Solo Technopark yang terletak di Jalan Ki Hajar Dewantara No. 19 Jebres, Surakarta semakin ramai dikunjungi. Diketahui, Solo Technopark memiliki lima gedung yang berdiri di atas 8,9 hektare tanah.
Tak hanya menyediakan fasilitas umum, Solo Technopark juga menyediakan berbagai pelatihan.
Pejabat Pelayanan dan Pengembangan Solo Technopark Susilo Budi mengungkapkan bahwa Solo Technopark dulunya bernama Solo Competency Training Center (SCTC) dan terletak di Jalan Transito Pajang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi terkait pembangunan memang 2009 sih, kita memang dulu itu dari Solo Training Center. Jadi memang Solo Training Center itu Solo Competency Training Center (SCTC). Jadi memang dulu itu kita di Jalan Transito di Pajang," jelasnya kepada tim detikJateng saat ditemui di Solo Technopark, Rabu (25/10/2023).
Solo Technopark merupakan hasil dari kerja sama antara Pemerintah Kota, akademisi, dan praktisi. Program awalnya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan lulusan SMK. Hingga saat ini pun fokus utama Solo Technopark masih tetap pada pengembangan keterampilan.
"Kita dulu memang kolaborasi dari Pemerintah Kota dan juga dari akademisi, dan juga dari praktisi yang tujuan awalnya itu untuk peningkatan skill kompetensi untuk anak-anak lulusan SMK. Makanya itu menjadi core bisnis kita sampai saat ini," ujar Susilo.
![]() |
Lebih lanjut, Susilo menjelaskan bahwa Solo Technopark tidak hanya memberikan pelatihan dalam berbagai bidang manufaktur, seperti pengelasan, tetapi juga menawarkan layanan publik, ruang kerja bersama, dan fasilitas untuk masyarakat umum. Salah satu kerjasama terbaru adalah dengan Shopee, yang digunakan sebagai inkubator bisnis untuk UMKM dan startup.
"Di tempat kita ini ada pelatihan untuk SDM-SDM di bidang manufaktur di bidang pengelasan kurang lebih seperti itu terus berkembang, berkembang, berkembang kita punya gedung biru itu yang dipakai untuk public space layanan-layangan untuk masyarakat, untuk mahasiswa co-working space (Kalau Shopee?) Ya Shopee baru-baru ini kolaborasi dengan kita, ya itu. Untuk itu di situ dipakai untuk inkubator bisnis, inkubator bisnis itu sendiri adalah program inkubasi untuk UMKM dan juga start up," terangnya.
Selengkapnya baca halaman berikutnya
Sementara itu, Pejabat Teknis Umum Untung Priyohananto menjelaskan bahwa Solo Technopark merupakan instansi berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), sebagian besar karyawan mereka adalah swasta, bukan ASN. Oleh karena itu, pelatihan yang tersedia juga berbayar untuk mendukung operasional mereka. Mentor-mentor yang memberikan pelatihan pun adalah lulusan dari berbagai latar belakang, termasuk dari institusi pendidikan.
"Itu kita berbayar, karena kita adalah lembaga BLUD jadi hampir berapa persen ya karyawan kita itu swasta bukan ASN. ASN ya empat sampai lima orang dari 50 orang, makanya untuk membiayai untuk operasional kita memang pelatihan-pelatihan yang berbayar dan berbayar itupun juga kita ditentukan oleh pemerintah kota dengan adanya tarif-tarif yang sudah ditetapkan. Karena berbayar itu gini mbak, misalkan saya pelatihan kan ada material, materialnya yang beli siapa? Ya instrukturnya yang nggaji siapa? Gitu mesinnya, listriknya yang nggaji siapa? kalau saya nggak berbayar besok kita nggak masuk lagi. (Mentornya?) Rata-rata kita memakai kapabel dalam arti memang lulusan ada yang dari perguruan tinggi yang lain, kurang lebih seperti itu," jelasnya.
Semua gedung di Solo Technopark dapat diakses oleh masyarakat umum. Gedung-gedung tersebut memiliki berbagai fungsi, termasuk riset dan pengembangan (R&D), pelatihan, ruang publik, dan ruang kerja bersama. Shopee, yang berada di bawah Garena, juga menyediakan fasilitas gratis untuk masyarakat.
"Ya, semua boleh dimasuki umum, maksudnya konteksnya dalam rangka apa. Masuk itu dalam rangka apa dulu," jelasnya.
Perlu diketahui bahwa Solo Technopark juga menerima kunjungan siswa-siswi dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan juga menerima siswa yang ingin melaksanakan Prakerin atau Praktik Kerja Industri.
Solo Technopark juga menyediakan pelatihan untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan perusahaan startup yang mereka dukung. Solo Techno Park berupaya memenuhi kebutuhan yang beragam dalam meningkatkan kompetensi dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
Artikel ini ditulis oleh Nila Handayani peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.