Tradisi Sesaji Rewanda berlangsung secara meriah di Gua Kreo, Semarang, Sabtu (21/5). Tradisi yang selalu dilakukan setelah lebaran itu kental dengan pesan agar masyarakat menjaga harmoni dengan alam.
"Tujuan utamanya adalah menjaga suatu harmoni alam dan budayanya," kata Pemangku Budaya Goa Kreo, Hariyadi Dwi Prasetyo, saat ditemui di area Gua Kreo, Gunung Pati Semarang, Sabtu (21/5/2022).
Konon, tradisi Sesaji Rewanda itu berawal dari perjalanan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati yang akan digunakan untuk membangun Masjid Demak sekitar abad ke-15. Saat itu, Sunan Kalijaga yang mengalami hambatan di perjalanan mendapat bantuan dari para monyet di sekitar Gua Kreo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah saat perjalanan pulang ini kayu jati yang dialirkan melalui sungai ini tertambat oleh bebatuan, beliau (Sunan Kalijaga) sangat kesulitan untuk mengangkat sampai ke Demak, lalu Sunan Kalijaga melakukan kegiatan bertafakur memohon petunjuk kepada Tuhan," jelas Hariyadi.
Masyarakat percaya bahwa saat itu para monyet berdatangan dan menolong Sunan Kalijaga. Lalu, Sunan Kalijaga berpesan kepada para monyet untuk tidak ikut melanjutkan perjalanan ke Demak dan menjaga Gua Kreo itu.
"Jadi Sunan Kalijaga itu memberi suatu pelajaran atau tuntunan untuk memelihara alam semesta ini, untuk memelihara kelestarian tempat ini," katanya.
Sesaji Rewanda sendiri berasal dari kata sesaji yang artinya memberi, dan Rewanda yang berarti monyet. Ritual ini, bertujuan untuk mengingat perjalanan Sunan Kalijaga dan pesannya untuk menjaga kelestarian alam termasuk monyet-monyet yang ada di sana.
![]() |
"(Tujuan utamanya) Memang untuk melestarikan alam ini dan sangat bermanfaat untuk masyarakat terutama dalam menangkap tempat wisata, mendatangkan faktor perekonomian," lanjutnya.
Biasanya, Sesaji Rewanda dilakukan tiga hari setelah lebaran. Namun, karena menjadi daya tarik wisata, waktu disesuaikan tapi dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari lebaran.
"Kalau tanggalnya sebenarnya kalau acara yang masyarakat sendiri itu H+3 lebaran. Nah karena ini menjadi daya tarik wisata, atraksi budaya, diadakan pada saat sepekan setelah lebaran," ujarnya.
(ahr/rih)