Prasasti yang ditemukan di Candi Watu Genuk, mulai teridentifikasi. Berdasarkan gaya aksara, situs yang berada di Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, itu diperkirakan merupakan peninggalan dari abad 9-10 Masehi.
"(Prasasti) Bahan batu andesit, beraksara Jawa kuno/Kawi secara gaya aksara dari abad 9-10," kata Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Jateng-DIY, Sukronedi, kepada detikJateng, Kamis (2/2/2023).
Dari hasil penelitian yang masih dilakukan, menurut Sukronedi, prasasti itu berbahasa Sansekerta. Dari hasil pembacaan, isi prasasti berkaitan dengan pemujaan terhadap Mahadewa Siwa. Kini prasasti itu masih dalam penelitian ahli di Balai Pelestarian Kebudayaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berbahasa Sansekerta, isinya kurang lebih ada kaitannya dengan pemujaan terhadap Mahadewa (Siwa)," jelasnya.
Hal senada disampaikan Pamong Budaya Ahli Pertama BPK Wilayah X Jateng-DIY, Winda A Harimurti. Winda mengungkapkan, untuk sementara yang dapat diketahui dari fungsi prasasti itu diperkirakan berasal dari abad 9-10 Masehi.
"Sementara ini yang dapat diketahui dari fungsi dan masa gaya secara relatif (abad IX-X)," kata Winda kepada detikJateng.
Lebih lanjut, prasasti tersebut kemungkinan ada sambungannya di batu lainnya. Namun belum ditemukan.
"Iya. Sekilas ada kemungkinan demikian, namun belum ditemukan," ucapnya.
Seperti diberitakan, dari ekskavasi di situs Candi Watu Genuk, Kragilan, Mojosongo, ditemukan prasasti. Batu prasasti ditemukan di candi perwara bagian tengah dan menjadi bagian dari tubuh candi. Batu ini berukuran lebar 33 cm, panjang 60 cm dan ketebalannya berkisar 14 - 18 cm.
Temuan prasasti di situ candi Watu Genuk ini, merupakan hal yang sangat berharga dan penting. Apalagi tidak di semua temuan situs candi ditemukan prasasti.
Batu prasasti kemudian dibawa ke BPK Jateng-DIY untuk dilakukan penelitian.
Candi Watu Genuk sendiri ditemukan sekitar 10 tahun lalu. Pemerintah lalu melakukan ekskavasi secara bertahap sejak 2016.
(ahr/ams)