Penampakan Peternak Sapi Perah Aksi Mandi Susu Tuntut Impor Dibatasi

Penampakan Peternak Sapi Perah Aksi Mandi Susu Tuntut Impor Dibatasi

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 10 Nov 2024 16:20 WIB
Peloper susu melakukan aksi mandi susu sapi yang tidak terserap oleh industri pengolahan susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024). Aksi mandi dan membuang susu sapi yang dilakukan oleh peloper dan pengepul susu di wilayah Boyolali itu sebagai bentuk rasa kekecewaan atas berkurangnya serapan susu sapi lokal yang dilakukan oleh industri pengolahan susu, dan mereka berharap pemerintah serta industri dapat mengutamakan hasil susu lokal untuk kebutuhan produksi susu dalam negeri. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/YU
Peloper susu melakukan aksi mandi susu sapi yang tidak terserap oleh industri pengolahan susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Boyolali -

Para peternak dan pengepul susu sapi di Boyolali kecewa lantaran hasil produksinya tidak terserap oleh industri. Mereka menggelar aksi protes dengan cukup atraktif, mulai mandi menggunakan susu hingga membuang susu ke tempat pembuangan sampah.

Aksi tersebut diikuti peternak, peloper dan pengepul susu di Boyolali pada Sabtu (9/11). Mereka membawa puluhan mobil pikap dengan mengangkut susu di aksi itu.

Awalnya, massa berkumpul di depan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan), kompleks perkantoran terpadu Pemkab Boyolali sisi selatan. Kemudian mereka bergerak menuju Monumen Susu Murni di depan Pasar Boyolali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tempat tersebut massa membagikan susu kepada masyarakat. Beberapa melakukan aksi mandi menggunakan susu. Ada yang mengguyurkan susu ke tubuhnya, ada pula demonstran yang langsung masuk ke drum berisi susu.

Setelah dari monumen susu murni, mereka melanjutkan perjalanan menuju TPS sampah Winong, untuk membuang susu yang tak terserap ke Industri Pengolahan Susu (IPS) tersebut.

ADVERTISEMENT

Koordinator aksi, Sriyono mengungkap aksi itu merupakan ekspresi kekecewaan para peternak dan pengepul susu lantaran industri kini membatasi pembelian susu ke masyarakat. Alhasil, banyak hasil produksi susu yang terbuang.

"Mohon maaf kami melakukan aksi pada siang hari ini adalah bentuk dari protes kami mewakili para peternak yang jumlahnya puluhan ribu yang ada di wilayah Boyolali, yang saat ini memang sedang menjerit, karena kondisi perindustrian susu di Indonesia sedang membatasi jumlah kuota masuk susu dari produk lokal kita," kata Sriyono di sela-sela aksi.

Sriyono mengemukakan, pembatasan kuota masuk produk susu lokal di IPS itu berimbas pada banyaknya susu yang menumpuk di Usaha Dagang (UD) maupun Koperasi Unit Desa (KUD) persusuan, yang tidak terserap oleh pabrik. Hal itu mengakibatkan saat ini banyak susu yang terbuang.

Peloper susu melakukan aksi mandi susu sapi yang tidak terserap oleh industri pengolahan susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024). Aksi mandi dan membuang susu sapi yang dilakukan oleh peloper dan pengepul susu di wilayah Boyolali itu sebagai bentuk rasa kekecewaan atas berkurangnya serapan susu sapi lokal yang dilakukan oleh industri pengolahan susu, dan mereka berharap pemerintah serta industri dapat mengutamakan hasil susu lokal untuk kebutuhan produksi susu dalam negeri. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/YUPeloper susu melakukan aksi mandi susu sapi yang tidak terserap oleh industri pengolahan susu di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024). Aksi mandi dan membuang susu sapi yang dilakukan oleh peloper dan pengepul susu di wilayah Boyolali itu sebagai bentuk rasa kekecewaan atas berkurangnya serapan susu sapi lokal yang dilakukan oleh industri pengolahan susu, dan mereka berharap pemerintah serta industri dapat mengutamakan hasil susu lokal untuk kebutuhan produksi susu dalam negeri. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/YU Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Pihaknya menduga, pembatasan kuota pabrik dari susu lokal ini dikarenakan faktor susu impor yang tidak ada batasan.

"Itu yang mengakibatkan kenapa susu saat ini banyak yang terbuang, karena yaitu ada pembatasan dari pabrik. Yang mana disinyalir kemarin-kemarin dengan alasan karena pasar yang lagi sepi. Tapi kami menduga bahwa ini ada faktor impor yang memang tidak ada batasan," duganya.

Karena, lanjut dia, produksi susu lokal Indonesia baru bisa mencukupi 20 persen kebutuhan susu secara nasional. Sedangkan 80 persen masih impor.

"Harusnya, meskipun pasar sesepi apapun, produksi lokal kita bisa terserap semua, seandainya pemerintah maupun industri itu memang mementingkan produksi dari susu lokal kita. Itu yang melandasi kenapa terjadi aksi pada siang hari ini, adalah bentuk protes kami," imbuh Sriyono yang juga pengurus KUD Mojosongo, Boyolali ini.




(ahr/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads