Antara Pengabdi Setan, Kemomong dan Tuyul dalam Kepercayaan Jawa

Antara Pengabdi Setan, Kemomong dan Tuyul dalam Kepercayaan Jawa

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 02 Agu 2022 13:12 WIB
Poster Pengabdi Setan 2: Communion dirilis pada Kamis (23/6/2022).
Poster Pengabdi Setan 2: Communion dirilis pada Kamis (23/6/2022). Foto: dok. Rapi Films
Solo -

Film Pengabdi Setan mengisahkan tentang Mawarni Suwono, sebelum menjadi hantu Ibu, pernah mengikuti sekte pemuja setan demi mendapatkan keturunan. Perjanjian antara Mawarni dengan setan itu pun meminta tumbal. Ternyata cerita tentang perjanjian dengan setan tak hanya ada di film, tapi juga dalam kepercayaan sebagian masyarakat Jawa.

Menurut Clifford Geertz, antropolog asal Amerika yang intens meneliti budaya Jawa, sebagian masyarakat Jawa memiliki kepercayaan terhadap makhluk halus. Meski terdapat kesepakatan tentang keberadaan dan pentingnya makhluk halus, kepercayaan itu bukanlah bagian dari skema yang konsisten, sistematis, dan terintegrasi.

"...Tetapi lebih berupa serangkaian imajinasi yang berlainan, konkret, spesifik, serta terdefinisikan secara agak tajam - metafora-metafora visual yang tidak terkait satu sama lain memberi bentuk pada pengalaman yang kabur dan yang kalau tidak demikian, tidak akan dapat dimengerti," tulis Geertz dalam bukunya, Agama Jawa: Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lima Jenis Makhluk Halus

Dalam buku yang ditulis sejak 1950-an itu, Geertz menyebutkan setidaknya ada lima jenis makhluk halus yang utama dalam kepercayaan masyarakat Mojokuto (nama samaran untuk satu daerah di Jawa tempat dia melakukan penelitian), yaitu:

1. Memedi, makhluk halus yang menakut-nakuti
2. Lelembut, makhluk halus yang menyebabkan kesurupan
3. Tuyul, makhluk halus yang karib
4. Demit, makhluk halus yang menghuni suatu tempat
5. Danyang, makhluk halus pelindung.

ADVERTISEMENT

Lantas, setan atau makhluk halus yang dapat membuat perjanjian dengan manusia seperti dalam film Pengabdi Setan termasuk golongan yang mana? Berikut penjelasannya.

Kemomong, Perjanjian dengan Setan

Geertz menuliskan, perjanjian sukarela dengan iblis disebut dengan kemomong. Kemomong termasuk dalam ranah kejadian yang disebabkan oleh lelembut atau makhluk halus yang menyebabkan kesurupan.

Namun, kemomong tidak seperti kesurupan pada umumnya, yang mana makhluk halus merasuki tubuh manusia tanpa persetujuan karena niatnya sekadar mengganggu. Dalam buku Agama Jawa, kemomong disebut semacam perjanjian dengan setan.

Tentang Tuyul dan Perjanjian Awal Teror Pengabdi Setan, silakan baca di halaman selanjutnya...

Simak Video 'Film 'Pengabdi Setan 2 : Communion' Tawarkan Pengalaman Horor Sinematik':

[Gambas:Video 20detik]



"Seseorang, biasanya yang tidak mempercayai Tuhan, menjadi sahabat setan...lalu setan itu merasuki tubuhnya, semacam persekutuan sukarela atau persetujuan kedua belah pihak." (hlm. 16).

Orang yang mengalami kerasukan jenis kemomong biasanya menjadi setengah gila, tetapi memiliki kekuatan tertentu. Misalnya ia jadi mampu mengobati penyakit orang atau mempunyai suatu kelebihan lain yang dirasa cukup berharga untuk diperoleh dengan cara kemomong. Bisa jadi orang yang mengalami kemomong semata-mata demi pengalaman saja.

Tuyul dan Akhir Hidup Tragis

Menurut sejumlah narasumber Geertz dalam buku Agama Jawa, tuyul adalah makhluk halus anak-anak atau anak-anak yang bukan manusia. Ada orang yang percaya tuyul tidak mengganggu atau menakuti, tapi justru dapat membantu manusia menjadi kaya.

Konon, tuyul atau makhluk halus yang karib itu bisa didapatkan lewat laku prihatin seperti puasa atau meditasi. Namun ada pendapat lain yang menyatakan semua itu tergantung dari si tuyul. Kalau tuyul memang ingin menolong, dia akan datang sendiri tanpa menunggu laku prihatin dari orang tersebut.

Dalam buku Agama Jawa, Geertz menyebutkan ada tiga orang di Mojokuto yang oleh khalayak dianggap punya tuyul. Tiga orang itu dikenal kaya karena membuat perjanjian di tempat-tempat keramat.

Kepada makhluk halus di tempat-tempat keramat itu mereka berjanji kalau diberikan tuyul, mereka akan mempersembahkan tumbal atau korban manusia yang dibunuh secara magis tiap tahun. Tumbal itu bisa dari keluarga atau teman dekatnya.

"Pada umumnya disepakati bahwa di kemudian hari para pemilik tuyul yang mengerjakan ilmu sihir ini akan mengalami sekarat yang lama dan berat sekali sebelum meninggal: nafas mereka makin lama makin pendek, mereka akan merasakan sakit dan demam tinggi yang berkelanjutan serta meninggal pelan-pelan dengan sangat menyakitkan." (hlm. 17).

Perjanjian Awal Teror Pengabdi Setan

Terkabulkannya keinginan seseorang berkat perjanjian dengan makhluk halus dalam cerita tuyul di Mojokuto itu sekilas mirip dengan cerita tokoh Mawarni Suwono dalam film Pengabdi Setan pertama (2017).

Film besutan sutradara Joko Anwar yang merupakan garapan ulang dari film berjudul sama pada tahun 1980 itu mengisahkan tentang Mawarni yang semula tak direstui oleh ibu mertuanya. Sebab, Mawarni adalah seorang seniman dan tidak bisa punya keturunan.

Demi mendapatkan keturunan itulah Mawarni mengikuti sekte pemuja setan. Keinginannya terkabul. Dia memiliki empat anak yaitu Rini (Tara Basro) dan tiga adik laki-lakinya.

Setelah anak-anaknya tumbuh besar, Mawarni menderita sakit parah yang membuatnya terbaring lemah di tempat tidur. Keuangan keluarganya pun kolaps karena habis untuk biaya pengobatan Mawarni yang tak kunjung sembuh.

Setelah 3,5 tahun menderita penyakit aneh, Mawarni akhirnya meninggal. Kematian Mawarni bukanlah akhir cerita, tapi justru awal dari teror yang menghantui suami dan anak-anaknya. Teror hantu Ibu itu terus berlanjut dalam sekuel Pengabdi Setan 2 Communion yang tayang serentak di bioskop Indonesia pada Kamis (4/8/2022).

Halaman 2 dari 2
(dil/rih)


Hide Ads