"Baru minggu kemarin (minyak goreng curah tersedia)," kata pemilik agen minyak goreng curah Toko Sumber Rezeki di Pasar Sunggingan, Boyolali, Alim Sugiyarto, kepada para wartawan Rabu (20/4/2022).
Alim mengatakan sejak pekan kemarin sudah tiga kali mendapatkan pasokan minyak goreng curah dari distributor di Semarang. Setiap pasokan toko miliknya mendapat 7,4 ton dan ditampung dalam tangki penyimpanan yang berada di tokonya tersebut.
"Sebelumnya saya minta dua bulan terakhir nggak ada barangnya. Ini perlahan mulai normal lagi pasokannya. Jadi ini kalau habis kita minta lagi. Karena satu tangki bisa habis sehari. Apalagi jelang lebaran banyak UMKM goreng dan pasar-pasar yang butuh," ujarnya.
Saat pertama kali datang pekan kemarin, kata dia, dalam satu jam stok minyak goreng curah 7,4 ton itu langsung habis.
"Begitu dibuka satu jam sudah habis 7,4 ton migor (minyak goreng), karena sebelumnya kan sempat susah dapatnya. Begitu ada langsung pada datang. Untuk harganya Rp 15.500/kilogram," jelasnya.
Sesuai arahan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), lanjut dia, diberlakukan pembatasan pembelian. Setiap pembeli harus menyerahkan satu foto kopi KTP dan setiap KTP hanya mendapatkan satu jeriken atau 17 kg dengan harga Rp 263.500. Pembatasan pembelian ini dimaksudkan untuk pemerataan.
Tak hanya pelanggan saja, tetapi masyarakat umum juga bisa membeli minyak goreng curah di agen ini.
Diwawancara terpisah, salah seorang pembeli, Ahmad Suwandi, yang merupakan warga Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota mengaku senang dengan tersedianya minyak goreng curah di Pasar Sunggingan. Sebagai pelaku UMKM ayam goreng dan keripik usus, dia sangat membutuhkan minyak goreng curah. Apalagi jelang lebaran, pesanan keripik usus mulai naik.
"Baru tiga kali ini ada (minyak goreng curah). Biasanya adanya di Solo, itu pun nggak kebagian. Padahal tiap hari produksi," kata Ahmad Suwandi.
Dia memilih minyak goreng curah karena harganya lebih murah dibandingkan kemasan. Selama minyak goreng curah sulit didapat, dia sempat menggunakan minyak goreng kemasan hingga akhirnya rugi.
"Kemarin sempat nekat pakai migor kemasan, ya buat bertahan saja, walaupun nggak cucuk," imbuh dia.
Sekali produksi, Ahmad membutuhkan 20 kg minyak goreng untuk menggoreng 50 ekor ayam dan 25 kg usus. Dia berharap harga minyak goreng curah bisa turun dan kembali normal seperti sebelum terjadi kenaikan beberapa waktu lalu.
Kapolsek Boyolali Kota, AKP Joko Winarno, menambahkan pasokan minyak goreng mulai ada dan pihaknya tetap mengamankan antrean pembeli. Termasuk agar protokol kesehatan tetap terjaga.
"Setiap 30 antrean disetop dulu. Begitu selesai lanjut lagi 30 antrean untuk menghindari kerumunan. Karena mengingat kondisi pasar juga. Pengamanan ini juga untuk mengantisipasi tindak pidana lain," kata Joko Winarno di lokasi.
Menurut dia, ketersediaan minyak goreng curah baru ada di agen Pasar Sunggingan yang mendapat pasokan dari Semarang. Sementara Pasar Boyolali Kota belum mendapat pasokan, karena distributor minyak goreng curah dari Klaten masih kosong.
(sip/aku)