Pemuda Kulon Progo Sulap Limbah Jagung Jadi Kerajinan Mahal

Pemuda Kulon Progo Sulap Limbah Jagung Jadi Kerajinan Mahal

Jalu Rahman Dewantara - detikJateng
Sabtu, 30 Jul 2022 12:48 WIB
Kerajinan berbahan limbah jagung di Dusun Ngaliyan, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Rabu (27/7/2022).
Kerajinan berbahan limbah jagung di Dusun Ngaliyan, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Rabu (27/7/2022). (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Kulon Progo -

Di tangan pemuda asal Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), limbah jagung bisa disulap menjadi kerajinan bernilai jual tinggi. Produknya bahkan telah melanglang buana hingga mancanegara. Seperti apa kisahnya?

Adalah Ade Kurniawan (21) sosok di balik lahirnya Craft Imagination Product (CIP) Janggel. Usaha ini berfokus pada pembuatan kerajinan berbahan baku tongkol jagung atau umum disebut janggel.

Mulai dari sandal terapi, tempat tisu, cerutu, lukisan, kursi dan meja, hiasan dinding, hingga miniatur bangunan bisa dibikin dari limbah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CIP Janggel berdiri sejak 4 tahun lalu, saat Ade masih duduk di kelas 2 SMA. Kelahiran CIP Janggel berawal dari keresahan Ade.

Biasanya limbah jagung khususnya bagian janggel hanya menjadi sampah bagi para petani yang kemudian dimusnahkan. Proses pemusnahan sendiri dilakukan dengan cara dibakar. Hal ini berisiko memicu polusi udara.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, mahasiswa semester 4 jurusan Seni Kriya UNY ini melihat ada potensi cuan dari janggel jagung yang selama ini jarang dimanfaatkan.

"Untuk ide saya itu berawal dari lomba SMA, itu ada LS2N (Lomba Seni Siswa Nasional). Terus ibu saya itu mengolah limbah tongkol jagung ini, jadi dia habis panen terus janggelnya malah dibakar, kan menimbulkan polusi. Dari polusi itu saya kepikiran kenapa enggak saya manfaatkan aja, dibuat kerajinan dan hasilnya saya mendapatkan juara 1 (tingkat) Kulon Progo," ucap Ade saat ditemui di rumah produksi CIP Janggel di Dusun Ngaliyan, Kalurahan Ngargosari, Kapanewon Samigaluh, Kulon Progo, Rabu (27/7/2022).

Proses produksi kerajinan limbah jagung ini dimulai dengan mengeringkan bagian tongkolnya. Ada dua cara pengeringan, yakni mengandalkan sinar matahari yang memakan waktu 3-7 hari atau dengan alat oven, sekitar 1 hari pengeringan.

Setelah dipastikan kering, sisa serabut halus pada bagian janggel dihaluskan dengan mesin pengamplas. Kemudian janggel itu dipotong sesuai kebutuhan. Potongan-potongan itu lalu dirangkai sedemikian rupa hingga membentuk kerajinan yang diinginkan.

"Untuk produk-produk kami itu bervariatif, dari sendal terapi, terus lampu tidur, lampu gantung, sempat buat kursi sama meja, ada lukisan juga dan produk-produk lainnya," ucap Ade.

Limbah sisa produksi kerajinan janggel ini juga dimanfaatkan Ade untuk keperluan lain. Seperti dibuat serbuk bahan kaligrafi, atau dijual sebagai pakan ternak

"Dari olahan kerajinan tongkol jagung ini kami menghasilkan limbah. Limbah ini tidak kami buang atau dibakar, akan tetapi kami mengolahnya bisa dibuat kaligrafi juga, selain kaligrafi ini banyak sekali peternak sapi yang mengambil karena kandungan dari serbuknya ini katanya konsentrat dan proteinnya banyak," ujar putra pasangan Sumartinah (58) dan Sukisno (54) tersebut.

Kerajinan berbahan limbah jagung di Dusun Ngaliyan, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Rabu (27/7/2022).Kerajinan berbahan limbah jagung di Dusun Ngaliyan, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Rabu (27/7/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng

Meski terbuat dari limbah, Ade memastikan bahwa kerajinan janggel buatanya memiliki daya tahan yang baik. Beberapa kali uji coba membuktikan bahwa produk ini tidak rusak meski diterpa cuaca panas maupun dingin yang ekstrim.

"Untuk ketahanan udah pernah diuji coba. Kami uji coba di tanah kami diamkan sekitar 3 bulan, dan itu yang dimakan (serangga) bukan tongkolnya tapi malah bagian serabut atau gabusnya itu. Selain itu kami juga menguji di dalam kulkas. Kami diamkan selama 3 sampai 4 minggu, itu juga enggak hancur," jelasnya.

Penjualan kerajinan rambah mancanegara. Simak di halaman selanjutnya..

Rambah Pasar Mancanegara

Dari limbah jagung ini, Ade bisa membuat aneka kerajinan bernilai jual yang tinggi. Paling murah yaitu lilin aroma yang dihargai sekitar Rp 12.000-15.000. Adapun yang termahal adalah lukisan dan miniatur, dengan harga mencapai jutaan rupiah.

"Paling mahal kami jual lukisan sama miniatur. Lukisan harganya Rp 3-6 juta tergantung ukuran. Untuk miniatur Rp 2-10 an juta," ungkap Ade.

Menurutnya produk yang paling diminati masyarakat adalah kerajinan untuk keperluan rumah tangga. Seperti misalnya tempat tisu, tatakan gelas serta asbak.

"Produk paling diminati ada tempat tisu, ada wall decor, tatakan gelas, sama asbak itu di bandara (lokasi penjualan) juga lumayan cepat," ucapnya.

Soal pemasaran, CIP Janggel tidak hanya merambah pasar lokal saja. Melainkan hingga mancanegara.

"Untuk penjualan kami sudah di luar Jawa, sempat juga dikirim ke luar negeri itu ada di Amerika sama di Jerman," ujarnya.

Sementara itu salah satu konsumen CIP Janggel, Dina mengaku tertarik membeli kerajinan janggel karena unik. Sepengetahuannya, janggel hanyalah sampah, tapi di tangan Ade justru bisa jadi produk layak jual.

"Biasanya kalau tongkol jagung itu dibuang sih, tapi ini bisa dijadikan untuk kerajinan. Jadinya unik. Saya sendiri tadi beli tempat tisu," ucapnya.

Terkait harga, Dina menyebut bahwa produk yang ditawarkan CIP Janggel tergolong cukup terjangkau. "Sangat terjangkau, tadi tempat tisu Rp 40.000, termasuk masih murah," ujarnya.

Kerajinan berbahan limbah jagung di Dusun Ngaliyan, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Rabu (27/7/2022).Kerajinan berbahan limbah jagung di Dusun Ngaliyan, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Rabu (27/7/2022). Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng
Halaman 2 dari 2


Simak Video "Mengalami Insiden Terperosok di Air Saat Bermain Offroad di Yogyakarta"
[Gambas:Video 20detik]
(aku/aku)


Hide Ads