Minyak Goreng Langka Jadi Berkah Perajin Minyak Kelapa di Bantul

Minyak Goreng Langka Jadi Berkah Perajin Minyak Kelapa di Bantul

Pradito Rida Pertana - detikJateng
Kamis, 10 Mar 2022 03:41 WIB
Perajin minyak kelapa di Pedukuhan Mangiran, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/3/2022).
Perajin minyak kelapa di Pedukuhan Mangiran, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/3/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng
Bantul -

Masih mahal dan langkanya minyak goreng membuat beberapa orang beralih menggunakan minyak kelapa. Hal tersebut membuat perajin minyak kelapa di Pedukuhan Mangiran, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, DIY, mendulang pundi-pundi rupiah.

Perajin minyak kelapa di Pedukuhan Mangiran, Sulastri (65), menjelaskan sudah lebih dari 20 tahun menekuni produksi minyak kelapa rumahan. Sulastri meneruskan usaha turun-temurun keluarganya.

"Saya memulai membuat minyak kelapa sejak tahun 80-an," kata Sulastri saat ditemui di rumahnya sekaligus tempat produksi minyak kelapa, Rabu (9/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara produksi minyak kelapa

Perempuan murah senyum ini selanjutnya menjelaskan bagaimana tahapan dalam memproduksi minyak kelapa. Menurutnya hal pertama adalah mencukil daging kelapa terlebih dahulu.

"Kelapa dicukil dan dagingnya direndam satu malam. Selanjutnya paginya diparut, diperas dan dipanaskan di dalam drum hingga keluar minyaknya," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dalam sehari, Sulastri mengaku mampu menghabiskan 500 butir kelapa. Di mana dari 500 butir tersebut, dia dan 3 karyawannya mampu memproduksi puluhan liter minyak kelapa.

"Sehari bisa memproduksi 40-45 liter, itu dari 500 butir kelapa. Kalau kelapanya ini beli dari Panjatan, kalau tidak ya ambil dari Jambi, Palembang atau Kalimantan," ujarnya.

Perajin minyak kelapa di Pedukuhan Mangiran, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/3/2022).Perajin minyak kelapa di Pedukuhan Mangiran, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Rabu (9/3/2022). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng

Harga minyak kelapa

Lebih lanjut, minyak tersebut dia jual dalam bentuk curah hingga sudah melalui proses dari pabrik minyak kelapa di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pasalnya, selama ini yang membeli hasil produksinya kebanyakan dari pabrik minyak kelapa tersebut.

"Jadi yang curah itu per liter Rp 22 ribu, biasanya diambil pabrik dari Kabupaten Purworejo. Kalau ada yang minta (beli) minyak kelapa bening itu biasanya saya ambil 2 sampai 3 dos di pabrik itu dan saya jual Rp 28 ribu per liter," katanya.

Menurutnya, harga tersebut naik dibanding sebelum langkanya minyak goreng. Terlebih, saat ini permintaan akan minyak kelapa sangat tinggi bahkan hingga Sulastri tidak mampu menyanggupinya.

"Minyak kelapa saat ini juga ikut mahal, per liter Rp 22 ribu karena sebelumnya Rp 17 sampai Rp 18 ribu. Naiknya karena banyak peminatnya, pabrik itu yang minat terus diolah lagi jadi bening," ucapnya.

Bahkan, selama minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu langka, dia dan karyawannya jarang libur. Hal itu karena melonjaknya pesanan baik dari dalam dan luar negeri.

"Yang pabrik itu berapa pun mau membayar, terus pernah juga dapat order dari luar negeri tapi saya tidak mampu, lha mintanya satu kontainer. Karena itu saya seadanya saja, paling sehari produksi 45 liter minyak kelapa," kata Sulastri.

Perbedaan minyak goreng sawit dan minyak kelapa

Terkait perbedaan minyak goreng dengan minyak kelapa, Sulastri menyebut lebih kepada kandungan kolesterol. Di mana minyak kelapa ini nol kolesterol.

"Minyak kelapa nol kolesterol, ini lebih bagus dan lebih sehat dibandingkan minyak goreng sawit. Terus kalau produksi minyak kelapa ini banyak untungnya, seperti batoknya bisa dijual lagi untuk bahan kerajinan," ucapnya.




(rih/rih)


Hide Ads