Bertemu Pengepul Susu Boyolali, BUMN Ini Siap Bantu Distribusi

Bertemu Pengepul Susu Boyolali, BUMN Ini Siap Bantu Distribusi

Jarmaji - detikJateng
Selasa, 12 Nov 2024 17:16 WIB
Pertemuan perwakilan pengepul susu dengan BUMN PT Rajawali Nusindo di Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Selasa (12/11/2024).
Pertemuan perwakilan pengepul susu dengan BUMN PT Rajawali Nusindo di Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Selasa (12/11/2024). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Perwakilan pengepul dan peternak susu di Boyolali bertemu dengan PT Rajawali Nusindo, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang distribusi. Pertemuan yang difasilitasi Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali itu membahas serapan produk susu segar dari peternak yang sempat tak terserap Industri Pengolahan Susu (IPS) karena pembatasan kuota.

"Kami dari anak perusahaan ID FOOD, terkait isu penyerapan susu segar di Boyolali, BUMN akan mengambil peran di situ. Ya intinya kia akan menjembatani antara peternak dengan IPS, industri produsen susu," ujar Manajer Operasional PT Rajawali Nusindo, Arifin Effendi, ditemui usai pertemuan dengan perwakilan pengepul dan peternak susu di kantor Disnakan Boyolali, Selasa (12/11/2024).

Pertemuan ini awalnya direncanakan dilaksanakan pada Senin (11/11) kemarin. Namun karena Kepala Disnakan dan perwakilan pengepul harus ke Kementerian Pertanian di Jakarta untuk mengikuti rakor membahas soal serapan susu petani lokal tersebut, sehingga pertemuan baru bisa dilaksanakan hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arifin mengatakan, dari hasil pertemuan hari ini masih akan ada pertemuan-pertemuan lagi. Pihaknya berkomitmen untuk membantu penyerapan susu segar dari peternak di Boyolali ini. Pastinya sesuai standar kualitas yang ditentukan.

"Nanti secara teknis peternak, juga kami punya komitmen untuk menjaga dari sisi kualitas dan kapasitas produksi. Tentu kita juga akan melakukan pembinaan terkait kualitas susu. Tapi pembinaan terkait kualitas susu kan itu adanya di regulator dan pengawasan, berarti tentunya peran pemerintah juga cukup penting," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Setelah pertemuan ini, nantinya akan dilanjutkan lagi untuk membahas yang lebih teknis. Namun pihaknya menyatakan PT Rajawali Nusindo berkomitmen untuk membantu serapan atau menyalurkan susu dari peternak Boyolali ke industri.

"Pastinya (komitmen membantu penyerapan susu petani lokal), pastinya. Karena sebenarnya kan kebutuhan susu kan meningkat dengan adanya program pemerintah terkait pembagian makan siang bergizi, salah satunya produk susu. Tentu itu memengaruhi market atas kebutuhan susu. Maka kita juga, lho kok ada isu pasar sepi. Ya kita akan menjembatani antara produsen sama market," imbuh Arifin.

Sementara perwakilan pengepul dalam pertemuan itu, Sriyono, mengatakan bahwa pertemuan dengan BUMN ini masih penjajakan untuk kerja sama. BUMN ini akan membantu pemasaran susu segar petani lokal ke pihak IPS. Hal ini terkait dengan kejadian pembatasan kuota di industri, sehingga susu segar petani lokal Boyolali tidak seluruhnya terserap pabrik.

"Terkait pertemuan dengan BUMN ini tadi, ya intinya kan kita baru penjajakan untuk kerja sama ke depan. Karena BUMN ini bergerak di bidang distribusi makanan, ya nanti kita akan mempelajari lebih lanjut untuk bisa bekerja sama dengan BUMN. Karena arah BUMN akan menyalurkan produk susu kita ke IPS-IPS dan mana nanti hasil produk dari IPS itu akan dipasarkan oleh BUMN ini," kata Sriyono.

"Jadi kerja sama B to B. Artinya pasar mereka yang menjamin, pasar produk jadinya dari IPS, tapi mereka juga istilahnya menjembatani dari koperasi-koperasi untuk memasarkan ke IPS. Masih ada tindak lanjut, masih panjang," sambung dia.

Rencana kerja sama dengan PT Rajawali Nusindo ini nantinya akan menjadi pertimbangan. Karena setelah rakor di Kementerian Pertanian kemarin, pembatasan kuota serapan susu petani lokal akhirnya dicabut. Mana IPS yang akan digandeng BUMN ini dan lebih menguntungkan yang mana.

"Akhirnya itu menjadi pertimbangan kita, mana IPS yang nanti akan digandeng oleh BUMN, itu lebih menguntungkan yang mana kan kita bisa memilih. Dengan kesempatan posisi seperti ini kita kan ya harus memilah. Mungkin IPS yang kemarin, meski kuota sudah dibuka, tapi kok dari sistem kerja samanya belum menguntungkan, ya kita memilih mana yang lebih menguntungkan. Karena ini tujuannya kan peternak juga," papar Sriyono.

Sementara itu Kepala Disnakan Boyolali, Lusia Syah Suciati, mengatakan pertemuan ini merupakan tindak lanjut pada hari Jumat (8/11) lalu, setelah pengepul dan peternak mendatangi kantornya. Saat itu disampaikan pengepul jika ada 30 ribu liter yang tak terserap IPS.

Pihaknya memfasilitasi ke BUMN yang bergerak di bidang distribusi tersebut, agar kelebihan produksi 30 ton susu per hari yang terserap ke pabrik itu, bisa terjual.

"Ya namanya upaya, saya ajak koordinator pengepul ke sana. Hari Jumat siang ke sana (PT Rajawali Nusindo) juga menyampaikan ini peluang karena kami juga bergerak di bidang pangan, divisinya distribusi dan belum menyentuh ke susu. Sementara dia (BUMN itu) bisa dari hulu ke hilir bergeraknya," jelas Lusia.

Menurut Lusia, setelah pertemuan ini nantinya dari PT Rajawali Nusindo dengan pengepul masih akan bertemu lagi. Pihaknya berharap, pertemuan hari ini memberikan solusi yang terbaik. Meskipun soal susu tak terserap ini sudah selesai karena pembatasan kuota di IPS sudah dibuka lagi.

"Harapan kami pertemuan hari ini juga memberikan solusi yang terbaik bagi mereka (pengepul dan peternak), meskipun sebenarnya sudah selesai, tetapi akan bisa memberikan inovasi alternatif pengembangan bisnisnya masing-masing. Bisa memberikan jalan keluar yang lebih bisa meningkatkan ini," tandasnya.




(rih/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads