Puluhan hektare sawah jagung di Desa Kedung Pengaron, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, gagal panen dampak kekeringan. Para petani merugi hingga jutaan rupiah.
Puluhan hektare lahan dan tanaman jagung di kawasan ini mengering. Kondisi itu menyebabkan buah jagung yang dihasilkan berukuran kecil, bahkan banyak pohon tak berbuah karena kekurangan air.
"Kekeringan sudah dua bulan, gagal panen. Isi jagungnya nggak ada. Pohonnya dikasih makan sapi juga nggak bisa, kering," kata Ali, salah satu petani, Kamis (15/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
M Muchlis, petani lain mengungkapkan, kondisi tersebut berlangsung setiap musim kemarau selama 24 tahun. Petani tetap memilih berusaha menanam jagung saat musim kemarau dengan harapan kondisi berubah.
"Setiap hektare lahan jagung butuh Rp 5 juta, mulai bibit, pupuk dan lainnya," jelas Muchlis.
Para petani berharap, pemerintah memberi perhatian atas hal ini. Yang dibutuhkan petani hanya ketersediaan air.
"Yang kami butuhkan cuma air. Harapannya pemerintah bisa menyediakan sumur bor," harapnya.
Para petani di wilayah ini menanam jagung saat musim kemarau. Saat musim hujan, mereka menanam padi. Selain di Desa Kedung Pengaron, kekeringan lahan pertanian juga terjadi di beberapa desa lainnya.
(hil/iwd)