Warga Desa Piji, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus bisa mendulang cuan dari mengubah limbah karung goni menjadi hand bag atau tas tangan cantik. Usahanya kini laris manis, produknya bahkan telah terjual ke seluruh Indonesia.
detikJateng berkesempatan untuk ke rumah pengusaha dari limbah karung goni bernama Nunung Ervana. Di rumahnya, dia nampak sibuk mempersiapkan ratusan pesanan tas tangan.
Pesanan tas itu ada yang bermotif gambar Gus Dus atau Abdurrahman Wahid mantan Presiden Republik Indonesia hingga tulisan untuk jemaah umroh dan haji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah hand bag atau tas tangan dari limbah karung goni. Untuk kualitas mengikuti tren saat ini," kata Nunung saat berbincang dengan detikJateng, Sabtu (1/3/2025).
Nunung mengatakan banyaknya perusahaan pabrik rokok di Kudus membuat banyak pula limbah karung goni di lingkungannya. Dari situ, Nunung kemudian berpikir untuk membuat kerajinan dari karung goni. Salah satunya dia membuat tas tangan yang berbahan karung goni.
"Biasanya penyimpanan cengkeh atau tembakau jadi kita bagaimana gunakan untuk sebuah karya untuk bernilai tinggi ini," ungkap dia.
Dia mengatakan tas tangan buatannya tidak kalah dengan yang ada di pasaran. Tas tangan dari karung goni buatannya diklaim lebih awet dan kuat membawa barang-barang.
"Kualitas tidak jauh dari luar. Kita kolaborasi dari bahan atau yang lain. Dan kuat tahan lama, dan kuat beberapa barang. Karena kita belajar sebelumnya tas sering rusak sehingga kita buat yang lebih kuat," ujarnya.
![]() |
Proses pembutannya dibantu oleh 10 pekerja. Mereka kata dia memiliki keahlian khusus untuk konveksi goni. Sehingga kualitas tas yang dihasilkan tidak meragukan bagi konsumen. Produksi tas 300 buah setiap bulannya.
"Perbuatannya kita ada ciri khas. Karena dengan goni khusus orang yang konveksi goni," ujarnya.
Tas buatannya dipatok harga bermacam tergantung ukuran dan bahan. Per satu buat tas tangan mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu. Tasnya itu telah terjual ke seluruh Indonesia. Sebulan bisa menjual ratusan tas tangan.
"Terjual sampai ke seluruh Indonesia. Kemarin ada logo gambar Gus Dur pesanan saat Haul Mbah Gus Dus, terus pesanan untuk umroh dan haji," jelasnya.
Dia mengaku omset yang didapatkan setiap bulannya mencapai jutaan. Sebab per bulan rata-rata terjual di atas 100 buah tas.
"Minimal 100-an terjual, kalau omzet jutaan, tapi ada lah," ungkap dia.
Cerita Awal Mula
Nunung mengatakan memulai usaha limbah karung goni sejak tahun 2019 silam. Awalnya dia membuat peci dari karung goni. Usahanya itu laris manis hingga sempat menembus pasaran ekspor.
"Dulu kita membuat peci dari goni. Itu yang menjembatani dan bisa menolong masyarakat sehingga sekarang bisa terus berkembang," ujarnya.
Usahanya ini dipasarkan lewat media sosial dan secara mulut ke mulut. Dia bersyukur usahanya kini terus berkembang pesat. Nunung mengaku bahwa usahanya itu berbantu berkat bantuan permodalan pihak swasta salah satunya dari Bank Rakyat Indonesia atau BRI.
Nunung mengaku sempat memanfaatkan kredit usaha rakyat dengan nominal Rp 5 juta sampai Rp 15 juta. Lamban laun permodalan itu membantu usahanya sampai sekarang.
"Kita gunakan kredit usaha rakyat dari Bank Rakyat Indonesia karena bunganya murah. Lumayan mudah dan membantu bagi UMKM bagi saya," ungkap dia.
Salah satu pembeli Denny mengaku sering membeli kerajinan dari milik Nunung. Menurutnya kualitas buatannya tidak kalah dengan yang ada di pasaran. Terlebih tas tangan yang kuat.
"Saya sudah sering ke sini, karena produk yang ada bagus bagus dan unik, kualitasnya juga tidak kalah dengan yang lain," ujarnya.
(afn/afn)