Aksi Buang 50 Ribu Liter Susu Sapi Boyolali Direspons Kementan, Ini Hasilnya

Aksi Buang 50 Ribu Liter Susu Sapi Boyolali Direspons Kementan, Ini Hasilnya

Jarmaji - detikJateng
Senin, 11 Nov 2024 15:38 WIB
Peloper susu melakukan aksi mandi susu sapi yang tidak terserap oleh industri pengolahan susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024). Aksi mandi dan membuang susu sapi yang dilakukan oleh peloper dan pengepul susu di wilayah Boyolali itu sebagai bentuk rasa kekecewaan atas berkurangnya serapan susu sapi lokal yang dilakukan oleh industri pengolahan susu, dan mereka berharap pemerintah serta industri dapat mengutamakan hasil susu lokal untuk kebutuhan produksi susu dalam negeri. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/YU
Kecewa Serapan Industri Berkurang, Pengepul Mandi dan Buang Susu Sapi. Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Boyolali -

Aksi para peternak dan pengepul yang membuang 50 ribu liter susu sapi ke TPA Winong Boyolali direspons Kementerian Pertanian. Menurut pengurus KUD Mojosongo Boyolali, Sriyono, Menteri Pertanian meminta semua Industri Pengolahan Susu (IPS) menyerap susu dari peternak lokal.

Hari ini Sriyono turut menghadiri rapat koordinasi (rakor) yang digelar di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan) di Jakarta. Sriyono mengatakan, rapat itu membahas soal susu dari peternak dan pengepul di berbagai wilayah di Indonesia yang tak terserap pabrik karena pembatasan kuota.

Rakor itu dihadiri Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dan sejumlah pejabat Kementan lainnya. Lalu juga hadir Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, serta dari pihak Industri Pengolahan Susu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari Boyolali, Sriyono dan Winarno hadir di rakor itu sebagai perwakilan pengepul susu Boyolali. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Ignasius Haryanta Nugraha dan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, juga hadir di rakor tersebut.

"Hasilnya alhamdulillah baik. Intinya ini dari Pak Menteri (Amran Sulaiman), ada kewajiban dari semua IPS untuk menyerap susu dari peternak kita. Susu dari peternak lokal harus terserap semua," kata Sriyono seusai mengikuti rakor di Kementan, dihubungi melalui ponselnya, Senin (11/11/2024).

ADVERTISEMENT

Dikemukakan Sriyono, mulai hari ini semua IPS akan menyerap susu dari petani lokal. Dengan catatan, susu yang disetorkan itu sesuai standar kualitas yang ditetapkan pabrik tersebut.

Dalam rakor itu, kata Sriyono, Amran menyatakan akan mengubah Peraturan Presiden (Perpres) dan mengatur industri pengolah susu agar menyerap susu dari petani Indonesia.

"Ini ke depan mau dibikin Perpres untuk IPS-IPS harus mau menyerap semua produk susu peternak lokal," ujar Sriyono.

Dengan dibukanya kuota penuh pada setiap IPS untuk produk susu lokal itu, ujar Sriyono, maka produk susu dari petani Boyolali sebanyak 140 ton per hari itu akan terserap semua. Syaratnya, kualitas susu memenuhi standar yang ditetapkan industri tersebut.

"Kalau ini sudah (kuota) dibuka kan dari 140 ton (per hari) bisa terserap semua. Dengan catatan kualitasnya bagus. Standar kualitas pabrik berbeda-beda, kita mengikuti standar pabrik, kita kirimi," imbuh Sriyono.

Sriyono mengatakan, produksi susu di Kabupaten Boyolali per hari sekitar 140 ton. Karena ada pembatasan kuota di IPS, susu yang terserap ke industri hanya 110 ton. Sebanyak 30 ton susu tidak terserap ke pabrik setiap harinya.

Sriyono bilang, IPS mengurangi kuota susu lokal dengan alasan yang berbeda-beda. Ada yang beralasan karena standar kualitas.

"Terus dari Pak Menteri menyampaikan, kalau kualitas nggak masuk kan ditolak, cuma kan (IPS bisa) lakukan pembinaan. Jadi di IPS punya kewajiban untuk melakukan pembinaan ke peternak," tambah dia.

Dalam rakor itu, imbuh Sriyono, Menteri Pertanian juga membekukan sementara izin impor 5 perusahaan industri pengolahan susu sampai kondisi di bawah membaik dan kondusif.

Menurut Sriyono, pembekuan izin impor 5 industri susu itu setidaknya hingga tiga hari ke depan. Dia menambahkan, pada Kamis (14/11) mendatang juga akan ada kegiatan minum susu gratis untuk 10 ribu orang di Pasuruan, Jawa Timur.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Diberitakan sebelumnya, dunia peternakan sapi perah di Boyolali bergejolak. Para peternak dan pengepul mengeluhkan produksi susunya tidak dapat terserap seluruhnya ke Industri Pengolahan Susu (IPS). Akibatnya mereka membuang susu mencapai puluhan ribu liter per hari.

"Saat ini memang terjadi permasalahan di penjualan susu. Produksi dari peternak saat ini tidak bisa terserap semua ke industri, karena ada pembatasan jumlah kuota masuk ke Industru susu," ungkap Sriyono, salah seorang pengurus KUD Mojosongo, Boyolali, ditemui di kantor Disnakan Boyolali, Jumat (8/11/2024).

Dia mencontohkan, di KUD Mojosongo setiap hari susu yang masuk dari peternak sebanyak 23 ton atau 23 ribu liter. Namun yang terserap oleh IPS hanya sekitar 16 ton.

"Kondisi ini terjadi di semua koperasi yang ada di Boyolali dan juga usaha-usaha dagang yang bergelut di bidang persusuan. Ini juga terjadi wilayah luar Boyolali. Di Salatiga, Jawa Timur, juga mengalami hal seperti ini. jadi permasalahan ini memang permasalahan secara nasional terjadi pengurangan jumlah produksi dari industri," kata dia.

Para peternak dan pengepul pada Sabtu (9/11/2024) lalu menggelar aksi protes. Mereka mandi susu dan membuang 50 ton susu yang tidak terserap pabrik.

"Mohon maaf kami melakukan aksi pada siang hari ini adalah bentuk dari protes kami mewakili para peternak yang jumlahnya puluhan ribu yang ada di wilayah Boyolali, yang saat ini memang sedang menjerit, karena kondisi perindustrian susu di Indonesia sedang membatasi jumlah kuota masuk susu dari produk lokal kita," kata koordinator aksi, Sriyono, kepada para wartawan disela-sela aksi, Sabtu (9/11/2024).



Hide Ads