Perajin Rempeyek Cethul Khas Magelang Mulai Geber Stok untuk Lebaran

Perajin Rempeyek Cethul Khas Magelang Mulai Geber Stok untuk Lebaran

Eko Susanto - detikJateng
Selasa, 05 Apr 2022 04:33 WIB
Perajin peyek Cethul di Magelang.
Foto: Eko Susanto/detikJateng
Kab Magelang -

Perajin rempeyek atau peyek cethul di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mulai bersiap menambah stok untuk memenuhi permintaan yang biasa melonjak saat Lebaran. Meski begitu, para perajin terpaksa menaikkan harga karena kesulitan mendapatkan minyak goreng dan naiknya harga bahan baku cethul.

Magelang memang memiliki peyek khas berbahan ikan cethul atau ikan cetol. Rasanya yang gurih renyah ini kian diminati jelang lebaran.

Produksi rempeyek atau peyek cethul (ikan kecil-kecil) menjelang datangnya lebaran di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengalami peningkatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu perajin peyek cethul adalah Susilowati (44), warga Mertan, Desa Paremono, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Jika sebelumnya dirinya memproduksi peyek cethul tiga kali sepekan, memasuki puasa ini, produksi peyek digeber tiap hari.

Digebernya produksi peyek ini dilakukan untuk stok Lebaran. Susilowati mengaku saat ini menemui kendala dalam hal bahan baku. Pasalnya, harga minyak goreng saat ini naik, ditambah dengan bahan baku cethul yang semakin naik.

ADVERTISEMENT

"Kendala di minyak sama pethul. Cethul dipasok dari Rembang, Semarang, Jawa Timur, seminggu dua kali," ujar Susilowati saat ditemui di sela-sela membuat rempeyek di rumahnya, Senin (4/4/2022).

Perajin peyek Cethul di Magelang.Perajin peyek Cethul di Magelang. Foto: Eko Susanto/detikJateng

Susilowati menambahkan, saat puasa seperti sekarang, bahan baku cethul juga mengalami kenaikan. Jika sebelumnya per kilogram seharga Rp 23.000 sekarang naik Rp 2.000 jadi Rp 25.000.

"Datang dalam basah terus digoreng. Sehari dapat 25 kilo rempeyek. Pembuatan dilakukan, Minggu (3/4) sampai H-1 Lebaran," tuturnya.

"Alhamdulillah ini pesanan mulai datang," ujar Susi yang menyebut rempeyek diambil para tengkulak.

Susilowati menyebut, saat ini pihaknya terpaksa menaikkan harga jual peyek cethul. Jika sebelumnya harga jual perkilo Rp 50.000, kemudian sekarang naik Rp 10.000 menjadi Rp60.000.

Sementara itu, perajin lainnya, Sumarni (69), mengatakan, rempeyek yang dibuatnya diambil tengkulak dari wilayah Rambeanak, Kecamatan Mungkid.

"Alhamdulillah tiap hari buat (baik puasa maupun tidak). Sehari dapat 26 kg rempeyek," ujarnya.




(aku/aku)


Hide Ads