Kurma merupakan tumbuhan khas yang berasal dari daratan Afrika dan Timur Tengah. Tak hanya tumbuh di area gurun yang kering dan panas, ternyata pohon kurma juga bisa ditemukan di Indonesia yang memiliki iklim tropis.
Umumnya, pohon kurma banyak ditemukan di kawasan Afrika dan Timur Tengah, seperti Mesir, Irak, dan Arab Saudi. Namun, di Daerah Istimewa Jogjakarta (DIY) tepatnya di Padukuhan Gamelan, Kalurahan Sendangtirto, Berbah, Sleman juga ditemukan perkebunan kurma.
Adalah Suparyoto (65), orang pertama di Berbah yang mulai membudidayakan kurma sejak tahun 2016. Di kebun kurma yang dia namai 'Ngadinah' itu dirinya mulai fokus membudidayakan pohon kurma dan menjual bibit kurma ke berbagai daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang mendorong saya karena melihat petani kalau berdasarkan tanaman tradisional penghasilannya sedikit dan sering nombok. Saya berusaha memberikan contoh nahwa ada tanaman alternatif yang cukup menjanjikan di segi penghasilan," kata pria yang akrab disapa Paryoto ini saat ditemui detikJateng, Selasa (28/3/2023).
![]() |
Paryoto memiliki tiga lahan dengan total luas sekitar tiga ribuan meter persegi. Dari ketiga lahan itu, Paryoto mengklaim memiliki ribuan tanaman kurma dari berbagai jenis.
Ada sembilan jenis bibit kurma, Ajwa atau kurma nabi, barhee, KL-1, medjool, sukari, khalas, zaghloul, khenaizi, fath. Sembilan bibit itu yang dibudidayakan oleh Paryoto.
"Yang favorit itu tiga jenis (ajwa, barhee, KL-1) tambah medjool," bebernya.
Selama ini, kurma terkesan sebagai tanaman padang pasir. Tumbuhan yang masuk dalam jenis tanaman palem itu ternyata dapat dibudidayakan di Indonesia dan bisa berbuah juga. Termasuk di kebun milik Paryoto.
"Di sini bisa tumbuh dengan bagus, bisa berbuah dengan cepat dan pemeliharaannya tidak sulit. Cukup yang penting ada matahari, air, dan pupuk," terangnya.
"Kelebihan di negeri kita itu kurma itu bisa berbuah sepanjang tahun. Kalau di Saudi sana musiman, kalau di sini tidak kenal musim, jadi susul menyusul seperti kelapa," sambungnya.
Sejauh ini, beberapa pohon kurma milik Paryoto sudah mulai berbuah. Namun, dia belum menjual buah kurma itu. Mayoritas hanya dia bagikan ke pegiat kurma lain sebagai bibit.
Selain itu, dia masih fokus untuk menyemai bibit dan penjualan bibit pohon kurma. Dari ceritanya, Paryoto mendapatkan biji kurma dari Timur Tengah untuk kemudian diseleksi dan disemai di Indonesia menjadi bibit.
"Endingnya nanti saya ingin menarik masyarakat menanam alternatif (tumbuhan) lain. Selama belum bisa panen bagus untuk menutup operasional ya alternatifnya jual bibit dulu," ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Apa yang dikerjakan Paryoto selama ini menjadi inspirasi bagi pegiat kurma di daerah lain. Pada akhirnya banyak yang datang untuk membeli bibit sekaligus belajar budidaya kurma di perkebunannya.
Dia menjual bibit kurma dengan harga mulai dari Rp40 ribu hingga ratusan ribu. Tergantung jenis dan usia bibit.
"Yang banyak dari luar Jogja, kemarin ada pesanan dari Kalimantan Utara. Jadi bibit kurma sampai tiga minggu aman. Ada juga dari Bali rencana pesan sekitar 2.000 bibit," ungkapnya.
Selama sekitar tujuh tahun berkecimpung di budidaya kurma, menurutnya tidak banyak kendala yang dihadapi. Perbedaan jenis tanah dan iklim bisa disiasati.
"Tanah itu sebenarnya tidak ada kendala, kalau tanahnya kurang subur kita kasih pupuk. Kendala di saya tanah padas, saya harus menggali padas dulu biar bisa ditanam," ucapnya.
Nah, yang jadi musuh utamanya hanyalah hama. Termasuk juga jamur yang tumbuh di batang pohon kurma.
"Hama yang paling sulit dikendalikan wawung atau kumbang tanduk, dulu saya bertahan organik tapi dapat tips dari peneliti itu saya kemudian menyemprot untuk menghilangkan hama," katanya.
Paryoto juga memberikan sedikit tips untuk membudidayakan kurma. Tak perlu lahan yang luas. Karena yang terpenting adalah paparan sinar matahari, air, dan pupuk.
"Kuncinya pilih bibit yang sudah terbukti bisa berbuah di sini. Ada unsur matahari, air, pupuk, dan istikamah. Karena nanam kurma itu perlu kesabaran, banyak teman-teman setiap hari disetelkan murottal," pungkasnya.