Kunjungi Banyuwangi, Wamentan Ajak Petani Milenial Swasembada Pangan

Kunjungi Banyuwangi, Wamentan Ajak Petani Milenial Swasembada Pangan

Eka Rimawati - detikJatim
Senin, 06 Jan 2025 20:30 WIB
Wamentan Sudaryono
Wamentan Sudaryono (Foto: Eka Rimawati/detikJatim)
Banyuwangi -

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengunjungi Banyuwangi. Di sana, ia mengajak para petani milenial bekerja keras dalam mewujudkan percepatan swasembada pangan karena sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Pria yang akrab disapa Mas Dar ini menyampaikan bahwa Banyuwangi memiliki potensi besar dalam pengembangan berbagai komoditas strategis nasional, seperti padi dan jagung. Menurutnya, pemerintah telah memberikan fasilitas dan akses produksi untuk mendukung para petani, mengingat Banyuwangi adalah daerah agraris yang juga berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan Pulau Bali.

"Kami mengajak petani milenial untuk bekerja bersama kami. Pemerintah sudah menyiapkan sarana dan prasarana, mulai dari pupuk, bibit unggul, teknologi mekanisasi, hingga kepastian harga panen untuk gabah dan jagung. Kami berharap dengan adanya dukungan ini, proses percepatan swasembada pangan bisa berjalan lebih cepat," katanya saat mengunjungi Business Development Services Providers (BDSP) P4S Sintario yang merupakan bagian dari Program YESS Kementan di Banyuwangi, Jawa Timur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Sudaryono juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah meningkatkan volume pupuk yang disediakan untuk mencapai 9,55 juta ton, jauh lebih tinggi dari volume awal yang hanya 4,5 juta ton.

Ia menambahkan, pemerintah juga menyiapkan pembangunan irigasi untuk mendukung kelancaran produksi pertanian, termasuk di Banyuwangi.

ADVERTISEMENT

"Kami berharap besar karena bibit, pupuk sampai pembangunan irigasi sudah kita bereskan agar bisa berperan lebih besar lagi pada percepatan swasembada. Jadi setelah panen segera tanam dan setelah tanam kita berharap dapat panen lagi," ujar Wamentan Sudaryono yang juga merupakan anak petani asal Grobogan, Jawa Tengah.

Menurutnya, petani milenial memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian melalui pemanfaatan teknologi dan mekanisasi. Lebih dari 200 ribu petani milenial di seluruh Indonesia telah mengikuti program YESS, dan beberapa di antaranya bahkan sudah berhasil melakukan ekspor.

"Banyuwangi memiliki akselerasi yang sangat cepat dalam mengembangkan sektor pertanian, meski baru-baru ini bergabung dalam program YESS," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Idha Widi Arsanti mengungkapkan, tahun 2024 sebanyak 9.000 petani muda dari Banyuwangi telah bergabung dalam program YESS. Program ini diharapkan terus berkembang dengan semakin banyaknya bantuan dan fasilitas yang disediakan pemerintah pada tahun 2025.

"Di tahun 2024, kami telah berhasil merekrut 9.000 petani milenial di Banyuwangi. Kami juga akan mendampingi mereka dalam pengembangan komoditas kopi, buah naga, serta komoditas pangan lainnya yang siap untuk diekspor," kata Idha.

Program YESS, yang bertujuan untuk menciptakan petani muda yang berdaya saing dan mandiri, diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam ketahanan pangan nasional, sekaligus mendukung keberhasilan swasembada pangan di Indonesia.

Menjawab ajakan tersebut, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memastikan Banyuwangi cukup memiliki infrastruktur dan sumberdaya manusia yang memadai guna mendukung program percepatan Swasembada pangan presiden Prabowo.

"Kami bersyukur Pak Wamen memotivasi petani muda Banyuwangi. Banyuwangi sudah memulai itu dengan program jagoan taninya. Program YES sudah dimulai dari daerah-daerah lain. Banyuwangi telat tapi tidak masalah. Itu melengkapi program yang dimiliki Banyuwangi," terang Ipuk.

Ia bersyukur lantaran Kementan membawa banyak program pertanian yang memberikan harapan baru dan pilihan baru bagi calon-calon jagoan tani Banyuwangi tahun 2025.

"Beliau membawa banyak program di Banyuwangi. Mudah-mudahan ini semua bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan pertanian Banyuwangi," tutup Ipuk.

Pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden atau Inpres yang mengatur normalisasi dan perbaikan irigasi. Seluruh kepala daerah di Indonesia diminta memberikan usulan agar semua lahan pertanian memiliki kecukupan pengairan termasuk Banyuwangi.




(abq/iwd)


Hide Ads