Petani Magelang Tanam Melon Semi Hidroponik, Hasilnya Cuan!

Petani Magelang Tanam Melon Semi Hidroponik, Hasilnya Cuan!

Eko Susanto - detikJateng
Minggu, 09 Apr 2023 15:35 WIB
Penanaman buah melon dengan sistem semi hidroponik di Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Foto diambil Minggu (9/4/2023).
Penanaman buah melon dengan sistem semi hidroponik di Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Foto diambil Sabtu (8/4/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Menanam melon dengan sistem semi hidroponik dilakoni warga Magelang. Melon hasil panen pun sudah merambah berbagai daerah seperti Jogja, Cilacap, hingga Jakarta.

Petani melon ini adalah C Imam Adi (63). Ia bertanam di Dusun Galokan, Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang,

Imam menanam melon semi hidroponik di greenhouse ukuran 10 x 70 meter. Ia memakai media tanam cocopeat berupa sabut kelapa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tampak ada tujuh deret polybag, setiap lajur ada 600 tanaman melon. Jenis melon yang ditanam yakni inthanon dan sweet net.

Proses penanaman ini telah dilakukan sejak enam bulan lalu. Jarak tanam antarderet sekitar dua pekan. Selama ini ia sudah panen dua kali.

ADVERTISEMENT

"Ini sistem semi hidroponik. Selama ini, saya menggunakan media tanam cocopeat atau sabut kelapa. Sabut kelapa kita cacah, digiling, dan dicuci untuk menghilangkan zat tanin," kata Imam saat ditemui wartawan, Sabtu (8/4/2023).

Penanaman buah melon dengan sistem semi hidroponik di Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Foto diambil Minggu (9/4/2023).Penanaman buah melon dengan sistem semi hidroponik di Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Foto diambil Sabtu (8/4/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Imam mengaku memilih menanam melon karena pasar sangat terbuka. Selain itu, ia ingin memberi wawasan bahwa menanam melon dengan sistem semi hidroponik bisa menghasilkan.

"Saya mulai sekitar enam bulan yang lalu. Kami buat greenhouse hampir sekitar tiga bulan. Rangkanya menggunakan bambu petung dan bambu apus. Lebar 10 meter dan panjang 70 meter," kata Imam.

Sistem pertaniannya terbilang sudah modern. Pengaturan air pada tiap polybag dilakukan secara otomatis. Untuk mengalirkan air dan penerangan di lokasi tersebut menggunakan panel surya.

"Saya pakai polybag ukuran 45 cm, saya bagi dua. Saya pikir dengan cara itu nutrisinya bisa lebih karena dimakan sendiri meskipun ukuran polybag lebih kecil. Panen pertama 600 pohon," sambung Imam.

"Melon jenis inthanon kan sudah dibudidayakan sejak lama. Hampir semua penggemar sudah tahu melon jenis inthanon. Kulit di luar kuning kalau sudah tua semu-semu cokelat. Buahnya putih, mendekati kulit hijau. Kalau sweet net itu, kulitnya agak kehijauan. Warna net (urat-urat pada kulitnya) cokelat. Kalau dibelah daging buahnya pink. Total keseluruhan ada 2.100 pohon," kata dia.

Halaman selanjutnya, omzet yang didapatkan.

Imam menuturkan, panen pertama ia mendapat sekitar Rp 14 juta sampai Rp 15 juta. Kemudian panen yang kedua pada Sabtu (8/4) belum ia total pendapatannya.

"Kalau panen yang kedua ini dari satu pembeli saja mungkin bisa dapat Rp 10 juta. Padahal itu baru berapa pohon," ujarnya.

"Pembeli dari Jakarta, Jogja, Cilacap. Mereka tahu dari status WA (WhatsApp) dan Facebook," tambah Imam.

Salah satu pembeli, Budi Santo (47) dari Jakarta mengatakan melon jenis ini punya pasar tersendiri. Melon yang ditanam dengan sistem ini juga pasarnya menengah ke atas.

Penanaman buah melon dengan sistem semi hidroponik di Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Foto diambil Minggu (9/4/2023).Penanaman buah melon dengan sistem semi hidroponik di Desa Gondang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Foto diambil Sabtu (8/4/2023). Foto: Eko Susanto/detikJateng

"Mereka punya pasar tersendiri. Harga tidak terganggu, masih bagus. Harga di pasar Rp 23 ribu sampai Rp 24 ribu (per kilo). Paling murah Rp 21 ribu per kilogram," ujar Budi.

"(Kelebihannya) Kalau di lahan hidroponik ini lebih tahan terhadap penyakit karena tertutup. Lebih mudah juga mengatur tingkat kemanisan buah. Nutrisi juga semakin terjaga kalau menggunakan hidroponik," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, untuk daging buah enak dan tipikal garing. "Tingkat kemanisan untuk skala kebutuhan pasar itu minimal di angka 13 brix. Ini untuk konsumen medium up. Untuk posisi masih oke, tidak tergoyahkan," imbuhnya.

Ia berencana membeli 500 kilogram. Budi merupakan sub vendor salah satu supermarket di Jakarta.

"Karena kebutuhan saya setiap dua minggu sekali itu sebenarnya satu ton. Kalau dihitung per buah melon sekitar 250 sampai 280 buah. Spesifikasi saya dari 1,2 kg sampai 1,7 kg," ujar Budi.

"Saya supplier. Dari Jawa Timur ada juga supplier. Mojokerto, Blitar, dan Kediri. Semua greenhouse dan hidroponik," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/ahr)


Hide Ads