Salah satu makanan tradisional legendaris asal Wonogiri adalah nasi tiwul. Tak heran jika sejumlah warung makan di Wonogiri menyediakan menu makanan pengganti nasi beras itu.
Salah satu warung makan di kawasan perkotaan Wonogiri menjual nasi tiwul dengan sajian yang berbeda dan berbeda dengan umumnya. Warung Makan Pak Tesy yang berlokasi di Jalan Ir Soekarno Wonogiri, tepatnya di utara Kantor DPRD Wonogiri ini menyajikan nasi tiwul goreng.
"Setiap hari kami pasti menyediakan nasi tiwul. Dan setiap hari pasti ada yang membeli nasi goreng tiwul," kata pemilik warung Pak Tesy, Suwarno, kepada detikJateng, baru-baru ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak berjualan mulai 2001, warung Pak Tesy sudah menjual menu nasi tiwul goreng. Di sisi lain, warung itu juga menjual aneka masakan jawa dan khas Wonogiri.
Menurut Suwarno cara memasak goreng tiwul tidak berbeda jauh dengan nasi goreng pada umumnya. Begitu juga dengan bahan atau bumbu yang diracik. Bumbu nasi goreng tiwul berupa cabai, bawang merah, bawang putih, kemiri, garam dan penyedap rasa.
"Bedanya kalau nasi goreng tiwul ini tidak memakai kecap, jadi lebih original. Pakai bumbu itu sudah cukup sedap. Telurnya bisa dicampur, bisa juga diceplok. Ya hanya pakai telur itu, tidak pakai ayam atau yang lainnya (toping lain)," ungkap dia.
Meski cara membuat nasi tiwul goreng mudah, kata Suwarno, namun yang memerlukan waktu lama adalah proses membuat tiwulnya. Bahkan pada musim kemarau pun proses membuat tiwul membutuhkan waktu satu pekan.
"Kalau sepe-nya (ketela) dari tegalan, nanam sendiri. Kemudian dibersihkan dicuci dan dijemur. Cuci dan jemurnya sampai dua kali. Kemudian diselepne (digiling halus). Biasanya untuk kebutuhan warung habis 2 kilogram setiap hari," ujar dia.
Ia menuturkan pelanggan setia atau pecinta nasi goreng tiwul rata-rata generasi tua. Tak jarang para ASN dan pegawai perkantoran di wilayah Wonogiri turut mencicipi nasi goreng tiwul di warung Pak Tesy.
"Satu porsi Rp 10.000 saja, sudah pakai telor. Harga cabai mahal, tetap bisa pedas harganya," kata Suwarno.
Salah satu pelanggan nasi goreng tiwul di warung makan Pak Tesy adalah Bintoro. ASN Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Wonogiri itu mengaku suka dengan nasi goreng tiwul di sana.
"Makan nasi goreng tiwul ini sembari nostalgia saat masih kecil. Sekarang kalau makan tiwul harus ke warung. Karena di rumah juga gak ada yang bisa membuat," kata dia.
Menurutnya makan tiwul goreng juga menjadi bentuk pelestarian masakan tradisional.
"Menurut saya kalau nasi tiwul goreng ini lebih khas. Bedanya dengan nasi goreng biasa itu rasanya lebih asin dan bawangnya lebih semu mentah. Tapi rasanya tetap mantap," kata Bintoro.
![]() |
(aku/aku)