Sulap Limbah Plastik Jadi Tas hingga Topi, Pria Bantul Cuan Jutaan Rupiah

Sulap Limbah Plastik Jadi Tas hingga Topi, Pria Bantul Cuan Jutaan Rupiah

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Senin, 31 Okt 2022 12:31 WIB
Kerajinan tenun berbahan sampah di Bantul, Senin (31/10/2022).
Kerajinan tenun berbahan sampah di Bantul, Senin (31/10/2022). (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Bantul -

Seorang warga Pedukuhan Wirosutan, Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Kabupaten Bantul sukses menyulap limbah plastik menjadi berbagai bahan kerajinan bernilai jual. Selain membantu mengurangi limbah plastik, perajin bernama Dikko Andrey Kurniawan (26) itu mampu mendulang omzet jutaan rupiah.

Dikko menjelaskan awal mula dirinya terjun ke dalam usaha daur ulang sampah plastik berawal dari ketertarikannya untuk melestarikan lingkungan. Sejak duduk di bangku SMA, Dikko sudah aktif dalam kegiatan penanaman pohon.

"Berawal dari menanam pohon, kegelisahan saya pada keberlangsungan lingkungan berlanjut pada bagaimana upaya maupun pemanfaatan limbah sampah yang dibuang masyarakat," kata Dikko saat ditemui di kediaman sekaligus workshopnya, Wirosutan, Bantul, Senin (31/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lulusan S1 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini selanjutnya melakukan riset untuk merubah tutup botol dan kantong plastik menjadi benda yang memiliki nilai jual pada tahun 2019. Hal itu berlanjut dengan membuat pelindung smartphone dari tutup botol yang dileburkan.

"Terus kita menenun dan ternyata sampah plastik itu bisa ditenun. Dari berbagai riset yang dilakukan akhirnya kita dapat mengubah sampah plastik menjadi sebuah tenun dan kita inovasikan ke berbagai produk yang lekat dengan kehidupan sehari-hari," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Di tangan Dikko, bahan sampah ini bisa disulam menjadi berbagai macam kerajinan dari tas, topi hingga variasi jaket dengan metode tenun.

Teknisnya, berbagai sampah berupa kantong plastik hingga pembungkus berbahan plastik yang didapatkan dari bank sampah di Wirosutan dibersihkan. Selanjutnya, sampah plastik dipotong memanjang dengan lebar sekitar satu sentimeter.

Kemudian dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang diciptakan selama dua bulan pada 2020, Dikko menyulap potongan plastik sebagai pengganti benang. Kemudian pengganti benang berbahan plastik itu ditenun hingga menjadi lembaran plastik.

"Setelah jadi kain anyaman kemudian dipadukan dengan bahan lainnya sehingga menjadi tas, topi, dompet, maupun aksesoris. Dalam sehari kita bisa hasilkan 5 sampai 8 lembar anyaman plastik," ucapnya.

"Untuk lembar kain tenunan satu meter persegi rata-rata dibutuhkan sebanyak 30-35 plastik kresek. Dari sinilah kemudian kain ini dikombinasikan dengan berbagai bahan lain untuk dijadikan macam-macam produk," lanjut Dikko.

Kerajinan tenun berbahan sampah di Bantul, Senin (31/10/2022).Kerajinan tenun berbahan sampah di Bantul, Senin (31/10/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...

Alhasil, mulai tahun 2020 Dikko membuat brand 'Sawokecik'. Menurutnya, Sawokecik berasal dari dua kata Sansekerta yaitu 'sarwo' dan 'becik'.

"Yang bila diartikan adalah terus berusaha memberikan kebaikan. Ini yang tengah saya lakukan melalui usaha pemanfaatan sampah daur ulang. Memberi kebaikan pada lingkungan dan pemberdayaan pada ekonomi masyarakat sekitar," katanya.

Untuk pemasaran sendiri, Dikko masih mengandalkan secara online dan mengikuti berbagai pameran. Untuk harga produknya, Dikko mengaku beragam, mulai dari Rp 15 ribu sampai Rp 100 ribu.

"Pemasaran baru di seluruh Indonesia, untuk omzet per bulan bisa Rp 5 hingga Rp 8 juta," ucapnya.

Di sisi lain, Dikko mengaku puas bisa melestarikan lingkungan tersalurkan dalam bentuk kegiatan ekonomi. Selain itu, Dikko juga bangga karena mampu memberi pekerjaan pada warga sekitar rumahnya.

"Awalnya yang sulit itu mengajarkan dan memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa sampah plastik yang selama ini dibuang ternyata bisa dimanfaatkan. Tapi semua jadi gampang setelah mereka tahu sampah itu bisa dijadikan duit kalau mampu mengolahnya," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(aku/ams)


Hide Ads