Menteri Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Teten Masduki membuka pameran seni rupa Yogya Annual Art #7 di Sangkring Art Space Jalan Nitiprayan No 88, Kasihan, Bantul, Selasa (5/7) sore. Saat membuka pameran itu, Teten mengungkap seniman telah menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini 7,24 persen.
"Seniman sumbangannya terhadap PDB 7,24 persen," kata Teten saat membuka YAA #7, di Sangkring Art Space Jalan Nitiprayan No 88, Kasihan, Bantul, Selasa (5/7/2022) sore.
Teten menjelaskan potensi seni dan budaya atau disebut ekonomi kreatif di Indonesia sangat besar. Bahkan, ekonomi kreatif ini yang mampu mendorong Indonesia bisa setara dengan negara-negara maju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira ini dari sisi pemerintah saya coba kaitkan memang ini salah satu ekonomi kreatif. Salah satu kekuatan kita, jika negara maju punya ilmu pengetahuan, kita punya DNA seni dan budaya yang luar biasa untuk bersaing," kata Teten.
Sumbangan ekonomi kreatif ini, lanjut Teten, terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sangat besar. Angka pertumbuhannya bisa menyamai pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kalau saya lihat di ekonomi kreatif ini pertumbuhannya, hampir sama dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Ekonomi kreatif di 5,06 persen," jelas Teten.
Dengan modal tersebut, kata Teten, ekonomi kreatif bisa berperan penting untuk mendukung target ekonomi digital. "Seniman saat ini sudah masuk ekonomi digital. Masuk era NFT. Bagi Indonesia Tahun 2030 nilai digital kita itu Rp 5.400 triliun terbesar di Asia Tenggara," katanya.
Sedangkan, lanjut Teten, proyeksi PDB dari ekonomi kreatif tahun ini mencapai Rp 1.274 triliun. "Total keseluruhan proyeksi PDB dari ekonomi kreatif itu Rp 1.274 triliun," jelasnya.
Teten menambahkan, ke depan dunia seni harus siap masuk ke pasar digital. Ini agar Indonesia bisa menjadi trend setter dunia.
"Jadi ke depan seperti seni pertunjukan, termasuk juga animasi, kita harus siap masuk ke dalam pasar digital dunia," katanya.
"Dengan teknologi digital life style seluruh dunia hampir seragam. Tinggal sekarang siapa punya penetrasi kuat, akan menguasai. Tinggal kita menjadi follower atau trend setter," jelasnya.
(apl/ahr)