Puluhan Hektare Tanaman Padi di Boyolali Diserang Sundep

Puluhan Hektare Tanaman Padi di Boyolali Diserang Sundep

Jarmaji - detikJateng
Rabu, 18 Okt 2023 17:30 WIB
Lahan tanaman padi warga di Banyudono, Boyolali, diserang hama sundep. Foto diunggah pada Rabu (18/10/2023).
Lahan tanaman padi warga di Banyudono, Boyolali, diserang hama sundep. Foto diunggah pada Rabu (18/10/2023). Foto: Jarmaji/detikJateng
Boyolali -

Hama penggerek batang atau sundep dan hama neck blast menyerang tanaman padi di sejumlah kecamatan di Boyolali. Luas lahan yang terkena hama ini diperkirakan mencapai puluhan hektare.

Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Toni, mengatakan ada dua jenis hama tanaman padi yang perlu di waspadai di musim kemarau seperti ini. Yaitu hama penggerek batang atau sundep dan hama neck blast atau potong leher.

"Di Boyolali, ada 71 hektare tanaman padi yang diserang hama penggerek batang ini. Kemudian yang kena hama neck blast saat ini ada 2 hektare," kata Toni, kepada wartawan, Rabu (18/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hama sundep terjadi di sejumlah kecamatan. Namun yang paling banyak terjadi di Kecamatan Banyudono dan Kecamatan Sawit. Temuan di Banyudono ada 54 hektare tanaman padi yang diserang sundep.

Kemudian di Kecamatan Sawit serangan sundep mencapai delapan hektare. Sisanya luasnya kecil-kecil dan menyebar di kecamatan lain. Pihaknya mengaku sudah melakukan gerakan pengendalian itu.

ADVERTISEMENT

"Pengendalian hama penggerek batang kami lakukan di lahan sawah seluas sekitar 100 hektare," ujarnya.

Pengendalian hama sundep dilakukan menyasar lahan yang belum terkena serangan dan yang sudah terkena serangan. Gerakan pengendalian hama penggerek batang dilakukan dengan penyemprotan pestisida hayati dan aman.

Pihaknya meminta petani agar waspada karena di musim kemarau ini memang hama melonjak.

"Kalau musim kering (kemarau) ini memang (serangan) hama melonjak. Jadi waspadanya di padi yang umur 30-40 hari ke bawah," imbuh dia.

Disebutnya, petani harus melakukan pengamatan dini apakah di bawah daun padi ada kelompok telur penggerek batang atau ada terbangan ngengat penggerek batangnya. Kalau ada penerbangan sundep, maka petani bisa mengamati bawah lampu desa. Kalau ada, seminggu kemudian akan muncul penggerek batang.

Telur sundep, jelas dia, biasanya berada di malai daun, berukuran kecil, dan terbungkus seperti kapas. Petani bisa mengendalikan dengan menekan telur-telur itu. Satu kelompok telur bisa 150-200 telur sundep. Jika diantisipasi, lanjutnya, bisa menyelamatkan 200 batang padi.

Selengkapnya di halaman selanjutnya

Sementara pengendalian hama dengan menggunakan pestisida, menurut dia, tidak efektif. Yang paling efektif yakni saat penyemaian itu diamati dengan pengendalian manual.

"Kesalahannya petani itu pas semai tidak diamati, umur 20-25 hari sudah jadi ulat terus sudah memotong dan sudah kering baru sadar. Kalau itu sebenarnya nggak gagal panen, karena bisa tumbuh tunas baru. Tapi kalau sudah umur 60-70 hari muncul penggerek akan mengurangi hasil produksi," terangnya.

Sedangkan di Kecamatan Sambi, ditemukan lahan tanaman padi yang diserang hama neck blast atau potong leher sejak akhir September lalu. Luasnya hanya sekitar dua hektare. Hama ini disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae. Jamur itu membuat batang malai patah. Sehingga nutrisi tidak sampai ke malai dan biji padi kosong.

Halaman 2 dari 2
(rih/sip)


Hide Ads