5 Fakta Pilu Sekeluarga 5 Orang-1 Janin Tewas dalam Kebakaran di Semarang

Round-Up

5 Fakta Pilu Sekeluarga 5 Orang-1 Janin Tewas dalam Kebakaran di Semarang

Tim detikJateng - detikJateng
Sabtu, 26 Jul 2025 07:00 WIB
Tim Labfor Polda Jateng mendatangi lokasi kebakaran di Jalan Pesanggrahan Raya, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jumat (25/7/2025).
Tim Labfor Polda Jateng mendatangi lokasi kebakaran di Jalan Pesanggrahan Raya, Kelurahan Mlatibaru, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jumat (25/7/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Solo -

Insiden kebakaran menerpa kawasan Jalan Pasenggrahan, Mlatibaru, Kota Semarang. Dua rumah hangus terbakar, dengan lima penghuninya, termasuk perempuan yang tengah mengandung, tewas.

Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Semarang, Ade Bhakti Ariawan, menerangkan informasi terbakarnya dua rumah diterima pihaknya pada pukul 02.15 WIB.

"Warga setempat melihat api berkobar dari belakang rumah lalu menghubungi Kantor Dinas Pemadam Kebakaran," kata Ade saat dihubungi detikJateng, Jumat (25/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat damkar tiba di lokasi, api sudah besar dan cepat merambat. Saat api berhasil dipadamkan dan dilakukan evakuasi, ternyata dua keluarga di dalamnya ditemukan tewas.

ADVERTISEMENT

"Meninggal semua, ada lima orang, salah satunya ibu hamil lima bulan. Kebakaran terjadi jam segitu ya, orang sedang istirahat," ujarnya.

Warga Dengar 2 Ledakan

Nugroho (50), salah satu warga yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian bercerita ia mendengar teriakan warga lainnya sekitar pukul 02.00 WIB. Saat itu, dia masih berada di dalam rumah.

"Waktu itu saya masih di dalam rumah. Ada yang teriak 'kebakaran'. Saya langsung keluar, lihat api sudah tinggi. Warga panik semua," tuturnya.

Nugroho mengaku sempat mendengar dua kali ledakan.

"Warga ada yang mukul-mukul tiang listrik, ada yang telepon pemadam, yang lain ambil selang dan air dari selokan juga pakai ember," ungkapnya.

"Sempat dengar ada dua kali ledakan. Sepertinya dari sepeda motor di dalam rumah," lanjutnya.

Kondisi rumah yang terbakar dan menewaskan lima orang satu keluarga di Semarang.Kondisi rumah yang terbakar dan menewaskan lima orang satu keluarga di Semarang. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Diduga karena Korsleting

Kapolsek Semarang Timur, Iptu Andy Susanto, mengatakan dua sakti mata mengungkapkan melihat kepulan asap tebal dan api yang sudah membumbung dari rumah tersebut.

"Kedua saksi langsung berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Warga pun berusaha memadamkan api dengan alat seadanya, tapi belum berhasil," kata Iptu Andy di lokasi kejadian, Jumat (25/7/2025).

Damkar yang tiba di lokasi pukul 02.30 WIB berhasil memadamkan apinya sekitar pukul 03.15 WIB. Namun, lima penghuninya tak bisa diselamatkan.

"Mereka terjebak di dalam karena satu-satunya akses keluar berada di bagian depan rumah yang lebih dulu terbakar. Tidak ada yang selamat," jelas Andy.

Kelima korban merupakan satu keluarga. Berdasarkan hasil identifikasi awal, korban terdiri dari tiga perempuan dewasa dan dua anak kecil. Salah satu korban perempuan diketahui sedang hamil.

"Korban ditemukan di berbagai titik rumah. Ada yang di ruang tamu, di bawah tempat tidur, dan di belakang rumah. Salah satu anak sempat berusaha keluar, tapi ditemukan sudah dalam kondisi terbakar di ruang depan," terang Andy.

Pihak kepolisian bersama Tim Inafis Polrestabes Semarang telah melakukan olah TKP dan identifikasi awal. Dugaan sementara, kebakaran dipicu korsleting.

"Informasi dari saksi yang sebelah rumah ada korsleting listrik, kena kabel optik sehingga menjadi pemicu kebakaran. Juga di ruang tengah di bawah itu kan ada motor, sehingga pemicunya motor diduga meledak nyambar bensinnya," ungkapnya.

Adapun identitas korban tewas masing-masing:

  • Aminah (65)
  • Amalia (33) (kondisi hamil)
  • Muhamad Aditya (14)
  • Kimora Azzalea Racmadi (4)
  • Saidah, perempuan (55)

Korban Terlihat Ceria Sehari Sebelum Kejadian

Para guru SMP Kartiyoso Semarang, tempat Aditya bersekolah, mendatangi lokasi rumah terbakar. Gurunya menyebut korban lebih ceria sehari sebelumnya.

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Dyong Wahyuni menyampaikan duka mendalam atas kepergian salah satu siswanya, Muhammad Aditya (14), yang menjadi korban dalam tragedi tersebut.

"Anaknya itu kemarin masih ceria sekali di sekolah. Nggak ada feeling apa-apa. Dia semangat sekali belajar," kata Dyong.

Menurut Dyong, Adit sempat mengalami masa sulit dan enggan bersekolah. Namun pihak sekolah melakukan pendekatan dan kunjungan rumah, hingga akhirnya Adit kembali semangat dan aktif belajar di kelas 7C.

"Kita tiga hari yang lalu ke sini untuk home visit, kenapa sih tidak berangkat sekolah. Tapi kemarin ini sudah berangkat, ceria, salim bahkan tiga kali dengan kami. Anaknya lebih ceria dari biasanya. Anaknya baik, santun sama bapak ibu guru santun sekali," ungkapnya.

Selengkapnya di halaman berikutnya:

Korban Bertambah Jadi 6

Kapolsek Semarang Timur Iptu Andy menjelaskan korban tewas kebakaran tersebut bertambah jadi 6. Pasalnya, bayi yang dikandung Amalia juga dihitung sebagai korban.

"Tadi janinnya dikeluarkan, akhirnya korban ini sekarang menjadi enam secara medis," paparnya.

Ia mengatakan, saat peristiwa tersebut usia kehamilan korban sudah masuk usia 5-6 bulan.

Murid dan guru SMP Kartiyoso Semarang mendoakan korban kebakaran rumah di Jalan Pesanggrahan Raya, Mlatibaru, Semarang Timur, Kota Semarang, Jumat (25/7/2025).Murid dan guru SMP Kartiyoso Semarang mendoakan korban kebakaran rumah di Jalan Pesanggrahan Raya, Mlatibaru, Semarang Timur, Kota Semarang, Jumat (25/7/2025). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng

Pemkot Bantu Bangun Rumah-Pemakaman Korban

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, mendatangi lokasi kebakaran. Ia menuturkan dari pemeriksaan awal, kebakaran diduga terjadi karena korsleting listrik yang diakibatkan colokan berlebih yang tidak sesuai kapasitas.

"Imbauannya satu colokan jangan banyak-banyak, berbahaya. Karena itu berarti menimbulkan panas, kabelnya meleleh. Edukasi untuk itu memang harus dilakukan," ungkapnya.

"Seringkali satu colokan dipakai untuk banyak alat. Padahal itu bisa memicu panas berlebih, kabelnya meleleh dan korsleting. Kalau beli kabel atau stop kontak, tanyakan kapasitasnya. Toko listrik pasti tahu," jelasnya.

Selain menyampaikan belasungkawa, Agustina berkata pihaknya juga bakal memberi bantuan. Salah satunya adalah membangun kembali rumah korban dari anggaran APBD.

"Rumahnya nanti kami bangun baru, untuk pembangunan Rp 40 juta menurut saya cukuplah. Nanti kalau nggak cukup saya akan berusaha mencarikan bantuan-bantuan dari pihak swasta," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heru Soekandar, berujar pihaknya bergerak cepat dan berkoordinasi dengan lintas unsur masyarakat seperti karang taruna maupun kelurahan untuk mempercepat pengambilan jenazah dari rumah sakit.

"Disperkim nanti membangunkan rumahnya. Kemudian anaknya (yang selamat) itu jadi perhatian kita semua, termasuk juga tadi pengambilan jenazah, kita bareng-bareng," kata Heru di lokasi.

"Karena rumah sakit juga ada biayanya, tadi kami gotong royong dengan warga dan Karang Taruna. Total kebutuhannya sekitar Rp 18 juta. Yang penting jenazah bisa diambil dan dimakamkan," lanjutnya.

Ia mengatakan, anak yang selamat dari peristiwa tersebut menjadi perhatian bersama. Ia turut meminta warga untuk menjaga dan merawat anak tersebut.

"Tadi sudah kita tawarkan ke Panti Mardi Utomo, sudah disiapkan. Bisa sekolah dari SD sampai SMA. Tapi mungkin yang bersangkutan karena di sini masih ada keluarganya, kita lihat inginnya seperti apa. Yang penting kita pantau kebutuhan dari yang bersangkutan bagaimana," ungkapnya.

Heru menambahkan, pihaknya juga menyiapkan santunan kematian untuk korban dewasa.

"Ibunya kan kemarin sebenarnya ngurus santunan kematian untuk bapaknya. Malah meninggal, Jadi yang dapat nanti Bapak sama Ibunya anaknya," tuturnya.

Adapun anak korban yang kini duduk di kelas 6 SD, kemungkinan akan dialihkan ke sekolah baru tahun depan.

"Mungkin tahun berikutnya di sekolah rakyat kalau di Rawosari sudah buka mungkin bisa masuk. Tapi kita tawarkan dulu ke anaknya kalau anaknya mau, kita fasilitasi ke sana," kata dia.

Halaman 2 dari 2
(apu/afn)


Hide Ads