Kementan Kaji Pulau Nusakambangan Jadi Lokasi Food Estate

Kementan Kaji Pulau Nusakambangan Jadi Lokasi Food Estate

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Sabtu, 02 Nov 2024 20:25 WIB
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono di Kabupaten Rembang, Jumat (4/11/2024).
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono di Kabupaten Rembang, Jumat (4/11/2024). (Foto: Mukhammad Fadlil/detikJateng)
Semarang -

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menyebut pihaknya sedang mengkaji pulau Nusakambangan, Cilacap, untuk lokasi food estate. Hal itu dimaksudkan untuk mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan.

Sudaryono mengatakan koordinasi sudah dilakukan dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. Hal itu karena sebagian pulau Nusakambangan diketahui dimanfaatkan sebagai lembaga pemasyarakatan (lapas).

"Satu pulau itu luasnya 12 ribu hektare, yang termanfaatkan jadi lapas baru 10 persenan. Sisanya kita ingin petakan, kami kemarin sudah bicara dengan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan bagaimana lahan itu dimanfaatkan untuk mendukung program pemerintah dalam kaitannya ketahanan pangan," kata Sudaryono usai acara Konsolidasi Petani Milenial di Hotel Gets Kota Semarang, Sabtu (2/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya (food estate di Nusakambangan), kita sedang kaji ke arah sana," imbuhnya.

Terkait komoditi apa yang rencana ditanam di Nusakambangan, dia menegaskan masih dalam kajian. Dia menjelaskan butuh kehati-hatian untuk memainkan supply and demand sehingga perlu kajian.

ADVERTISEMENT

"Sedang dikaji. Ketahanan pangan kita nggak hanya beras, tapi juga holtikultura, kita tahu komoditas holtikultura seperti cabai, bawang merah, itu sangat menyumbang inflasi paling besar. Jadi kita harus hati-hati betul memainkan supply and demand-nya agar betul-betul bisa menjaga stabilitas dan jaga inflasi kita di posisi yang aman," jelas Sudaryono.

Selain Food Estate, Kementan bersama International Fund for Agriculture Development (FAD) memperpanjang kerjasama Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Service (YESS). Sudaryoni menjelaksan, program itu dibuat untuk membentuk petani-petani milenial di Indonesia.

"Petani milenial ini binaan Kementan, mereka bukan hanya bertani tapi sebetulnya jadi pengusaha di bidang pertanian. Jadi programnya sebisa mungkin tidak hanya 3.000, tadi disampaikan kalau bisa sampai 30 ribu sampai 300 ribu sebanyak mungkin," jelas Sudaryono.

Country Director IFAD Hani A Elsadani Salem menyebut program YESS difokuskan pada para pemuda di Asia Pasifik. Beberapa capaian program itu adalah mendukung 30 ribu bisnis di sektor pertanian, mendukung lebih dari 8 ribu penerima manfaat mendapatkan pinjaman dari bank lokal sebesar Rp 192 miliar dalam tiga tahun terakhir dan memberikan lebih dari 2 ribu penerima manfaat hibah kompetitif.

"Fokusnya pengembangan agronisnis pemuda dengan target mendukung 220ribu pemuda dalam produksi, inklusi keuangan, pengolahan dan pertanian digital. YESS adalah program pertama IFAD yang sepenuhnya berfokus pada pemuda di kawasan Asia dan Pasifik," kata Hani.

"Jadi ini juga untuk rebranding petani milenial, petani adalah profesi yang keren, menjanjikan dan merupakan mata pencaharian yang memadai bagi pelakunya," imbuh Kepala BPPSDM Pertanian Kementan Idha Widi Arsanti.




(aku/aku)


Hide Ads