Kabupaten Blora, Jawa Tengah, banyak memiliki tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat. Salah satunya adalah petilasan Sunan Pojok.
Masyarakat meyakini tempat yang berada di Dukuh Pojok, Desa Buluroto, Kecamatan Banjarejo, ini pernah didiami oleh Sunan Pojok. Tokoh di era awal Mataram Islam itu pernah bertapa di tempat itu.
Petilasan yang merupakan bekas tempat pertapaan itu hanya berupa gundukan tanah. Terdapat beberapa makam di sekitarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasinya dinaungi rindangnya dua pohon serut dan satu pohon bendinding. Dari kejauhan tempat tersebut terlihat cukup asri.
Masyarakat bisa bebas masuk ke petilasan tersebut. Tidak ada juru kunci yang menjaganya. Saat detikJateng berkunjung ke tempat itu di awal Februari ini, terlihat dupa yang menancap dan bunga kenanga yang sudah mengering.
Sekilas, tidak ada yang aneh dengan tempat tersebut. Namun jika diperhatikan, tidak ada rumput yang tumbuh di gundukan yang diyakini menjadi tempat pertapaan Sunan Pojok. Padahal, di sekitarnya rumput tumbuh dengan cukup subur.
Salah satu warga, Mustamir (71) mengatakan tempat itu memang bersih dari rumput sejak dulu, bukan karena dicabuti. Penyebabnya hingga kini juga masih menjadi misteri.
"Petilasan itu tidak ada rumputnya, ya nggak tahu kenapa bisa gitu," kata Mustamir saat ditemui belum lama ini.
Menurut Mustamir, warga meyakini petilasan itu merupakan tempat sakral. Dulunya, tempat itu menjadi lokasi bertapa Sunan Pojok yang memiliki nama asli Surobahu, seorang pangeran dari Mataram Islam.
Dia menyebut Surobahu tiba di tempat tersebut untuk menghindari kejaran musuh. Di tempat yang dianggap aman, dia kemudian bertapa di lokasi itu. "Bahkan dulu saat saya masih kecil tempat sujudnya masih ada bekasnya," kata dia.
Menurutnya, Sunan Pojok memang memiliki banyak nama yang membuat kisah tentang tokoh itu masih simpang siur. Dia menganggapnya sebagai hal yang wajar.
"Orang dulu zaman penjajah nama disamarkan itu biasa untuk mengelabui musuh," katanya.
Versi lain kisah Sunan Pojok baca halaman berikutnya
Salah satu warga yang lain, Suyoto memiliki cerita dengan versi yang berbeda. Menurutnya, tokoh dari Mataram Islam yang bertapa di tempat tersebut bernama Pangeran Anom Maloyo Kusumo.
Adapun menurut cerita yang dia peroleh secara turun temurun, Surobahu alias Mbah Pojok merupakan pengikut Pangeran Anom.
"Hanya saja orang-orang menganggapnya sama. Karena mbah Pojok nderekke (mengikuti) Pangeran Anom," kata Suyoto.
Menurutnya, saat itu Pangeran Anom pergi dari rumah dan berkelana hingga tiba di tempat tersebut. Setelah bertapa di tempat itu beberapa lama, Pangeran Anom kemudian kembali ke rumahnya.