besari, Banjarnegara. Foto diunggah Senin (27/3/2023). Foto: Uje Hartono/detikJateng

Menurutnya, Masjid Ki Ageng Chasan Besari tidak hanya tempat untuk melaksanakan ibadah salat. Namun juga sebagai pemersatu antara warga Desa Gumelem Kulon dan Desa Gumelem Wetan.

ADVERTISEMENT

"Masjid ini memang bukan hanya untuk ibadah saja. Ini menjadi pemersatu karena antara warga Gumelem Kulon dan Gumelem Wetan ini ibadahnya bareng dan kegiatan lain pun bareng," lanjutnya.

Tidak hanya itu, dengan keunikan ini Arif mengatakan banyak jemaah dari luar desa yang ingin mendirikan salat di Masjid Ki Ageng Chasan Besari. Terutama di bulan Ramadan.

Masjid Ki Ageng Chasan Besari di Kecamatan Susukan, Banjarnegara. Foto diunggah Senin (27/3/2023).Masjid Ki Ageng Chasan Besari di Kecamatan Susukan, Banjarnegara. Foto diunggah Senin (27/3/2023). Foto: Uje Hartono/detikJateng

"Banyak yang sengaja datang ke sini untuk salat di sini. Ada yang sengaja berdiri tepat di tengah agar kaki kanan dan kiri berada di dua wilayah. Saat Ramadan seperti sekarang ini ada yang datang untuk iktikaf dari luar desa," ujarnya.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Tidak hanya itu, masjid yang dibangun pada abad ke-15 ini memiliki tiang bagian bawah yang selalu lembap atau basah. Menurut cerita warga, hal ini karena tiang tersebut dibuat dari serpihan kayu.

"Ada salah satu tiang yang bagian bawahnya ini selalu lembap. Berbeda dengan tiang-tiang lainnya. Katanya ini karena dulu saat membangun masjid ini kayunya kurang, jadi tiang ini menggunakan serpihan kayu. Sehingga umpak atau bagian bawah tiang selalu basah," jelasnya.

Salah satu sudut di Masjid Ki Ageng Chasan Besari, Banjarnegara. Foto diunggah Senin (27/3/2023).Salah satu sudut di Masjid Ki Ageng Chasan Besari, Banjarnegara. Foto diunggah Senin (27/3/2023). Foto: Uje Hartono/detikJateng

Saat ini, pengelola Masjid Ki Ageng Chasan Besari telah melakukan perluasan. Mengingat banyaknya jemaah yang beribadah di masjid tersebut. Hanya, saat perbaikan tidak mengubah bentuk masjid utama untuk menjaga keaslian bangunan salah satu masjid kuno tersebut.

"Sekarang sudah ada perluasan. Tetapi pada bagian depan tidak karena yang bagian depan masuk benda cagar budaya. Hanya ditambah di bagian belakang karena jemaahnya terus bertambah. Saat ini masjid ini bisa menampung 1.000 jemaah," tambahnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/ams)


Hide Ads