Pencemaran Limbah Ciu di Bengawan Solo Belum Ganggu Produksi PDAM

Pencemaran Limbah Ciu di Bengawan Solo Belum Ganggu Produksi PDAM

Tara Wahyu NV - detikJateng
Selasa, 07 Mei 2024 19:10 WIB
Warga ramai-ramai memancing di Bengawan Solo, Selasa (7/5/2024). Hal ini karena ada fenomena bladu yang disebabkan pencemaran sungai.
Warga ramai-ramai memancing di Bengawan Solo, Selasa (7/5/2024). Hal ini karena ada fenomena bladu yang disebabkan pencemaran sungai. Foto: Tara Wahyu/detikJateng
Solo -

Aliran Sungai Bengawan Solo di Kelurahan Sewu, Jebres, Solo kembali tercemar limbah ciu. Akibatnya, ikan-ikan di sungai tersebut mati dan muncul ke permukaan sungai.

Meski pencemaran membuat banyak ikan mati, PDAM Toya Wening Solo menyebut bahwa kualitas air Bengawan Solo belum mengganggu produksinya. Diketahui, air Bengawan Solo menjadi salah satu sumber bahan baku produksi di PDAM.

Alhamdulillah tidak ada dampak, masih beroperasi," kata Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) PDAM Solo, Bayu Tunggul saat dihubungi, Selasa (7/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayu menjelaskan, saat ini debit air di Sungai Bengawan Solo saat ini masih cukup besar. Sehingga antara polusi dan air yang ada di Bengawan Solo masih bisa dinetralisir.

"Walaupun terhadap biota sungai sudah berpengaruh, tapi kita masih bisa mengolah dan hasil olahan sesuai dengan batu muku Kementerian Kesehatan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Ia menyebut, saat ini PDAM masih bisa mengolah air bersih sebanyak 80 liter per detik. Meski begitu, bayu menyebut bahwa persoalan limbah ciu masih jadi momok untuk pencemaran sungai Bengawan Solo.

"Ya kalau biasanya kalau limbah di polutan industri alkohol itu kan sampai saat ini memang kalau dari sisi pengolahan limbah saya lihat belum tertangani," ucapnya.

Dia khawatir jika kondisi tersebut masih tetap terjadi saat musim kemarau. Beberapa tahun belakangan, pihaknya harus menghentikan produksi air bersih lantaran limbah ciu muncul saat debit air mengecil akibat kemarau.

Dirinya mengaku telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait mulai dari hulu hingga hilir. Serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

"Kalau kita tergabung dalam tim koordinasi sumber daya air Bengawan Solo, jadi itu ada tim koordinasi lintas terkait dari hulu Gajah Mungkur sampai di hilir sungai Brantas di Jatim. Itu nanti bergabung dari DLH Sukoharjo, Wonogiri, Jasa Tirta, Provinsi bergabung dengan tim koordinasi," beberny.

"Kita selalu sampaikan kondisi yang ada. Tapi kita juga sebagai operator pengguna air sungai sebagai air baku, kami hanya bisa menyarankan dan penegakan regulasi bukan kewenangan kami," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, ikan-ikan di Bengawan Solo banyak yang lemas dan mati akibat sungai itu tercemar limbah alkohol atau ciu. Akibatnya warga ramai-ramai ke sungai untuk mencari ikan.




(ahr/dil)


Hide Ads