Aksi para peternak dan pengepul yang membuang 50 ribu liter susu sapi ke TPA Winong Boyolali direspons Kementerian Pertanian. Menurut pengurus KUD Mojosongo Boyolali, Sriyono, Menteri Pertanian meminta semua Industri Pengolahan Susu (IPS) menyerap susu dari peternak lokal.
Hari ini Sriyono turut menghadiri rapat koordinasi (rakor) yang digelar di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan) di Jakarta. Sriyono mengatakan, rapat itu membahas soal susu dari peternak dan pengepul di berbagai wilayah di Indonesia yang tak terserap pabrik karena pembatasan kuota.
Rakor itu dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dan sejumlah pejabat Kementan lainnya. Lalu juga hadir Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, serta dari pihak Industri Pengolahan Susu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Boyolali, Sriyono dan Winarno hadir di rakor itu sebagai perwakilan pengepul susu Boyolali. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Ignasius Haryanta Nugraha dan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, juga hadir di rakor tersebut.
"Hasilnya alhamdulillah baik. Intinya ini dari Pak Menteri (Amran Sulaiman), ada kewajiban dari semua IPS untuk menyerap susu dari peternak kita. Susu dari peternak lokal harus terserap semua," kata Sriyono seusai mengikuti rakor di Kementan, dihubungi melalui ponselnya, Senin (11/11/2024).
Dikemukakan Sriyono, mulai hari ini semua IPS akan menyerap susu dari petani lokal. Dengan catatan, susu yang disetorkan itu sesuai standar kualitas yang ditetapkan pabrik tersebut.
Dalam rakor itu, kata Sriyono, Amran menyatakan akan mengubah Peraturan Presiden (Perpres) dan mengatur industri pengolah susu agar menyerap susu dari petani Indonesia.
"Ini ke depan mau dibikin Perpres untuk IPS-IPS harus mau menyerap semua produk susu peternak lokal," ujar Sriyono.
Dengan dibukanya kuota penuh pada setiap IPS untuk produk susu lokal itu, ujar Sriyono, maka produk susu dari petani Boyolali sebanyak 140 ton per hari itu akan terserap semua. Syaratnya, kualitas susu memenuhi standar yang ditetapkan industri tersebut.
"Kalau ini sudah (kuota) dibuka kan dari 140 ton (per hari) bisa terserap semua. Dengan catatan kualitasnya bagus. Standar kualitas pabrik berbeda-beda, kita mengikuti standar pabrik, kita kirimi," imbuh Sriyono.
Sriyono mengatakan, produksi susu di Kabupaten Boyolali per hari sekitar 140 ton. Karena ada pembatasan kuota di IPS, susu yang terserap ke industri hanya 110 ton. Sebanyak 30 ton susu tidak terserap ke pabrik setiap harinya.
Sriyono bilang, IPS mengurangi kuota susu lokal dengan alasan yang berbeda-beda. Ada yang beralasan karena standar kualitas.
"Terus dari Pak Menteri menyampaikan, kalau kualitas nggak masuk kan ditolak, cuma kan (IPS bisa) lakukan pembinaan. Jadi di IPS punya kewajiban untuk melakukan pembinaan ke peternak," tambah dia.
Dalam rakor itu, imbuh Sriyono, Menteri Pertanian juga membekukan sementara izin impor 5 perusahaan industri pengolahan susu sampai kondisi di bawah membaik dan kondusif.
Menurut Sriyono, pembekuan izin impor 5 industri susu itu setidaknya hingga tiga hari ke depan. Dia menambahkan, pada Kamis (14/11) mendatang juga akan ada kegiatan minum susu gratis untuk 10 ribu orang di Pasuruan, Jawa Timur.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.