Klaten Coffee Festival 2025 tak sekadar ajang menikmati seduhan kopi. Bagi pelaku UMKM, festival ini menjadi momentum penting untuk memperkenalkan produk sekaligus menggairahkan ekonomi lokal.
Gelaran yang berlangsung di Alun-alunKlaten pada 18-19 Oktober itu diikuti 60 tenant, dengan 40 di antaranya merupakan pelaku usaha kopi lokal. Mereka berasal dari berbagai kecamatan, termasuk Trucuk, Kemalang, dan Klaten Tengah.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, mengatakan gelaran Klaten Coffee Festival ketiga tersebut semakin meriah dibanding sebelumnya. Pihaknya pun bakal menggelar event tersebut setiap tahun.
"Kami bersyukur sehingga insyaallah event ini akan kita adakan terus setiap tahun dalam rangka agar kemudian industri kopi di Kabupaten Klaten ke depan bisa berkembang," jelas Hamenang.
Selain itu, Hamenang menyebut kopi di Klaten telah berkembang yang awalnya muncul produk kopi Sapu Angin di kawasan Kemalang, kini muncul produk dari Trucuk.
"Kita tahu sudah ada produk kopi Kabupaten Klaten yang muncul. Di atas ada Sapu Angin dan sekarang ada rintisan juga di Kecamatan Trucuk," sebutnya.
Dengan adanya event tersebut, Hamenang berharap, budaya ngopi di Klaten semakin berkembang. Dengan begitu, hal tersebut dapat mendongkrak industri kopi di Klaten.
"Dengan adanya festival ini agar kemudian budaya ngopi ini semakin berkembang sehingga industrinya juga ikut berkembang," katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Pemkab Klaten, Anang Widjatmoko, menjelaskan event tersebut mengusung tema Peningkatan Potensi Kopi di Klaten. Anang menyebut kedai kopi semakin menjamur di Klaten. Sebab itu, dia menjelaskan, potensi kopi di Klaten dapat dikembangkan.
"Ternyata saya tadi merasakan beberapa kopi, walaupun saya sebenarnya jujur tidak penggemar kopi, tetapi malam ini saya nyoba ternyata rasanya ada yang dimatch dengan dawet dan sebagainya. Ini luar biasa," imbuhnya.
(akn/ega)